Tak terasa, Anto pun melamun cukup lama, sehingga membuat Asha mengernyitkan dahi dan memanggil Anto.
"Tuan! Tuan ... Tuan pilih bunga yang mana?"
Seketika Anto terkesiap saat mendengar suara Asha yang sedang memanggilnya.
"Oh ... iya, Saya mau pesan bunga mawar putih dua ikat. Emm apa bisa diantar ke rumah, Mbak?" tanya Anto yang berharap jika Asha yang mengantarkannya.
"Oh bisa sekali, Tuan! Tapi, kayaknya sore nanti deh bunganya bisa sampai, soalnya sopir saya sedang mengantarkan pesanan ke luar kota." balas Asha yang rupanya memberikan kesempatan Anto untuk memaksa Asha sendiri yang mengantarkannya.
"Waduh Ibu saya pasti sudah sangat menunggu, bisa cepat nggak, Mbak? Soalnya Ibu Saya tuh orangnya nggak suka nunggu terlalu lama, jadi Saya harus gimana dong, Mbak? Kalau nggak segera ada tuh bunga, nanti saya dimarahi Mbak. Aduh gimana ini? Apalagi setelah ini Saya harus pergi ke kantor. Kalau terlambat sedikit saja, Saya bisa dipecat, apalagi membawa bunga itu pulang, butuh waktu cukup lama, bisa-bisa Saya telat ke kantor beneran." Anto tampak berpura-pura panik dan takut jika terlambat ke kantor.
Rupanya usaha Anto tidak sia-sia. Untuk sejenak Asha kasihan melihat Ibu Anto yang harus menunggu terlalu lama. Akhirnya tidak ada pilihan lain, Ia akan mengantarkan sendiri bunga itu ke rumah Anto.
"Baiklah, Tuan! Saya yang akan mengantarkannya. Berikan alamat rumah Tuan!" seru Asha serius.
"Serius? Mbak yang akan mengantar sendiri bunga-bunga itu? Waaahhhh Bos pasti sangat bahagia." seketika Asha mengernyitkan dahinya dan bertanya, "Bos? Bos siapa maksud Tuan?"
"Ohhh ... astaga! Maksud Saya pasti Ibu saya sangat senang, terima kasih banyak Mbak udah mau nganterin bunga ini kepada Ibu Saya, Ibu Saya pasti sangat bahagia sekali bisa mendapatkan bunga mawar yang cantik ini, dari dulu Ibu saya sangat ingin memiliki bunga mawar putih ini, Mbak! Baru kali ini Saya bisa membelikan bunga untuk Ibu Saya." Anto pun sukses membuat Asha kasihan dan terharu melihat kesedihan Anto.
"Tuan jangan khawatir, Saya akan mengantarkan bunga ini dan memberikannya kepada Ibu Anda."
"Iya, Mbak. Terima kasih!"
Setelah itu Anto memberikan alamat di mana Sang Bos berada, kemudian Anto membayar dua ikat bunga mawar putih itu.
"Kalau begitu, Saya permisi dulu. Terima kasih banyak sebelumnya." pamit Anto pulang.
"Sama-sama, Tuan! Saya juga berterima kasih atas kepercayaan Tuan sudah membeli bunga di toko kami, semoga Anda puas!" balas Asha sembari tersenyum.
"Pasti sangat puas, puas sekali!" Anto pun tampak sumringah, akhirnya Ia akan membawa Asha untuk bertemu dengan Bosnya.
Setelah itu, Anto segera naik ke dalam mobilnya, Ia pun langsung memberitahukan kepada Leo jika Asha sebentar lagi akan datang.
"Bos, bersiaplah! Sebentar lagi Asha akan datang."
Terlihat senyum menyungging dari bibir seorang Bos besar, akhirnya setelah lima tahun Ia kehilangan Asha, hari ini Ia akang melepaskan rindunya kepada wanita yang sudah membuat hidupnya kacau.
"Aku akan menunggumu di sini, Sayang! Datanglah padaku, Aku sudah terlalu lama menunggumu, semua kebahagiaan akan Aku berikan untukmu." batin Leo dengan senyum smirk.
Setelah Anto pergi, Asha segera mempersiapkan bunga mawar putih pesanan Anto, kemudian sang Ibu datang dan berkata, "Asha! Kau akan mengantarkan sendiri bunga-bunga ini?"
"Iya Bu! Rumahnya nggak jauh kok dari sini, kasihan Bu. Pasti Ibu Tuan itu sedang menunggu di rumah. Tolong jaga Aksa, Asha akan pulang tidak sampai sore." balas Asha yang sudah siap mengantarkan bunga-bunga itu.
"Hati-hati, Nak!"
Seru Bu Laila saat sang anak sudah memasang helmnya, Asha pun segera mengendarai motornya untuk mengantarkan pesanan bunga itu. Asha menganggukkan kepalanya dan kemudian Ia pun melajukan motornya ke Jalan raya.
Asha membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai ke alamat yang diberikan oleh Anto, dan tak butuh waktu lama untuk Asha tiba di alamat tersebut.
Sejenak Asha berhenti di depan pagar dan membaca alamat yang diberikan oleh Anto padanya.
"Jl. Cendrawasih nomor lima. Kayaknya ini deh tempatnya. Ya ampun gede banget rumahnya, perasaan Tuan yang beli tadi orangnya biasa saja. Hmm dah lah yang penting udah sampai di alamat ini." ucap Asha sembari memasukkan kembali alamat yang baru saja Ia baca. Di saat yang bersamaan, tiba-tiba saja pagar rumah itu terbuka secara otomatis. Sehingga membuat Asha terkejut.
"Eh kok buka sendiri?" Asha pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam halaman rumah, dengan masih menggunakan helm, Ia masuk dan tetap waspada dengan memperhatikan sekeliling.
Sementara di dalam sebuah kamar, tampak seorang pria yang sedang tersenyum melihat monitor CCTV yang mengarah ke halaman rumah. Leo melihat Asha sudah masuk ke dalam halaman rumah.
"Selamat datang, Sayang!" ucap Leo dengan senyuman kebahagiaan.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ita rahmawati
ak ikut deg²an 🤭
2023-06-16
0
bunda sekar
kalau kuliah di UNY, trus rumahnya di jalan cendrawasih... berarti daerah Demangan dong ya
2023-03-23
0
yosya
aku yg deg deg an ..
🤭🤭
2023-01-20
1