"Bulan madu? Ditengah pekerjaanku yang padat seperti ini?" Bima menatap Karina tak percaya.
"Bukan bulan madu yang sebenarnya. Aku hanya ingin menemanimu saat kamu lelah begini." Karina memeluk pria itu dengan erat. Ia tahu, ada kemarahan dalam nada bicaranya.
"Sebaiknya sekarang kamu mandi dulu. Aku akan memesan makan malam untuk kita." Karina melepaskan pelukannya. Menatap wajah lelah lelaki yang sudah hampir setahun ini menjadi suaminya.
Bima terdiam. Laki-laki itu mengecup sekilas kening istrinya kemudian berlalu pergi dari hadapan perempuan itu.
"Ternyata, kehadirannya tetap tidak bisa membuatmu berpaling dari wanita itu, Bim. Sebesar itu cintamu padanya sampai-sampai kamu tidak punya celah sedikitpun untuk masuk ke dalam hatimu." Karina mengusap perutnya yang sudah terlihat membuncit sambil menatap punggung Bima.
Buliran air bening menetes di pipinya. Namun, dengan segera wanita itu mengusapnya.
"Kamu yang sendiri yang memilihnya, Karin. Mencintai lelaki itu adalah pilihanmu meskipun kamu sangat tahu kalau dia tidak akan pernah mencintaimu," ucap Karina tersenyum getir.
Bayangan saat lelaki yang telah menjadi suaminya itu mengatakan sebuah kejujuran tentang perempuan dalam foto itu, kembali terlintas. Masih jelas dalam ingatan Karina, bagaimana lelaki itu dengan tegas mengatakan kalau dia hanya mencintai wanita itu. Tidak ada yang lain meskipun saat ini ada perempuan lain yang berhak memilikinya.
Karina menarik napas panjang saat rasa sakit mengalir ke ruang hatinya yang paling dalam.
Seandainya saja aku bisa melindungi hatiku untuk tidak jatuh cinta padanya, mungkin aku tidak akan hancur seperti ini.
Karina memejamkan mata sambil terus mengusap perutnya yang terasa lapar. Ia baru ingat, kalau dirinya belum memakan apapun semenjak sampai di Bali.
Karina berniat memberikan kejutan untuk suaminya karena mendatanginya ke Bali. Namun, saat dirinya ingin memberikan kejutan, perempuan itu justru terkejut saat melihat Bima yang sedang berdiri dan terlihat sangat sedih.
Merasa penasaran, Karina dengan diam-diam mencari tahu tanpa memperlihatkan dirinya pada Bima yang saat itu sebenarnya hanya berjarak beberapa meter saja darinya. Namun, karena lelaki itu fokus menatap ke objek yang sedang diperhatikannya, Bima sama sekali tidak menyadari kalau Karina berada di sekitarnya.
Pandangan Karina tertuju pada sepasang pengantin yang terlihat sangat bahagia. Mereka berdua tertawa. Bukan hanya sepasang pengantin itu, tetapi Karina juga melihat Aldrian berada di sana.
Sekilas tidak ada yang aneh. Ruangan itu adalah ruangan yang sedang dipakai untuk resepsi pernikahan. Sampai akhirnya Karina menyadari siapa perempuan yang mengenakan gaun pengantin itu.
Karina menatap Bima dari persembunyiannya. Laki-laki itu terlihat mengusap air matanya sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.
Karina kembali menatap pengantin perempuan itu sebelum akhirnya pergi menyusul langkah Bima. Wanita itu melangkah cepat mendahului Bima yang sama sekali tidak melihatnya.
Bermodal kunci cadangan yang ia dapatkan dari petugas hotel, Karina akhirnya terburu-buru masuk ke dalam kamar hotel yang sudah dipesan oleh suaminya. Beruntung, sebelum pergi, Bima sudah mengatakan pada petugas hotel untuk memberikan kunci cadangan jika seseorang mencarinya.
Sepertinya, lelaki itu sudah menduga kalau dirinya akan datang menyusul ke Bali.
Karina memesan beberapa menu makanan lewat ponselnya. Perempuan itu kemudian beranjak mendekati lemari pakaian. Ia ingin menyiapkan pakaian untuk Bima. Seperti kebiasaannya di rumah, perempuan itu akan menyiapkan segala keperluan suaminya saat pria itu sedang berada di kamar mandi.
Karina menyunggingkan senyum saat Bima keluar dari kamar mandi. Dengan lembut, wanita itu mengajak Bima duduk di tepi ranjang.
Karina mengambil handuk dari tangan Bima, kemudian mulai mengeringkan rambut pria itu dengan pelan. Bima yang diperlakukan dengan baik oleh Karina seperti biasanya hanya terdiam.
Lelaki itu berkali-kali menarik napas panjang untuk menetralkan perasaannya yang campur aduk. Hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Seandainya saja tidak ada Karina saat ini, ia pasti sudah meluapkan rasa sakit hati dan kemarahan yang saat ini sedang ia rasakan.
Bima mengusap pelan perut Karina yang mulai membuncit. Hatinya merasa sakit saat rasa bersalah mulai menguasai.
Bima tidak mencintai Karina. Tetapi, perempuan itu saat ini sedang mengandung darah dagingnya. Tangan Bima melingkar pada pinggang Karina. Laki-laki itu kemudian merapatkan tubuh istrinya agar menempel padanya.
Bayangan bagaimana dirinya memperlakukan Renata pada awal pernikahan mereka hanya karena dirinya tidak mencintai wanita yang menjadi wasiat ibunya itu kembali terlintas.
Bima masih sangat ingat bagaimana ia begitu jahat memperlakukan wanita itu. Wanita yang akhirnya membuatnya jatuh cinta sampai saat ini.
Perbuatannya pada wanita itu, meninggalkan beribu-ribu penyesalan sampai hari ini.
Bima, jangan melakukan hal yang sama seperti yang pernah kamu lakukan pada Renata. Ingat! Penyesalan itu selalu datang terlambat.
Dalam hati, Bima mengucapkan berkali-kali maaf pada perempuan yang saat ini sedang mengandung anaknya tetapi, tidak pernah ia tempatkan di dalam hatinya.
"Karin, apa kamu benar-benar ingin berbulan madu di sini?"
BERSAMBUNG ....
PERHATIAN!
Akan ada banyak bawang di cerita ini. Jadi, kalian semua bersiaplah!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Airoh Hasna
Bima, penyesalan memang datang belakangan
cobalah menerima yang sekarang ada di dekat mu
jangan sia" kan
ato kamu akan menumpuk rasa sesal lagi
2023-01-30
1
Epi Suryanti Fadri
ikhlas dan walaupun hati sakit... sabar y karin
2023-01-12
0
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi udah bima sekarang kamu udah punya istri yang sedang mangandung anak kamu jgn macem2
2023-01-03
0