Sebelum membaca silahkan follow dan kasih bintang lima, supaya author lebih semangat berkarya dan menulis cerita ini, Terima kasih
----------
"Kamu harus melawan rasa takutmu itu Fit" ucap Evan untuk menenangkan hati Fitri sambil terus mengusap punggung Fitri
"Iya Van, gue akan coba" Fitri mengucapkan sambil mempererat pelukannya
"Tuh baju kamu ikut basah" Evan mengalihkan pembicaraan supaya Fitri tidak terlalu memikirkan petir
"Gak papa Van, nanti ganti baju lagi, hehehe" Fitri menjawab sambil cengengesan karena bajunya ikut basah
Hujan mulai reda, lalu Evan pamit pulang "gue pulang dulu ya Fit, lu gak papa di tinggal?" Evan masih ragu untuk meninggalkan Fitri sendirian di rumah
"Gak papa Van, hujan mulai reda jadi gak ada petir lagi" Fitri membalas sambil tersenyum kearah Evan
Lalu Evan pergi meninggalkan Fitri sendirian di rumah menuju ke rumah tantenya, sesampai nya dirumah, Evan berjalan masuk menuju kamarnya dan bergegas untuk mandi supaya badannya tidak masuk angin, setelah mandi lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil main game, suara mobilnya Tante Fany terdengar, lalu Tante Fany masuk ke dalam rumah
"Van apa kamu sudah pulang?" Suara Tante Fany setengah berteriak memanggil Evan
"Sudah Tan" jawab Evan dari kamarnya, lalu Evan berjalan keluar dari kamarnya dan menghampiri Tante Fany
"Kirain belum pulang Van" ucap Tante Fany sambil membelai pipinya Evan
"Tante mandi dulu yah" lalu Tante Fany berjalan menuju ke kamar mandi dan Evan duduk di sofa ruang tengah sambil main game "boyah" suara dari game tersebut "akhirnya gue menang juga" gumam Evan yang senang karena misi tugasnya dalam game tersebut berhasil
Setelah Tante Fany mandi lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya untuk memakai pakaian "Van kesini sebentar, tolong bantu Tante" teriak Tante Fany dari dalam kamarnya, lalu Evan berjalan menuju ke kamarnya Tante Fany
"Ada apa Tan?" Evan bertanya kepada tantenya
"Tolong kamu bantuin menarik resleting gaun ini" Tante Fany menunjukkan punggungnya yang mulus kepada Evan, lalu Evan membantu menarik resleting itu sambil menelan ludahnya karena melihat punggung milik tantenya yang putih mulus
"Sudah Van?" Tanya Tante Fany kepada Evan
"Dikit lagi Tan" balas Evan yang masih menelan ludahnya terus menerus
"Kamu suka melihat punggung Tante Van?" Tante Fany menanyakan kepada Evan karena terlalu lama menarik resleting itu
"Masih mulus Tan" ucap Evan sambil menelan ludahnya
"Tante kan masih muda Van" ucap Tante Fany menggoda Evan yang terus menerus memandangi punggung miliknya, lalu membalikkan badannya dan memegang kedua pipinya Evan "cup" Tante Fany mengecup bibir milik Evan
Merasa hangat kecupan lembut dari Tante Fany membuat jantung Evan berdebar kencang, karena dirinya sudah dewasa dan mengerti akan kecupan lembut yang diberikan oleh tantenya yang masih muda dan cantik
"Mau lagi?"tanya Tante Fany kepada Evan yang masih terdiam membisu tak karuan, degub jantung semakin kencang, karena Evan masih terdiam, lalu Tante Fany mengecup bibir milik Evan sekali lagi "cup" udah jangan kebanyakan bengong" kecupan dari Tante Fany membuat Evan tersadar dari lamunannya "maaf Tante" ucap Evan merasa malu kepada tantenya
"Udah gak usah dipikirin, kamu udah dewasa dan sudah mengerti akan hal seperti itu" Tante Fany mengatakan sambil mengusap kepala Evan
"Iya Tan, maaf" Evan minta maaf karena merasa malu kepada tantenya
"Udah gak papa, makasih sudah bantuin Tante" lalu Tante Fany duduk di kursi menghadap ke cermin dan memoles wajah dan bibirnya, sedangkan Evan keluar dari kamar tersebut dan melanjutkan permainan di handphone miliknya.
Malam hari, Evan sudah tertidur pulas lalu hujan turun deras, suara petir terdengar tapi tak membuat Evan bangun, sedangkan Tante Fany yang sedang tidur hanya menggunakan baju tidur yang tipis dan agak terbuka, membuat tubuhnya merasa kedinginan lalu bangun "dingin banget, hujan semakin deras" gumam Tante Fany lalu beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju ke kamarnya Evan, lalu masuk dan memeluk tubuh Evan supaya tubuhnya merasa hangat
Evan yang tidur terlentang lalu menggeliat kakinya tertindih oleh paha milik Tante Fany, Evan refleks langsung memeluk tubuh Tante Fany dan merasakan kehangatan dari tubuh tantenya
Tante Fany semakin erat memeluk tubuh Evan karena merasakan kehangatan juga dari tubuh Evan tersebut, karena pelukan dari Tante Fany yang semakin erat, membuat mata Evan berlahan terbuka dan melihat buah dada milik Tante Fany yang terbuka, Evan hanya menelan ludahnya tak berani berbuat apa-apa, sambil menikmati kehangatan dan kenyalnya buah dada milik Tante Fany, Evan pun membalas pelukan hangat dari Tante Fany walaupun senjata miliknya mulai tegang tapi Evan tak berdaya untuk melakukannya
Malam semakin larut, malam sudah mulai berganti pagi, sekitar pukul tiga pagi mata Tante Fany mulai terbuka, hawa dingin masih menyelimuti pagi itu, berlahan tangan Tante Fany melepas kancing baju milik Evan dari atas sampai ke bawah dan melepas baju tidur miliknya lalu memeluk tubuh Evan supaya tambah hangat
Evan yang merasakan bajunya terbuka dan merasakan kehangatan dari buah dada milik Tante Fany, hanya bisa pasrah dan menelan ludahnya terus menerus sambil memeluk tubuh Tante Fany
Tante Fany yang tau kalau Evan sudah bangun lalu tangannya masuk kedalam celana milik Evan dan mengelus senjata yang sudah tegang itu
Evan merasa nikmat karena senjatanya sedang dalam belaian lembut dari Tante Fany, lalu mempererat pelukannya dan merasakan kenyalnya buah dada milik Tante Fany
Sinar matahari mulai masuk dari celah jendela menandakan hari sudah mulai pagi, Evan masih merasakan kenikmatan dan kehangatan dari Tante Fany
"Van ayo bangun, sudah pagi, kamu harus siap-siap untuk berangkat ke kampus" Tante Fany pura-pura membangunkan Evan sambil tersenyum , karena dirinya sudah tau kalau Evan sudah bangun dari tadi
Evan pura-pura menggeliat "iya Tan, bentar lagi"
Lalu Tante Fany bangun sambil memakai bajunya, Evan melirik dan melihat buah dada tersebut, Evan ikut bangun, lalu Tante Fany mencium bibir Evan dengan lembut, Evan mulai membalas dengan menjulurkan lidahnya menelusuri setiap sudut bibir manisnya Tante Fany, lidah mereka saling berbagi kehangatan
"Kamu sudah mulai nakal yah" ucap Tante Fany sambil menjawil hidungnya Evan
"Kan Tante yang ngajarin" balas Evan sambil tersenyum
"Udah sana mandi, nanti telat ke kampus" Tante Fany menyuruh Evan untuk segera mandi supaya tidak telat ke kampusnya
"Iya Tan" lalu Evan bergegas menuju ke kamar mandi sambil menuntaskan yang tadi belum keluar
Tante Fany mulai memasak untuk sarapan mereka berdua sambil tersenyum sendiri membayangkan apa yang sudah di perbuatan dirinya dengan Evan.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
AldoArt85
Bused agresif bet ciwi2 di novel ini, sedap 😋😋
2024-06-05
1
hery sutanto
iya ceritanya mirip tp gak sama, dan bahasanya juga kaku bukan spt dialog tp interview kerjaan
2024-05-13
0
Imay Rahma
ceritanya mirip aplikasi novel online yg lain dengan judul gairah pacarku🤔
2023-11-06
1