SEMOGA KAMU BAHAGIA

Bima menatap kebahagiaan sepasang pengantin itu dari kejauhan. Netranya juga tidak beralih pada Aldrian yang terlihat tertawa di sana.

"Kamu mengundang Aldrian dan Vanya, tapi kamu tidak mengundangku. Bahkan setelah beberapa tahun berlalu, kamu masih begitu membenciku, Ren?" batin Bima. Telapak tangannya bergerak mengusap bagian dadanya yang terasa sesak.

Rasa sakit menghantam sudut hatinya. Bahkan setelah sekian lama, rasa sakit itu masih terasa sama. Cinta dalam hatinya masih saja tidak berubah meskipun saat ini sudah ada perempuan lain yang menggantikan posisi Renata sebagai istrinya.

Bima masih tidak berkedip menatap Renata yang saat ini sedang tertawa bahagia. Senyumnya terus mengembang. Apalagi, saat para tamu undangan satu persatu mendekatinya untuk mengucapkan selamat pada sepasang mempelai pengantin itu.

Tanpa terasa, kedua mata Bima berembun. Rasanya, ia tidak rela membiarkan wanita itu bersama orang lain, meskipun orang itu adalah Devan. Sahabat baik yang dulu memang Bima percayakan untuk menjaga Renata saat perempuan itu lebih memilih berobat ke luar negeri.

Bima tahu, Devan sangat mencintai mantan istrinya itu. Dulu, Devan tidak berani melangkah jauh karena laki-laki itu merasa tidak enak dengan dirinya. Namun, seiring berjalannya waktu dan seringnya pertemuan mereka membuat laki-laki itu akhirnya berhasil menaklukkan Renata.

"Akhirnya kamu berhasil mengambil dia dariku, Dev," lirih Bima. Netranya kembali menatap Renata yang terlihat begitu cantik. Senyum yang terpancar pada wajah cantiknya membuktikan kalau perempuan itu terlihat sangat bahagia.

Menyadari itu, Bima hanya menghela napas panjang. Merasakan rasa sakit yang perlahan mencabik-cabik relung hatinya yang paling dalam.

Bima mengusap air mata yang mengalir tanpa ia sadari. Seperti biasanya, setiap kali berhubungan dengan Renata, dirinya pasti akan berubah menjadi cengeng. Topeng datar dan dingin yang setiap kali ia pamerkan di luar sana, tidak berlaku jika itu sudah berurusan dengan Renata.

Bima menatap sekali lagi ke arah wanita yang sangat dicintainya itu.

"Semoga kamu bahagia," lirih Bima sambil kembali mengusap pipinya yang basah. Lelaki itu kemudian pergi meninggalkan tempat itu dengan rasa sakit yang terus saja berdenyut di hatinya.

Tidak disangka, kedatangannya ke Pulau Dewata ternyata memberikan kejutan untuknya. Bima sungguh tidak menyangka kalau dirinya menginap di hotel yang disewa Renata dan Devan untuk menggelar acara resepsi pernikahan mereka.

Hari ini, Bima baru saja tiba di Bali. Ada beberapa pekerjaan yang mengharuskan Bima datang ke kota yang biasa juga disebut Pulau seribu pura itu.

Beberapa saat yang lalu Bima melihat Adrian dan Vania melangkah terburu-buru. Merasa penasaran dan ingin memberikan kejutan pada sepupunya itu, Bima kemudian mengikuti langkah Aldrian dan Vanya.

Bima sengaja mengikuti mereka diam-diam. Pria itu ingin tahu apa yang dilakukan oleh Aldrian. Pasalnya, sebelum berangkat ke Bali, Bima sudah menelepon Aldrian. Ia bermaksud mengajak pria itu pergi bersamanya. Hanya saja, Bima tidak mengatakan pada Aldrian kalau dirinya ingin mengajak saudara sepupunya itu untuk pergi ke Bali bersama-sama.

Saat itu, Aldrian beralasan tidak bisa ikut dengannya karena dia ingin menghadiri pesta pernikahan kolega bisnisnya. Tidak disangka, ternyata, Bima melihat Aldrian di hotel yang sama di mana dirinya menginap saat ini.

Rencana ingin memberi kejutan pada Aldrian, eh! Ternyata dirinya sendiri yang mendapatkan kejutan. Kejutan yang membuat hatinya patah seketika.

Bima melangkah gontai menuju kamarnya. Rencananya tadi, ia ingin membeli makanan di luar untuk makan malam. Namun, sekarang dirinya sudah tidak berselera.

Bima sampai di kamarnya. Seorang wanita cantik menyambutnya dengan senyum mengembang pada wajahnya.

"Surprise!"

Bima menatap perempuan itu dengan wajah terkejut.

"Kamu beneran datang?" Bima menyambut wanita berambut panjang itu ke dalam pelukannya.

"Aku merindukanmu, karena itu aku langsung kemari saat kamu mengatakan menginap di sini." Karina menatap sang suami yang terlihat lelah.

"Sepertinya kamu sangat lelah." Karina mempererat pelukannya.

"Hmm."

"Maafkan aku karena aku, kamu jadi bekerja keras seperti ini."

Bima tersenyum kecil mendengar ucapan Karina.

Karina, wanita cantik yang selalu menemani hari-harinya dan memuaskan setiap malam panjangnya. Namun, kehadirannya ternyata tidak bisa menggantikan posisi Renata dalam hatinya.

Maafkan aku, Karin, karena selama ini aku hanya menjadikanmu sebagai–

"Bima, aku ingin berbulan madu di sini."

BERSAMBUNG ....

Terpopuler

Comments

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

emang sudah lewat berapa tahun?

2023-05-27

0

manda_

manda_

udah pada punya pasangan ya tp bima masih cinta sama renata

2023-01-03

0

Erni Handayani

Erni Handayani

Emang dasar si bima laki-laki kurang ngajar.. Udh punya istri tp cuma di jadiin pelampiasan aja

Awas luh yaa jangan ganggu renata lagi
Udh cukup dulu lo sia2in dia
Gemes bgt klo ada si bima

Tp klo gak ada dia gak seru gak ada yg bisa aku omelin😅🤣

2022-12-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!