AKU HAMIL

Iren memeluk Renata dengan penuh haru. Saat ini mereka sedang berada di rumah sakit di mana Devan bekerja.

Dari kemarin, Renata merasa tidak enak badan dan terus-menerus merasa mual dan muntah. Oleh karena itu, hari ini sang ibu mertua mengajak menantu kesayangannya itu pergi ke rumah sakit. Devan tidak bisa menemani karena pria itu pagi-pagi sekali sudah berangkat ke rumah sakit.

"Mama sangat bahagia karena sebentar lagi mama akan menjadi nenek," ucap Iren dengan kedua bola mata berkaca-kaca.

Wanita paruh baya itu sungguh tidak menyangka kalau sang menantu akan secepat itu hamil. Iren benar-benar sangat bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan kebahagiaan bertubi-tubi padanya.

Pertama, Iren merasa sangat bahagia saat Renata akhirnya sembuh dan kembali berjalan dengan normal.

Lalu, yang kedua, Iren sangat bersyukur karena perempuan yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu kemudian mau menerima lamaran putranya hingga akhirnya mereka pun menikah.

Sekarang, dalam dua bulan pernikahan, Renata hamil. Sungguh! Iren benar-benar merasa bahagia.

"Aku juga sangat bahagia karena dia hadir di sini, Ma. Aku tidak menyangka kalau Tuhan akan secepat ini mengabulkan doaku dan Devan." Renata menangis haru. Wanita itu sungguh sangat bahagia dengan kehamilannya.

Setelah cobaan berat yang dialaminya beberapa tahun terakhir, Renata kini kembali merasakan kebahagiaan yang sempat terenggut semenjak dirinya menerima lamaran sang ibu majikan untuk menikah dengan putranya sebagai wasiat terakhir beberapa tahun lalu.

Kebahagiaan Renata menghilang semenjak dirinya menikah dengan Bima. Mengingat pria itu, relung hati Renata berdenyut sakit. Setiap kali mengingat lelaki itu, rasa sakit dalam hati Renata kembali terasa.

Entah sampai kapan luka di hatinya itu akan sembuh. Meskipun saat ini dirinya mengakui sudah mulai mencintai pria itu, tetapi, Renata tidak menyangkal jika pria yang telah mengukir luka di hatinya itu masih ada di sana.

Namun, seiring berjalannya waktu, cintanya Devan yang sangat besar untuknya akan membuat rasa itu pudar dengan sendirinya. Renata cukup tahu diri. Lelaki seperti Devan adalah lelaki yang pantas untuk diperjuangkan.

Renata tidak akan mempertaruhkan kebahagiaannya hanya karena nama itu masih terselip di ujung hatinya.

"Renata." Sosok pria berwajah tampan dengan pakaian khas dokter mendekatinya dengan perasaan cemas.

Lelaki itu merasa sangat bersalah karena tidak bisa menemani sang istri. Pagi-pagi sekali dirinya harus berangkat ke rumah sakit untuk bertugas.

"Devan." Wajah Renata berbinar saat melihat sang suami dengan terburu-buru mendekatinya.

Devan memeluk tubuh sang istri yang tiba-tiba langsung menangis. Devan menatap tajam ke arah Iren yang tampak tersenyum. Perempuan yang telah melahirkannya itu terlihat sangat bahagia.

"Apa kata dokter?" Devan mengusap rambut Renata. Mencoba menyembunyikan rasa cemas di hatinya melihat sang istri menangis.

Renata mendongak menatap wajah tampan suaminya. Wanita itu tersenyum, tetapi, air matanya mengalir di pipinya.

"Jangan membuatku cem–"

"Aku hamil."

"Hamil?" Kedua mata Devan membola.

"Benarkah?" Devan masih tidak percaya dengan ucapan istrinya. Namun, saat Renata mengangguk, pria itu kembali memeluk istrinya dengan erat.

"Terima kasih, Sayang. Aku sangat bahagia mendengarnya." Devan mengecup kening Renata dengan perasaan yang membuncah.

Lelaki itu menitikkan air mata mendengar kabar yang sangat membahagiakan hatinya.

"Mama, sebentar lagi aku akan menjadi ayah." Devan menatap ke arah Iren yang berdiri di hadapannya.

"Iya, Sayang. Sebentar lagi mama punya cucu. Mama sungguh sangat bahagia mendengar kehamilan Renata," ucap Iren sambil tersenyum sekaligus menangis haru.

"Iya, Sayang." Devan kembali menatap wajah istrinya kemudian memeluk wanita yang dicintainya itu dengan erat.

"Terima kasih karena telah memberikan aku kebahagiaan sebesar ini." Devan mengecup lembut kening istrinya.

"Aku juga sangat bahagia, Dev." Perempuan itu kembali menangis haru.

"Sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu."

"Aku juga akan menjadi seorang ayah." Devan tak mau kalah.

Sebenarnya Devan sudah menduganya saat melihat sang istri berwajah pucat dan beberapa kali mengeluh pusing dan mual. Namun, untuk memastikannya, pria itu menyuruh istrinya untuk pergi ke rumah sakit.

Meskipun dirinya seorang dokter, tetapi, Devan tetap menyarankan istrinya untuk pergi ke rumah sakit agar lebih jelas.

"Akhirnya, Tuhan mengabulkan semua doa-doa kita, Sayang. Aku sungguh sangat bahagia karena beberapa bulan lagi aku akan menjadi seorang ayah." Devan kembali memeluk istrinya dan menghadiahi ciuman pada wajah Renata.

Dokter muda itu bahkan tidak peduli meskipun saat ini banyak sekali beberapa pasang mata melihat ke arahnya. Bukan hanya pasien, beberapa petugas rumah sakit yang melihat aksi Devan seketika patah hati melihat dokter tampan pujaan hati tampak begitu mesra dengan sang istri.

"Aku mencintaimu, Renata. Terima kasih karena telah memberikan kebahagiaan sebanyak ini padaku."

"Aku juga mencintaimu, Dev."

BERSAMBUNG ....

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

😘😘😘😍🤗🤗

2023-01-03

0

Bidan Simba

Bidan Simba

semoga Takdir baik Dev dan Renata sllu bisa bersama ...

2023-01-02

3

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

panggilan Renata ke Devan di eubah doung thorrr , kan mereka sdh menjadi suami istri , rasa nya janggal gitu klo manggil nya Dev ajaa thorrr 🙏
btw turut bahagia atas kehamilan nya Renata , sehat2 ya bumil 😍😍

2022-12-30

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!