Kenapa selalu memaksa

Semua mata memandang Zahra yang turun dari mobil Nanda. Mereka semua menyangka Zahra adalah istri atau pacar dari pemilik restoran ini. Mata Zahra juga bertemu dengan Nurul yang sedang mengepel lantai. Nurul hanya menampilkan wajah yang tak percaya mengapa Zahra bisa berangkat bersama CEO Restoran.

Zahra hanya menunduk, masih mengikuti Nanda yang akhirnya membawanya ke ruangan kerja Nanda dan Reyhan yang berdekatan.

"Wah ternyata ada karyawan yang kesiangan ya pa. Ini sudah jam 9 baru Dateng." ucap Reyhan sambil menatap Zahra.

"Iyaa nih. Bahkan aku harus menjemputnya ke rumah dulu supaya dia mau bekerja."Ucap Nanda.

"Wah Daebak sekali kamu. Hari pertama kerja udah bareng sama pak Nanda." ucap Reyhan.

"Dia akan jadi asisten manager kamu." ucap Nanda.

"hahaha, apa bapak gak salah ngasih dia pekerjaan? dia hanya tamatan SMA pak. Lagipula kita belum tau dia kerjanya bagaimana." ucap Reyhan. Ia sebenarnya tau bahwa Nanda menyukainya. Namun Reyhan hanya mengetes saja.

"Udah jangan banyak alasan. Sebentar lagi dia mau jadi istri saya."ucap Nanda. Sontak membuat Zahra kaget dengan perkataan Nanda yang dengan percaya dirinya berbicara seperti itu.

"Akhirnya kamu jujur." ucap Reyhan. Ia memang sudah berteman sejak kecil bersama Nanda. Oleh karena itu, mereka berdua sudah seperti keluarga.

"Tunggu kak. Tadi kakak bilang apa? aku bakalan jadi asisten manager ?? aku kan belum berpengalaman kerja. Kakak apa-apaan sih? pokoknya aku gak mau kak. Aku gak bisa." Ucap Zahra yang tidak percaya kalo Nanda akan memberikannya pekerjaan yang begitu penting.

"Kan bisa belajar Ra." ucap Nanda santai.

"Iyaa, tapi aku gak mau lah kak tiba-tiba dikasih pekerjaan yang penting. Aku mau pekerjaan dari bawah dulu." ucap Zahra.

"Katanya pengen gaji yang besar." ucap Nanda.

"Jadi sekarang udah Nerima nih, mau nikah sama aku." lanjut Nanda.

"Ah udah deh terserah kakak. Pokoknya aku pengen pekerjaan yang biasa aja, nggak langsung ke pekerjaan yang sulit."ucap Zahra.

"Kamu pengen pekerjaan apa?"tanya Nanda.

"Ya, pelayan aja deh gak papa. biar sama kayak temen aku." ucap Zahra.

Nanda hanya membalasnya dengan senyuman, ia heran sekali dengan ambisi Zahra yang begitu ingin melunasi hutangnya. Giliran diberi pekerjaan dengan gaji menjanjikan, dia malah milih pekerjaan yang gajinya terbilang standar. Dasar perempuan, memang susah ditebak.

"Yaudah terserah kamu ya. Kamu yang milih. Kamu yang akan ngejalaninnya."

"Iya, makasih banyak kak. Kakak udah begitu banyak membantu aku dan keluargaku." ucap Zahra.

...****************...

Hari ini Zahra pulang malam. Pekerjaannya belum dibagi shift, jadi hari ini ia dan karyawan lainnya full seharian bekerja. Insya Allah besok sudah bekerja sesuai shift masing-masing.

"Wouuyy!!! katanya gak jadi kerja. eh ini malah datang dengan CEO restorannya. Gimana gak keren nih sahabat gue!!" ucap Nurul. Baru saja Zahra dan Nurul selesai dengan pekerjaannya. Mereka memutuskan untuk beli nasi goreng terlebih dahulu sebelum pulang.

"Ah apaan sih Lo? biasa aja kali." jawab Zahra.

"Biasa gimana? ini luar biasa. Gimana bisa ceritanya Lo bisa bareng sama pak Nanda?"tanya Nurul masih penasaran dengan sahabatnya itu.

"Dia temen kakak gue rul, kak Rizky. Kebetulan aku ketemu dijalan."jawab Zahra berbohong.

"hmm Lo bener-bener ya!! tadi aja gue ke rumah lu, tapi lu malah nolak buat berangkat kerja, sekarang? giliran pak Nanda yang ngajak, lu mau. Sebenarnya Lo tuh temen gue apa bukan sih." ucap Nurul ngambek, ternyata ia masih mengingat kejadian tadi pagi ketika dirinya mengajak Zahra berangkat kerja, dan ditolak mentah-mentah oleh Zahra.

"Bukan begitu juga nur. Lo salah paham." ucap Zahra merasa bersalah.

"Salah paham gimana ? jelas-jelas Lo lebih memilih bersama pak Nanda daripada gue. Apa mungkin Lo ada hubungan spesial sama pak Nanda ? ngaku loo!!" ucap Nurul yang tiba-tiba kepo dengan hubungan Nanda dan Zahra.

"Apaan sih? gue sama dia gak ada apa-apa kok. Jangan ngawur deh. " ucap Zahra merasa terpojokkan.

"Jangan ngawur gimana coba? tuh liat ! pak Nanda melihat kesini dibalik mobilnya. Sepertinya dia mau nyamperin Lo Ra." ucap Nurul yang melihat mobil Nanda.

"What? maksud lo?"tanya Zahra. Ia pun menoleh untuk memastikan benar-benar itu Nanda yang menuju kesini. Zahra sampai memicingkan matanya karena cahaya mobil Nanda yang begitu terang.

Dan benar saja, Nanda pun turun dari mobilnya dengan keren.

"Pulangnya bareng yuk Ra."ucap Nanda pada Zahra. Tak hanya itu saja, tangan Nanda sudah menggenggam tangan Zahra dengan mengaitkan jari-jarinya, membuat sang empunya terkejut dan segera berusaha melepaskan tangannya, namun jarinya sudah tertaut jadi susah untuk dipisahkan. Nurul hanya melihat pemandangan tersebut dengan wajah yang tak percaya, baru kali ini ia melihat Zahra berpegangan tangan dengan cowok.

"ehm kak, maaf jangan begini juga dong. Malulah diliatin banyak orang." ucap Zahra.

"Malu gimana? lagian ini kan latihan buat kita jadi suami istri." ucap Nanda lagi. Nurul yang mendengarnya hanya terkejut dengan wajah melotot ke arah Zahra.

"Kak, mohon maaf ya. Aku gak bisa pulang bareng kakak. Soalnya kan aku udah mau bareng sama Nurul." ucap Zahra. Ia tidak mau kalau Nanda akan melakukan hal yang aneh-aneh terhadapnya.

"Ehm gak papa ko Ra. aku bisa pulang sendiri, lagian kan aku juga bawa motor. Jadi, pulangnya juga bisa santai."ucap Nurul tiba-tiba. Ia tidak mau menganggu Zahra dan Pak Nanda. Malahan Nurul sangat menikmati pemandangan Zahra yang kaku terhadap Nanda. Lucu sekali. Zahra hanya melotot ke arah Nurul.

"sayang, kamu pesen nasi goreng?" tanya Nanda.

Zahra hanya mengangguk.

"Yaudah, nasi gorengnya buat Nurul semua aja." Ucap Nanda tiba-tiba.

"What? kenapa? lagian aku juga pengen nasi goreng."ucap Zahra terkejut.

"Nggak papa, sebenarnya aku mau ngajak dinner sama kamu." Ucap Nanda. Nurul yang mendengar percakapan mereka rasanya seperti kacang yang tak dianggap kehadirannya.

"Ohh iyaa pa, yaudah nasi gorengnya buat saya semua aja pa. terimakasih ya." ucap Nurul yang malah mendukung sahabatnya itu untuk dinner.

"Apaan sih rul? lagian aku juga mau pulang ko." ucap Zahra.

"Pulang?"

"iya, lain kali aja ya kak Dinnernya." ucap Zahra.

"hahaha. kamu tuh kenapa sih nolak terus? pokonya aku mau sekarang kita dinner dulu ya. pliss."ucap Nanda.

"Kamu aja yang suka maksa." ucap Zahra.

"Udahlah jangan bertele-tele, aku mau kita dinner. " ucap Nanda sambil menarik tangan Zahra.

"Nurul !! kita berdua duluan ya." ucap Nanda dengan Zahra yang masih berusaha melepaskan tangannya.

"iyaa. terimakasih ya pa nasi gorengnya." ucap Nurul. Ia hanya cengengesan melihat Zahra yang dipaksa oleh Nanda.

...****************...

Sedangkan Zahra kini wajahnya cemberut, ia benar-benar kesal dengan kak Nanda yang selalu memaksanya.

"Jangan marah dong, nanti cantiknya ilang." ucap Nanda sambil mengusap pipi Zahra yang dengan sigap Zahra langsung menepis tangannya.

"Wah galak banget sih." lanjut Nanda.

"Lagian, kakak kenapa sih maksa - maksa terus." ucap Zahra kesal.

"Iya, maafin kakak ya. Lagian kan ini juga keinginan mamah." ucap Nanda.

"Mamah?"

"Iya, kebetulan papa lagi dirumah juga, jadi mereka berdua ingin bertemu dengan calon menantunya. " Ucap Nanda.

"What ?Kenapa kakak baru bilang."

"Kalo kakak bilang dari tadi, mungkin kamu gak akan mau ketemu sama orangtuaku kan?" tanya Nanda.

Zahra hanya diam saja.

"udah gak papa kok, sekarang juga turun dulu aja. Mamah udah nyiapin makanan yang banyak kok." Ucap Nanda.

Haduh kak Nanda ada-ada saja. Bagaimana aku harus menghadapi orangtua kak Nanda? padahal aku tidak mau benar-benar menikah dengannya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!