KECELAKAAN

Bima mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Di kursi belakang sang istri berbaring di pangkuan asisten rumah tangganya.

Bi Santi mengusap perut Karina. Mulutnya tak berhenti mengucapkan doa agar sang majikan diberikan keselamatan.

"Sabar, Non, istighfar." Bi Santi terus mengucapkan kalimat-kalimat menenangkan pada Karina.

Hatinya ikut khawatir dan panik melihat sang majikan merintih kesakitan.

"Aku sudah tidak kuat lagi, Bi."

"Jangan bilang begitu, Non. Non Karina pasti kuat." Bi Santi kembali berbisik di telinga Karina.

Mendengar suara rintihan kesakitan Karina membuat Bima semakin panik. Namun, lelaki itu tetap berusaha menjaga kewarasannya agar dirinya bisa mengendarai mobilnya sampai ke rumah sakit dengan selamat.

Akan tetapi, sepertinya takdir berkata lain. Saat kendaraan Bima sedang melaju kencang, ada kendaraan besar dari jalur yang berbeda menerobos menabrak pembatas jalan.

Bima yang kaget langsung membanting setir. Namun, naas, lelaki itu tidak bisa menguasai laju kendaraan saat mobil truk besar itu menyenggol badan mobil yang dikendarainya.

Mobil Bima terpental ke arah trotoar, kemudian menabrak pohon di depannya. Sementara itu, truk besar yang sepertinya hilang kendali itu menerobos menabrak mobil-mobil yang berada di belakang mobil yang dikendarai Bima.

Suara teriakan sopir mobil truk itu terus menggema, mengatakan bahwa kendaraan yang dikendarainya mengalami rem blong. Sementara itu, suara jeritan kesakitan dan juga panik terdengar saat mobil-mobil itu tertabrak truk.

Tabrakan beruntun pun tidak bisa dihindarkan. Jerit dan tangisan terdengar. Mobil truk itu masih berjalan menerobos apapun yang ada di hadapannya.

Bima memegangi kepalanya yang mengeluarkan darah. Mobilnya yang tersenggol menabrak pohon besar di hadapannya. Rintihan kesakitan terdengar di kursi belakang.

Bima menoleh ke belakang. Terlihat Bi Santi tergeletak tak sadarkan diri. Bi Santi duduk tepat di body mobil yang tertabrak. Wanita itu sepertinya terkejut dengan benturan yang cukup keras di sampingnya.

Sementara Karina, perempuan itu tergolek lemah. Suara rintihannya masih terdengar.

Dengan tenaga yang tersisa, Bima mencoba membuka pintu mobil. Lelaki itu berteriak meminta tolong.

Di bangku belakang, sang asisten rumah tangga dan istrinya tak lagi terdengar rintihannya. Bima menoleh ke belakang, dilihatnya kedua perempuan beda generasi itu sudah tergeletak membuat tubuh Bima bergetar.

"Bertahanlah, Sayang, bertahanlah, Bi. Aku mohon ...." Air mata Bima tumpah melihat kondisi kedua wanita itu.

Tangan Bima bergerak cepat membuka pintu mobil. Lelaki itu mengusap darah yang mengalir di pelipisnya.

Saat Bima baru saja keluar dari mobil, laki-laki itu terkejut dengan kedua mata membola. Tubuhnya bergetar saat melihat beberapa mobil di belakangnya terlihat rusak parah. Beberapa orang terjebak di dalam mobil. Darah berceceran di mana-mana. Di sana, Bima juga melihat beberapa orang yang tergeletak di jalanan dengan bersimbah darah.

Suara sirine mobil polisi dan ambulans membangunkan kesadaran Bima. Lelaki itu dengan tertatih berjalan mendekati pintu belakang. Dengan cepat ia membuka pintu kemudian mencoba membangunkan Karina yang sudah tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir di sela kedua kakinya.

Bima semakin panik. Apalagi, saat melihat Bi Santi pun tergeletak tak berdaya.

"Toloong ...! Tolong selamatkan istriku!" Bima berlari ke arah mobil ambulans yang baru saja tiba di hadapannya. Lelaki itu terus berteriak meminta tolong.

Beberapa petugas berbaju putih keluar dari mobil, mereka berlari menuju mobil Bima. Sementara beberapa orang lainnya juga keluar dan mendekati beberapa korban lain yang berada di belakang mobil Bima.

"Cepat kemari!" Seseorang yang baru saja memeriksa mobil Bima berteriak memanggil temannya agar segera memberikan pertolongan pada Karina.

"Korban masih bernapas. Kita harus segera menyelamatkannya dan juga bayi dalam kandungannya." Dua orang berpakaian putih membantu mengeluarkan tubuh Karina dari dalam mobil. Mereka dengan sigap membawa Karina ke dalam mobil ambulans. Begitupun dengan tubuh Bi Santi. Bima dengan langkah tertatih karena luka yang dideritanya, ikut masuk ke dalam mobil ambulans yang langsung membawa mereka ke rumah sakit terdekat.

Bima menatap beberapa tim medis dan yang berlarian menolong korban yang berjatuhan di jalanan. Di antara mereka juga banyak yang terjepit di dalam mobil karena mobil mereka rusak parah setelah ditabrak oleh truk besar itu.

Bima menatap istrinya yang sudah tidak sadarkan diri. Tangannya menggenggam tangan Karina yang terasa dingin.

"Bertahanlah, Sayang, aku mohon. Bertahanlah!" Bima menangis. Bibirnya berkali-kali mencium tangan Karina.

"Bertahanlah, Sayang, aku mohon ...."

BERSAMBUNG ....

Terpopuler

Comments

Puja Kesuma

Puja Kesuma

oalah jgn sampe anak dan istri bima knp lnp thor kasihan...slamatkan mereka

2023-01-14

0

Lilis Rikawati

Lilis Rikawati

nyesek ya Thor secara karina br benar"mendapat kan kasih sayang dr Bima selama ini hanya siksaan yg Karina rasakan.sebarnya dr alur cerita Karina lebih miris hidup nya d bandingkan renata.krn Renata semenjak jd istri Bima banyak ketemu dng orang"yg menyayangi nya.lah Karin cuma ketemu Bima itu yg pun blm di cintai SM Bima cuma Karin wanita yg super buat Bima Krn memberi tanpa berharap lebih PD bima.semoga author mengatur takdir mereka tanpa ada yg d korban kan

2023-01-13

2

Yati Nurnaeti

Yati Nurnaeti

hanya author yang tahu takdir Bima seperti apa, reader hanya nunggu kelanjutannya semangat Thor

2023-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!