Kesal, sekaligus cemas kali ini yang dirasakan Zahra, ia tidak tau kemana mobil ini akan melaju, yang jelas perasaan Zahra sangat campur aduk sekali setelah kakaknya mengatakan bahwa dirinya memiliki hutang yang amat besar, apalagi ketika dirinya mengetahui bahwa satu-satunya solusi dari semua hutangnya adalah dengan menikahkannya dengan orang yang disebelah Zahra saat ini. Muak sekali Zahra memikirkan semuanya, perasaannya benar-benar ingin sekali memukul benda-benda disekitarnya atau lebih tepatnya meluapkan kekesalannya kepada sang kakak yang berani sekali membuat hutang yang begitu besar. Sebenarnya ia juga ingin sekali menangis kali ini, tapi Zahra selalu menahannya, karena dirinya sedang bersama Nanda. Apalagi ketika bertemu saja, Nanda sudah berani memaksanya pergi berdua.
"Makin besar makin cantik aja Ra." ucap Nanda sembari tersenyum dengan tangannya yang masih memegang kemudi mobil Jazz itu.
"Terakhir kali aku ketemu sama kamu kapan ya ?" lanjut Nanda.
"Seingatku ketika kelulusan SMA kakak sama kak Rizky dulu." ucap Zahra.
"Oh iyaa, gak nyangka ya udah 5 tahun aku nggak ketemu sama kamu." ucap Nanda kembali.
"ya, padahal aku berharap nggak ketemu lagi sama kakak." ucap Zahra sudah sinis.
"Wow. Aku suka banget cewek cuek, lebih asik. Kamu udah tau semuanya dari kakakmu?" tanya Nanda. Ia benar-benar merasa seru sekali kalau berhubungan dengan Zahra yang cuek seperti ini.
"Iyalah, lagian kalo mau nikah. Ya jangan dari pemaksaan begini lah. Cari calon istri yang baik. Bukan malah maksa-maksa aku dengan alasan bayar hutang juga. Kalo kakakku punya hutang, pasti akan dilunasi. Bukan malah mengorbankan ku!!"ucap Zahra meluapkan kekesalannya.
"Hahaha, kalo gak dipaksa, kamu pasti gak mau nikah sama aku kan?" tanya Nanda lagi dengan tersenyum, kali ini ia sedang memarkirkan mobilnya disebuah kedai.
"lagian kalo dipaksa juga, aku gak bakalan mau nikah sama kakak!!" ucap Zahra.
"Hahaha, lucu banget! tapi sayang, kamu akan jadi milikku Ra. Lagian apa kamu nggak curiga kenapa kakak kamu bisa mempunyai hutang sebesar itu?" tanya Nanda.
"Ya mungkin untuk menambah barang-barang ditoko dan keperluan lainnya." ucap Zahra santai. Tapi sebenarnya Zahra juga berpikir ada benarnya juga ia harus mencurigai kak Fani. Karena memang gaya hidup kak Fani terbilang tinggi. Setiap bulannya, kak Fani selalu perawatan kecantikan, seminggu sekali senam yoga dll.
"Apa kamu nggak curiga kalau kak Fani yang udah boros banget atau bahkan ia korupsi uang toko." ucap Nanda. Namun Zahra berusaha menepis pikiran-pikiran buruk tentang kakak iparnya itu. Ia tidak mau suudzon dengan sang kakak, apalagi kan dia baru saja melahirkan keponakannya, dedek bayi bernama Ziyad.
"Tuhkan. Baru aja aku ketemu sama kakak, kakak malah ngejelek-jelekkin keluarga aku. Toko kita itu milik bersama, gak ada namanya korupsi-korupsi." jelas Zahra.
"Ya maksudnya paling boros kan bisa." ucap Nanda.
"Kalo soal itu mungkin ada benarnya juga. Tapi memang baru-baru ini kak Rizky juga udah beli mobil baru lagi buat Toko."ucap Zahra.
"Oke, selamat menyelidiki kakak iparmu yang meresahkan itu." ucap Nanda tiba-tiba.
"ya mungkin kakak ada benarnya juga kalau aku harus menyelidikinya. Tapi aku lebih percaya sama kak Rizky sendiri dibanding sama kak Nanda." ucap Zahra.
"Okee terserah kamu cantik." ucap Nanda sambil mengedipkan satu matanya. Zahra hanya melihatnya hanya jijik dan heran mengapa orang ini narsis sekali.
"Sekarang daripada mikirin itu, coba kamu liat deh, ke sebelah kiri kaca mobil, ada kedai Seblak, lebih baik kita makan dulu." ucap Nanda.
"Hmmm oke."
"oh iyaa Jangan lupa, kamu juga harus siapin mental kalau bulan depan kita akan menikah." ucap Nanda santai sambil keluar dari mobil. Zahra hanya kaget dengan mulut menganga, ia tak menyangka kalau Nanda menginginkan pernikahan secepatnya.
apa? dia benar-benar gila. pikir Zahra.
...****************...
Mobil jazz abu itu kini sudah terparkir didepan rumah Zahra, mengantarkan Zahra setelah menjadi saksi perdebatan sepanjang jalan Zahra dan Nanda. Mereka berdua selalu saja bertengkar disepanjang perjalanan. Zahra pun keluar dari mobil dengan diikuti Nanda.
"ngapain ikut keluar ?" tanya Zahra julid.
"Ya mau salam ke Mami calon mertua lah. Emangnya gak boleh?" tanya Nanda sambil tersenyum. Senang sekali ia menjahili Zahra.
"Ih pede banget, udah gak usah. Lagian ibuku lagi sibuk."ucap Zahra. Tidak sadar padahal Bu Mela sudah memperhatikannya dari jendela. Ia penasaran dengan siapa Zahra turun dari mobil.
"Ra, temennya ajak masuk dong. Jangan diluar terus." ucap sang ibu. Sontak membuat Zahra kaget karena ternyata ibunya sudah berada didepan pintu.
"Oh iya Bu, emang boleh saya mampir dulu?" tanya Nanda, hatinya kegirangan mendengar kalau Bu Mela juga menyuruhnya untuk mampir dulu. Berbeda dengan Zahra, ia langsung memasang wajah cemberut dengan bibir seperti bebek.
"boleh lah, masa nggak boleh, hayu nak." ucap Bu Mela.
Mereka pun akhirnya masuk ke dalam rumah.
"Kamu ini temennya Zahra ya?" tanya Bu Mela setelah menyiapkan kopi untuk Nanda.
"Hehe, aku temennya Rizky Bu. Kenalin aku Nanda. Masa ibu nggak inget sih ? dari kecil kan aku sering banget main ke sini." ucap Nanda. Ia dan Rizky memang sudah berteman sejak kecil.
"Oh, kamu Nanda yang dulu gemuk kan ya?" tanya Bu Mela antusias.
"Hehe iya betul Bu." ucap Nanda tersipu malu mendengar ucapan Bu Mela yang hanya mengingat dulu badannya memang gemuk.
"Masya Allah sekarang ganteng banget. Sampe ibu nggak ngenalin kamu. Ya Allah kasep." ucap Bu Mela bahagia.
Setelah ngobrol ngaler-ngidul, Nanda pun pamit pulang bersamaan dengan Rizky yang baru aja pulang dari toko.
"Wah ini yang lagi kasmaran masih aja ngapel ke rumah." ucap Rizky yang sudah datang tiba-tiba menyambar dengan perkataan seperti itu.
"hah?" Bu Mela kaget.
"Hehehe, dia suka sama Zahra Bu." ucap Rizky.
"Oalah iyaa iyaa. Pantesan kalian pulang berduaan, abis kencan ya? ekhem ekhem." Bu Mela langsung antusias.
"Do'ain ya Bu, semoga saya bisa sama Zahra. " ucap Nanda.
"Ibu do'ain semoga kalian bisa cepet-cepet menikah.Aamiin." ucap Bu Mela.
"Aamiin ya Allah."
"wah dapet lampu hijau dari mamah mertua nihh. hahahaha." ucap Rizky.
"Udahlah gue pulang dulu ya bro, Bu, saya pulang dulu." ucap Nanda beranjak dari tempat duduknya.
"ZAHRAAAAAAAA!!!!!!" Teriak Bu Mela.
Karena sejak Nanda mampir ke rumah, Zahra di kamar saja. Nanda hanya ngobrol bersama ibunya. Mendengar ibunya memanggil nya, ia pun segera bergegas keluar kamar.
"Apaa Bu manggil-manggil ?? aku baru selesai sholat Magrib." ucap Zahra.
"ini calon suaminya mau pulang, masa gak mau pamitan." ucap Bu Mela.
Zahra yang mendengarnya hanya melongo. Mengapa ibunya berkata demikian? apa Kak Nanda udah beritahu ibu semuanya?
Dih Menyebalkan sekali !!!!!
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments