Bab 4

Alex menatap layar ponselnya dan tersenyum tipis saat mendapat kabar dari masing-masing pengawal anaknya memberikan kabar jika Molki dan juga Mora belajar dengan baik di sekolah.

"Kita mau kemana tuan?" Tanya Aris sambil menatap wajah Alex dari kaca spion tengah.

"Ke rumah istriku." Jawab Alex

Kini Aris mengendari mobil menuju tempat yang di katakan tuannya 'rumah istrinya'. Ya, tempat di mana Alex biasa berkelu kesah tentang tingkah sang anak. Tempat dimana Alex bisa mengutarakan isi hatinya.

Beberap saat kemudian, kini mobil telah sampai di salah satu pemakaman. Alex turun dari mobil dan memerintahkan kepada Aris agar menunggunya di dalam mobil saja.

Alexander berjalan sambil tersenyum masuk ke dalam pemakaman. Dan saat dirinya telah sampai di pusaran sang istri, Alex pun langsung duduk berjongkok.

"Sayang, aku datang" kata Alex sambil meletakkan bunga di pusaran sang istri.

"Sayang kau tahu, anak kita tumbuh dengan baik. Molki dia menjadi pria tampan sama sepertiku, dan Mora, dia sangat cantik seperti dirimu sayang" kata Alex sambil tersenyum menceritakan tentang kedua anaknya kepada istrinya.

Dan masih bayak lagi hal yang Alex ceritakan kepada sang istri tercinta. Dan perasaan Alex selalu saja lega jika sudah mencurahkan segalanya pada sang istri.

"Sayang, aku tahu kau pasti selalu mengawasi ku dan juga mengawasi anak-anak kita dari atas sana. Kau tenang saja sayang, bahagialah di sana. Aku janji akan menjaga anak-anak kita dengan sangat baik."

Alex yang terkenal dingin dan tidak mudah untuk di sentuh, kini sedang menitihkan air matanya. Kerinduannya kepada sang istri tidak dapat ia bendung, kini Alex menangis tanpa kata,. Dan saat Alex berada di sini, maka ia akan lupa dengan waktu yang terus berjalan.

"Tuan." Sapa Aris sambil membawa payung dan memayungi taunnya.

"Tuan, ini sudah sore dan hujan pun sedang turun." Kata Aris mengingatkan Alex.

"Baiklah kita pulang sekarang." Ucap Alex lalu mengusap nisan Sahara. "Sayang, aku pulang dulu. Lain kali aku pasti akan datang kembali, dan jangan pernah bosan melihat ku di sini."

••••••

"Dimana Daddy kalian?" Tanya Ayuning pada Molki dan juga Mora.

"Oma, Daddy mungkin masih ada di perusahaan. Ada apa oma mencari Daddy?" Tanya Mora yang saat ini sedang berbarinh di sofa dengan paha Ayuning yang menjadi bantalan kepalanya.

"Apa kalian setuju jika Daddy kalian menikah lagi?" Tanya Ayuning sambil mengusap rambut Mora.

Molki yang mendengar perkataan omanya langsung spontan berhenti memaikan gamenya. Sedangkan Mora langsung duduk dan menatap omanya dengan tatapan yang sangat penasaran dengan perkataan omanya barusan.

"Kenapa kalian melihat oma seperti itu? Oma hanya bertanya apa kalian setuju?"

Mora dan Molki saling bertatapan. Mereka sama-sama saling terdiam. Karena selama ini semenjak kepergian ibunya, tak pernah sekalipun mereka membahas tentang mencari pasangan baru untuk daddy mereka.

"Kenapa kalian diam? Kalian bingung?"

"Oma. Kalau seandainya daddy menikah, apa aku bisa hidup tenang?" Tanya Mora.

Tenang bagi Mora, adalah ketika dia pergi ke sekolah tidak ada lagi pengawal yang menjaganya, tidak ada lagi pengawal yang terus berjalan di belakangnya. Dan begitupun juga Molki, ia ingin hidup dengan normal sama seperti teman-temannya. Yang ke sekolah tanpa pangawal sama sekali.

"Apa oma ingin menjodohkan Daddy?" Tanya Mora kembali.

"Apapun keputusan oma dan Daddy, aku hanya bisa menurut saja. Yang penting itu bisa membuat daddy bahagia." Kata Molki.

"Kak." Mora memanggil kakanya sambil memayunkan mulutnya.

Molki selalu saja seperti itu, selalu saja menurut apa pun asal itu biasa membuat daddynya bahagia. Padahal sebenarnya Molki juga kadang tidak suka dengan pilihan daddynya yang terlalu mengatur semua kehidupan mereka.

"Kalian bahas apa?" Timpal Alex yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Dad, kau dari mana? Kenapa kau basah kuyup?" Tanya Mora.

"Bersihkan dirimu, ibu menunggumu di sini. Ada hal penting yang ingin ibu katakan."

Tanpa banyak kata, Alex langsung berjalan menuju kamarnya.

"Ibu tahu, kau pasti dari makam Sahara." Batin Ayuning.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***