"Kenapa Ibu bersedih?" Asha menatap wajah sang Ibu yang terlihat mulai menitikkan air mata.
"Tidak, Asha! Ibu tidak apa-apa, Ibu hanya teringat almarhum Ayah kamu, Ibu sangat merindukannya." balas Bu Laila yang masih mencoba menutupi kesedihannya. Asha tidur di pangkuan Ibunya, hanya dalam dekapan sang bunda, seorang anak bisa sangat nyaman, Asha meluapkan perasaannya dan menumpahkan segala gundahnya saat itu juga.
"Asha! Apa laki-laki itu memaksamu?" sejenak Bu Laila bertanya kepada sang anak.
"Ceritanya panjang, Bu! Semua itu bermula saat kami merayakan pesta ulang tahun Astrid pada malam itu ..."
Kemudian Asha menceritakan semuanya kepada sang Ibu tentang kejadian yang menimpa dirinya, entah siapa yang disalahkan, yang jelas saat malam itu Asha mabuk dan tidak mengingat apapun, sementara dirinya sudah berjanji kepada Ibunya untuk tidak berbuat macam-macam, tapi entah kenapa saat itu Asha berani meminum minuman beralkohol yang menyebabkan dirinya harus mengalami kejadian itu.
Asha menangis lagi, saat dirinya terbangun dan melihat seorang pria tidur di samping nya, dan yang lebih mengejutkan lagi Asha dan pria itu ternyata baru saja berhubungan badan.
"Asha takut, Bu! Maafkan anakmu ini, Asha tidak bisa menjaga kehormatan Asha, Asha menyesal." ungkap kesedihan hati Asha sembari menangis pada pangkuan sang Ibu.
"Ibu mengerti perasaanmu, Asha! Ibu tidak akan marah padamu, ini adalah musibah, dan kamu harus bersabar, kita akan hidup tenang di sini, sekarang Ibu mengerti kenapa kamu tiba-tiba memutuskan untuk keluar dari pekerjaan dan ingin pergi jauh. Setidaknya kamu bisa menghindari laki-laki itu, dia bukan laki-laki yang baik, semoga saja suatu hari nanti dia akan menyesal telah melakukan itu padamu, dia pasti akan menangis." Bu Laila mengusap rambut Asha dengan penuh kasih sayang. Asha membutuhkan semangat untuk menjalani hari-hari berikutnya. Sungguh kejadian itu benar-benar membuat Asha trauma dengan pria.
Sementara di sisi lain, Leo terus berusaha untuk mencari keberadaan Asha, Ia memerintahkan kepada anak buahnya untuk mencari keberadaan Asha di penjuru kota, bahkan Ia mencari informasi di setiap perusahaan bilamana Asha bekerja di perusahaan lain. Ia pun bertanya kepada teman-teman kantor Asha tentang keberadaan Asha saat ini. Namun, lagi-lagi Leo tidak bisa menemukannya karena semua teman-teman Asha lost kontak dengan gadis itu.
"Aaarrrgggghhhh ... Ashaaaa! Sampai kapanpun Aku tidak akan pernah berhenti mencarimu!" teriak Leo yang terlihat kesal karena tidak bisa menemukan dimana keberadaan gadis yang sudah membuatnya gila itu.
*
*
*
*
Satu bulan kemudian.
Kini hari-hari Asha adalah bekerja di ladang membantu sang Ibu menanam sayuran, kehidupan mereka di pedesaan memaksa mereka untuk melakukan pekerjaan itu, namun Asha tidak pernah mengeluh, setidaknya di sana Ia merasa lebih baik dan mulai sedikit demi sedikit melupakan kejadian yang sudah hampir sebulan.
Tiba-tiba saja Asha merasa sedikit pusing, entah kenapa hari itu Ia tidak seperti biasanya, badannya terasa lebih capek dan lebih pegal, padahal sebelumnya Asha belum pernah merasakan hal seperti itu. Ia pun memilih beristirahat sejenak dibawah sebuah pohon dan menyandarkan tubuhnya yang lemah. Asha terlihat sangat lelah sekali.
Sang Ibu yang melihat keadaan anaknya, langsung menghampiri Asha dan memberikan minum untuk nya.
"Asha! Kamu kelihatan capek sekali, minumlah, Nak!" seru Bu Laila sembari memberikan segelas air putih.
"Terima kasih, Bu!" Asha menerima dan kemudian meminum nya. Setelah itu sang Ibu melihat wajah Asha yang terlihat pucat, Ia pun menyuruh Asha untuk beristirahat di rumah, karena Bu Laila khawatir jika terjadi sesuatu kepada putrinya.
"Asha! Kamu sakit?"
"Entahlah, Bu! Nggak tahu kenapa Asha tiba-tiba merasa pusing dan capek akhir-akhir ini." balasnya sembari memijit pundaknya sendiri. Untuk sesaat sang Ibu curiga jika anaknya mengalami hamil muda, karena ciri-cirinya sangat persis saat Bu Laila mengandung Asha dulu.
"Asha! Boleh Ibu bertanya sesuatu?" seru Bu Laila penasaran.
"Tentu saja, Bu! Apa yang ingin Ibu tanyakan?"
"Apa kamu sudah datang bulan?" seketika Asha membulatkan matanya mendengar pertanyaan dari sang Ibu.
"Apa maksud Ibu?"
"Katakan saja, apa kamu sudah mendapatkan tamu bulanan?" lagi-lagi pertanyaan Bu Laila membuat Asha panik dan mulai berpikir memang dirinya belum mendapatkan menstruasi bulan ini. Asha menggelengkan kepalanya pada sang Ibu. Seketika Bu Laila menghela nafas panjang, semoga dugaannya salah, jika putrinya itu sedang mengandung.
*
*
*
*
Sedangkan di sebuah pertemuan antara pimpinan perusahaan, Leo saat itu yang sedang memimpin jalannya rapat. Tiba-tiba saja dirinya merasa sangat pusing, bahkan ruangan terlihat berputar-putar dan itu menyebabkan Leo tak kuat dan duduk di kursi kebesarannya. Tentu saja apa yang terjadi pada pria itu membuat semua kolega bisnis nya bertanya-tanya.
"Pak Leo! Anda tidak apa-apa?"
Leo masih memejamkan matanya dan memijit pelipisnya yang terasa begitu berat, kemudian Ia memerintahkan kepada sang asisten untuk menunda rapat untuk sementara waktu.
Akhirnya, setelah rapat itu ditunda, Leo pun istirahat sejenak untuk menenangkan dirinya yang tiba-tiba merasa pusing yang luar biasa, bahkan rasa pusing itu berimbas pada perut nya yang mulai terasa mual-mual dan ingin muntah.
"Bos! Anda kenapa?" tanya Anto yang khawatir melihat Leo yang tidak seperti biasanya. Pria yang terlihat enerjik dan gagah di setiap harinya itu, kini entah kenapa Leo terlihat lemas dan selalu ingin muntah. Tapi yang dimuntahkan tidak ada.
Sang asisten pun menyarankan Leo untuk memeriksakan diri ke dokter. Namun, Leo menolak nya dengan alasan Ia baik-baik saja dan merasa tidak ada yang aneh, setelah mual muntah itu selesai, Leo pun menjadi sehat dan seolah tidak terjadi apa-apa dengan nya. Dan itu membuat Leo curiga jika dirinya ada yang mengguna-guna. Mengingat kiprah Leo di dunia bisnis sangat berpengaruh. Dan tidak menutup kemungkinan jika banyak musuh disekiling nya.
"Astaga! Apa yang terjadi dengan ku? ini pasti ulah orang-orang yang sengaja ingin menyingkirkan ku, mereka pasti sudah mengguna-guna diriku, Aku yakin itu." ucap Leo di saat dirinya tiba-tiba sembuh dengan sendirinya. Namun, Anto justru melihatnya berbeda, sang Bos memang tidak sakit, tapi Leo sedang mengalami Couvade syndrome.
"Bukan Bos! Anda tidak mungkin terkena guna-guna, saya tidak percaya itu. Tapi, ada sesuatu yang lain yang lebih dari guna-guna, Saya merasa Bos sedang mengalami Cauvade syndrome." terang sang asisten.
"Apa maksudmu dengan Couvade, Covid, kepepet, ahhh apalah itu namanya!"
"Couvade syndrome itu bos! Kondisi dimana wanita yang sedang mengandung anak kita, ternyata kita sebagai ayah anak itu ikut merasakan apa yang dialami oleh Ibunya. Jadi istilah untuk si Ibu yang pernah mengalami mual muntah itu disebut dengan morning sickness. Dan Bos sedang mengalaminya sekarang." Leo justru tertawa mendengar penuturan dari sang asisten. Ia masih belum percaya jika dirinya mengalami hal seperti itu. Mana mungkin dirinya mengalami hal yang seperti Anto tunjukkan. Ikut merasakan apa yang dirasakan oleh wanita yang sedang hamil.
"Kamu ada-ada saja, mana mungkin Aku mengalami hal itu, istri saja tidak punya. Ini sangat tidak masuk akal." balas Leo sembari tertawa kecil.
"Iya saya tahu, Bos tidak mungkin kan menanam benih kepada sembarang perempuan Tapi, ada salah satu gadis yang selama ini sudah membuat Bos kelabakan setengah mati. Apa Bos sudah lupa?" pertanyaan Sang asisten membuat Leo teringat akan seseorang.
"Asha!"
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
mommyanis
Leo baru nyadar y klo dia seorang duda ??? bilang blm pny istri lg tapi udah nanem bibit bakal Leo juniorx 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2022-12-20
1
Rahmi Miraie
namanya juga ikatan batin aantara anak dan ayah..meskipun baru berupa biji ttp aja terasa..
2022-12-18
0
Virushe Aira
lanjut
.
2022-12-17
1