Hingga tiba-tiba sang asisten berkata kepada Leo, "Mari Bos, kita masuk!"
Seketika Leo terkejut dan langsung masuk ke dalam ruangan Pak Bandi. Sementara Asha sudah keluar dari kantor tersebut. Asha segera menghentikan taksi dan pergi secepatnya dari sana.
Sementara itu Leo disambut hangat oleh Pak Bandi, "Selamat siang Pak Leo!" sapa mantan Bos Asha tersebut.
"Hmm" balas Leo hanya dengan berdehem, seperti biasa Pak Bandi sudah terbiasa dengan sikap relasi bisnis nya itu. Dimana Leo tidak pernah menunjukkan sikap manis kepada siapapun, padahal mereka sering sekali mengadakan pertemuan tentang hubungan bisnis mereka.
Kemudian Pak Bandi mempersilahkan Leo untuk duduk. "Silahkan duduk, Pak!"
Leo pun duduk dengan gaya maskulin nya, dengan satu kaki yang Ia tumpangkan pada kaki yang satunya, kemudian Leo memberikan kode kepada sang asisten untuk mengatakan tujuan nya datang ke kantor Pak Bandi.
Sang asisten pun mengerti dan segera menyampaikan sesuatu yang Leo maksudkan.
"Ada yang dapat Saya bantu, Pak Leo?" tanya Pak Bandi.
"Begini Pak Bandi, maksud kedatangan Bos kami hanya ingin bertemu dengan salah satu karyawan Pak Bandi yang bernama Asha Maheswari, apa kami bisa bertemu dengannya?" seru Anto, sang asisten.
"Asha Maheswari, Iya dia memang karyawan kami, tapi baru saja dia resign." seketika Leo menggebrak meja Pak Bandi saat mendengar jika gadis yang Ia cari sudah resign dari pekerjaannya.
"Apa? Gadis itu resign? Bagaimana bisa?" tiba-tiba saja Leo berkata sembari menatap tajam ke arah Pak Bandi. Tentu saja Pak Bandi sangat ketakutan dengan sikap Leo yang tiba-tiba marah mendengar jika Asha telah resign dari kantor.
"I-iya Pak, Asha baru saja mengundurkan diri dan ini surat pengunduran dirinya, Saya juga tidak tahu kenapa dia tiba-tiba memutuskan untuk mengundurkan diri, padahal dia tidak punya masalah di kantor, kinerjanya sangat memuaskan dan kami juga memberi nya gaji yang cukup besar. Tapi entah kenapa siang ini dia menyodorkan surat pengunduran dirinya. Dan baru saja dia keluar dari ruangan Saya, apa Pak Leo tidak berpapasan dengannya?" ujar Pak Bandi yang seketika membuat Leo tersadar, mungkin saja Asha adalah gadis yang berjalan keluar dari kantor.
"Tidak! Dia tidak boleh pergi. Anto! Cepat kejar gadis itu, bawa dia kepadaku, Aku tidak mau kehilangan dirinya, cepat!" titah Leo dengan mata yang membola. Tentu saja Pak Bandi sangat terkejut saat melihat sikap Leo yang sangat ingin sekali bertemu dengan Asha.
"Kenapa Pak Leo ingin sekali bertemu dengan Asha?" batin Pak Bandi bertanya-tanya, sedangkan yang Ia tahu jika Leo tidak pernah tertarik sama sekali dengan makhluk yang namanya perempuan. Tapi kenapa sekarang justru Leo mengejar Asha dan ingin sekali bertemu dengan gadis itu.
"I-iya Bos!" Anto segera pergi ke luar dan mencari keberadaan Asha, Ia berharap segera menemukan keberadaan Asha. Jika tidak sang Bos sudah pasti akan menghukumnya dengan gaji yang dipotong.
Sang asisten segera berlari ke luar ruangan, dan mengejar Asha yang tentu saja gadis itu keluar dari kantor.
Sementara itu Asha kini sudah berada di dalam sebuah taksi yang meluncur ke jalan raya menuju arah rumahnya. Untuk sesaat dirinya bisa selamat dari Leo, karena Asha berjanji pada dirinya sendiri, Ia tidak akan pernah mengingat lagi tentang hubungan nya dengan pria itu.
Anto segera berlari ke luar kantor, Ia tampak bertanya-tanya tentang dimana Asha dengan bertanya kepada beberapa pegawai kantor yang masih berada diluar, dan kebetulan Anto bertemu dengan Ririn, teman Asha yang sempat ditabrak oleh Asha saat dirinya sedang terburu-buru.
"Mbak-mbak tunggu!" .
"Iya Pak! Ada yang bisa saya bantu?"
"Mbak tahu wanita yang bernama Asha, kira-kira tingginya segini, dan rambutnya panjang, cantik, dia memakai baju berwarna hitam." mendengar penuturan dari sang asisten pribadi Leo, Ririn pun menjawab apa adanya.
"Oh Asha! Iya tadi Saya lihat dia keluar dari gedung ini, tapi setelah itu Saya tidak tahu dia pergi kemana, dia tampak terburu-buru." balas Ririn yang membuat Anto memukul tembok.
"Ah brengsek! Bagaimana bisa gadis itu pergi, seharusnya dia berada di sini bersama sang bos. Gawat! Bos pasti sangat marah saat tahu Asha sudah pergi dari sini." umpat Anto lirih sembari mengacak-acak rambutnya.
"Bapak kenapa?" tanya Ririn penasaran.
"Oh tidak! Aku tidak apa-apa, oh ya kamu tahu dimana rumah gadis itu, iya rumahnya Asha?" tanya sang asisten.
Ririn pun menganggukkan kepalanya, setelah itu Ia mengatakan kepada Anto dimana gadis teman sekantornya itu tinggal.
"Asha tinggal di Jl. Pemuda nomor dua puluh." seru Ririn. Dalam sekejap Anto langsung melaporkan dimana alamat rumah Asha, dengan begitu sang Bos bisa datang sendiri menjemput Asha di rumahnya.
*
*
*
Sementara itu Asha pun telah sampai di rumah nya, Ia melihat Ibu dan Adiknya yang sudah berkemas dan siap untuk berangkat. Asha turun dari taksi dan menyuruh sang sopir untuk menunggunya.
"Pak sopir tolong tunggu di sini dulu! Saya akan memanggil Ibu dan Adik saya sebentar."
"Baik, Mbak!"
Asha segera masuk ke dalam rumah dan langsung membawa Ibu dan Adiknya pergi sekarang juga.
"Ibu, Ara! Ayo kita pergi sekarang!"
Akhirnya Asha bersama Ibu dan Adiknya mulai berangkat ke Magelang dan meninggalkan kontrakan yang sebelumnya Ia bayar rutin pada Bu Siti, pemilik kontrakan. di Magelang sang Ibu masih memiliki tanah ladang di desa, Asha berencana untuk mendirikan usaha kecil-kecilan di kota kelahiran sang Ibu. Setidaknya di sana Ia mendapatkan suasana berbeda dan bisa membuka lembaran baru dengan melupakan Leo yang pernah singgah satu malam dengan dirinya.
Sang Ibu sekali lagi meyakinkan pada dirinya bahwa Asha sang putri sedang baik-baik saja.
"Asha! Kamu baik-baik saja kan, Nak? Kamu tidak menyembunyikan sesuatu dari Ibu, kan?" seru Bu Laila yang merasa jika putrinya tengah merahasiakan sesuatu.
Asha menatap wajah sang Ibu dengan tersenyum tipis Ia menggelengkan kepalanya, seolah Ia ingin menunjukkan kepada Ibunda jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sementara dalam hatinya yang paling dalam, Ia merasa sangat kotor dan berdosa, sebagai anak perempuan yang selama ini menjunjung tinggi sebuah kehormatan, nyatanya terkoyak sudah mahkota kesucian nya oleh seorang laki-laki yang sangat ditakuti dan terkenal kejam di kota itu.
"Maafkan putrimu, Bu! Maafkan Aku!"
*
*
*
"Bos! Gadis itu sudah pergi!" seru Anto kepada Leo. Seketika Leo mengepalkan tangannya dan spontan memukul meja Pak Bandi. Tentu saja Pak Bandi sangat ketakutan melihat amarah Leo yang sebelumnya tidak pernah Ia tunjukkan.
"Bodoh! bagaimana bisa dia lepas, Aku tidak mau tahu, kita harus cepat mendapatkan gadis itu. Harus!" seru Leo dengan wajah amarahnya.
"Gadis itu cepat sekali pergi, tapi kita mendapatkan titik terang, Bos! Kita mendapatkan alamat rumah Asha."
Seketika wajah Leo mulai padam dari kobaran kemarahan karena tidak mendapatkan Asha, dengan ucapan dari Anto, Leo berharap kali ini Ia akan bertemu dengan Asha secepatnya.
"Kita ke rumahnya sekarang!"
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Dyah Oktina
kok...gampang banget pindah sih thor... kan Adek nya masih sekolah apa lagi smu... urusannya agak lama... hahaha.. cerita saya kecewa nih ngak langsung ketemu.. tp kla langsung ketemu habis deh ceritamu ya thor.. 🤭
2023-11-19
0
Sedayu Branded Matahari
magelang... itu kotaku....🥰🥰
2023-01-04
1
Nur fadillah
Wah-wah...Bos marsh.....😥😥
2022-12-27
0