"Menikahlah." Kata Ayuning saat Alex sudah duduk di depannya.
Alex dengan santainya mengesap kopi hitam miliknya yang berada di hadapannya.
"Sampai kapan kau akan hidup seorang diri."
"Ibu, aku tidak sendiri. Aku memilikimu dan yang paling terpenting aku memiliki Molki dan juga Mora."
"Jangan hanya memikirkan anak-anakmu saja. Tapi pikirkan dirimu juga. Jadi menikahlah."
Alex hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan ibunya. Karena untul yang kesekian kalinya ibunya selalu saja menyuruhnya untuk menikah, dan sudah berapa banyak wanita yang di kenalkan oleh ibunya semenjak meninggalnya Sahara. Namun Alex menolak semua wanita pilihan ibunya.
"Aku rasa perbincangan ini hanya sampai di sini saja." Kata Alex lalu berdiri dari duduknya.
"Bagaimana dengan wanita itu? Apa kau ingin menelantarkan wanita yang sudah kau tiduri? Yang sudah kau rebut keperawanannya?" Tanya Ayuning, sambil berdiri, membuat Alex menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah ibunya.
"Maksud ibu?" Tanya Alex yang tidak mengerti dengan perkataan ibunya.
"Kartika. Nama wanita itu Kartika. Kau sudah merebut harta yang ia miliki dan kau masih bisa bernafas dengan lega? Alex kau harus tanggung jawab."
"Ibu.. Apa ini rencana ibu? Apa ibu yang mengatur semuanya? Menjebakku agar aku bisa tidur dengan wanita itu dan bisa menikah dengannya?"
"Ibu tidak pernah melakukan apapun, Alex."
"Sudahlah ibu. Aku tidak ingin membicarakan wanita itu lagi." Kata Alex lalu melangkah. Namun langkah kaki Alex terhenti kala sang ibu kembali berucap.
"Bagaimana jika hal ini terjadi pada Mora?"
"Ibu.." Teriak Alex tidak terima. "Jangan sama kan anak ku dengan dia. Mora, hanya gadis kecil yang tidak tahu apa-apa."
"Tanggung jawablah. Karena karma akan selalu mengikutimu jika kau lepas dari tanggung jawabmu." Ucap sang ibu. Lalu mendekati Alex.
"Ibu akan mengatur semuanya. Jadi hari minggu ini, di rumah ini, kau akan melakukan acara ijab kabul bersama dengan Tika." Kata sang ibu lalu pergi meninggalkan Alex yang masih berdiri seorang diri.
Alex mengepalkan tangannya, karena merasa marah dengan apa yang terjadi. Kali ini ibunya berhasil menjebak dirinya agar bisa menikah dengan wanita lain.
••••
Mora menutup pintu kamar Molki secara perlahan setelah omanya pergi meninggalkan Daddy nya.
"Kak, hari minggu daddy akan menikah. Aku dengar sendiri tadi." Kata Mora sambil duduk di tepi tempat tidur.
"Ouh yah kak, tadi aku dengar oma bilang kalau daddy harus tanggung jawab sama perempuan itu. Kak kalau boleh tahu, emang daddy buat salah apa? Sampai harus tanggung jawab?" Tanya Mora yang belum tahu arti perbincangan orang dewasa.
"Tidak usah banyak tanya. Itu urusan orang dewasa." Jawab Molki.
"Kak, apa istri daddy bisa menerima kita? Atau hanya mencintai daddy saja? Atau jangan-jangan dia hanya mencintai uang daddy?" Lagi-lagi Mora bertanya kedapa Molki.
"Tidak ada orang yang mau menikah tanpa cinta. Jadi aku rasa mereka mungkin memiliki cinta." Jawab Molki.
"Cinta?" Tanya Mora. "Kalau ada cinta? Tapi kenapa daddy menolak perempuan itu?"
"Entahlah." Jawab Molki singkah sambil menganggkat kedua bahunya.
"Kak, bagaimana kabar wanita yang kau sukai itu? Apa dia membalas perasaanmu?"
Molki melirik adiknya. Karena semenjak Mora masuk ke dalam kamar, Mora terus saja memberikan berbagai pertanyaan pada Molki. Padahal Molki, tipe manusia dingin yang jangan sekali berbicara. Namun kehadiran Mora selalu membuat Molki kewalahan mejawab satu persatu pertanyaan yang di berikan oleh sang adik.
"Kak, kau tahu."
"Tidak."
"Kak, aku belum cerita."
"Tidak usah."
"Kak Molki......" Teriak Mora dengan suara kerasnya membuat Molki menutup kedua kupingnya. Lalu Mora dengan kesal keluar dari kamar Molki sambil menutup pintu dengan keras, Molki hanya tersenyum tipis melihat tingkah sang adik.
"Daddy...." teriak Mora dengan keras.
"Daddy, where are you?" Mora melangkah menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar daddynya.
Perlahan Mora membuka pintu kamar, dan memasukkan sedikit kepalanya, mengintip masuk ke dalam kamar. Mora dapat melihat jika saat ini daddy nya sedang menatap foto.
"Dad, kau rindu ibu?" Tanya Mora saat dirinya sudah masuk ke dalam kamar.
Alex langsung meletakkan foto Sahara di atas nakas.
"Sayang." Alex langsung mendekat ke arah Mora dan ingin memeluk tubuh Mora. Namun di luar dugaan, Mora justru menyilang kedua tangannya.
"Dad, aku sudah dewasa. Jadi jangan memelukku terus." Kata Mora membuat Alex tertawa.
"Dad, apa kau mencintai wanita itu?" Tanya Mora sehingga membuat Alex menghentikan tawanya.
"Sayang." Ucap Alex lalu duduk di samping Mora.
"Dad, apa kau akan melupakan ibu?" Kini mata Mora mulai berkaca-kaca.
"Dad, apa kau lebih mencintai wanita itu dari pada aku dan kak Molki?"
"Mora.." ucap Alex dan langsung memeluk tubuh Mora.
Mora langsung menitihkan air matanya dan menangis sejadi-jadinya di pelukan Alex.
"Dad, aku tidak ingin kehilangan kasih sayangmu. Aku tidak ingin jika nanti kau menikah lalu kau melupakan aku dan juga kak Molki."
Alex mengusap lembut rambut Mora.
"Sayang. Sampai kapanpu, kalian tetap no satu di hidup daddy. Dan tidak akan ada yang menggantikannya."
"Janji?" Tanya Mora sambil menatap wajah Alex dan menaikkan jari kelingkingnya.
"Janji."
Mora langsung tertawa lalu berlari keluar dari kamar Alex. Alex langsung terseyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tinggkah sang anak yang menurutnya sanggat menggemaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Andariya 💖
Mora, kamu cerewet sekali 🤣🤣🤣
2023-03-25
0
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
wajar bila mora was was, apa lagi kan dia belum bertemu dan kenal kartiko. mudah2an tiko bisa memberi warna baru dalam hidup mora dan molki
2023-03-06
1
Mr Lie 🍇✰͜͡v᭄
tenang Mora klu Daddy menikah dg aunty Kartika kau akan mendapatkan kasih sayang dr nya, kasih sayang yg utuh dr kedua orang tua mu walaupun aunty Kartika hanya ibu sambung mu tp kasih sayang nya tulus utk mu n Molky 🤗
2022-12-27
2