Dian segera turun ke bawah setelah memakai pakaian. Dilihatnya beberapa pelayan berada di dekat meja makan sedangkan Ilyas nampak duduk dengan santai di meja makan sembari membaca koran.
Dengan langkah pelan, wanita itu jalan menghampiri para pelayan. Ada bu Mega disana " Ada apa nih bu? " Bisik nya
Bu Mega dan beberapa pelayan nampak membungkuk hormat " Selamat pagi nyonya." Sapa mereka.
Dianra tersenyum kikuk. Ini kali pertama ia di suguhkan pemandangan yang sangat menghormati nya, ia jadi tak tahu harus berbuat apa.
" Kenapa kalian hanya berdiri disini? " Dian kembali bertanya.
Bu Mega nampak melihat tuannya yang hanya fokus membaca koran " Sebenarnya tuan Ilyas melarang kami masuk kedalam dapur, nyonya." Bisiknya
Kening wanita itu menyerngit heran. Kenapa dilarang? Bukankah bu Mega dan pelayan lain harus membuat sarapan yah, pikir Dian. Baru akan bertanya lagi, suara Ilyas mengurungkan niatnya.
" Kamu sudah datang rupanya." Menaruh koran di atas meja makan
" Cepatlah buatkan aku sarapan." Titahnya kemudian. Dianra mengangguk, wanita muda itu kemudian masuk kedalam dapur asing yang sangat enak di pandang.
Dian melihat bahan masakan di dalam kulkas, semuanya bersisi bahan-bahan makanan yang berat-berat, dan tidak cocok dijadikan sarapan. Wanita itu pun memutar otak, dilihat nya ada sepiring nasi dingin mungkin bekas yang semalam.
Senyum Dian mengembang, kini ia tahu akan membuat apa. Di ambilnya bawang merah dan putih lalu dihaluskan. Dian kemudian berkutak di dapur.
Terdengar suara kompor yang ia nyalakan. Saat akan mencari telur, wanita itu tak dapat menemukannya. Mana minyak sudah mulai panas.
Terpaksa wanita itu keluar dari dalam dapur " Bu Mega, tempat teluar dimana yah? Kok gak ada di kulkas." Seru Dian
" Oh telur ada di tempat lain nyonya." Ucap Mega
" Bisa tolong bantu aku, bu. Aku gak tau letak bahan-bahan dengan peralatan dapur." Nyengir kuda
Bu Mega mengulas senyum, dilihatnya sang tuan yang hanya mengangguk. " Mari nyonya, saya bantu." Mereka pun kembali ke dapur dengan beberapa pelayan khusus memasak.
Ilyas melihat pergerakan sang istri sampai masuk kedalam dapur. Lalu kembali fokus dengan koran yang di pegang.
'wanita itu memakai bahasa informal dengan yang lain, tapi kenapa dengan ku dia seperti berbicara dengan majikannya' melihat heran. Yah setidaknya ia cukup senang akan Panggilan yang disematkan Dian kepadanya.
Senang? Hah! Ia benar-benar tak mengerti akan perasaan nya sekarang.
Ardo dan juga Mike datang tepat waktu. Mereka ingin menjemput tuannya agar cepat-cepat sampai di perusahaan sekaligus sarapan di perusahaan, karena itulah kebiasaan Ilyas sehari-hari.
" Selamat pagi tuan." Ucap kedua orang itu
" Hmm." Seperti biasa Ilyas hanya bergumam. Saat keduanya menunggu sang tuan untuk bangun berdiri, mereka dibuat terkejut saat tuannya malah kembali fokus dengan koran yang di pegang.
" Anda tidak ke perusahaan tuan? " Tanya Mike setelah mengumpulkan keberanian
" Aku ingin sarapan." Singkatnya tanpa melihat Mike dan juga Ardo
Kedua orang itu lagi-lagi dibuat terkejut. Sejak kapan tuannya sarapan di mansion? Bukan hanya itu, ada yang lebih mengejutkan. Aura yang biasanya dikeluarkan Ilyas berubah. Mengapa pagi ini sang tuan terlihat bahagia, walau hanya dari aura. Namun siapa pun pasti tahu kalau sekarang mood Ilyas sepertinya sangat bagus.
" Ada hal bagus yang terjadi tuan? " Tanya Mike lagi. Percayalah diantara semua bawahan Ilyas, hanya Mike yang berani berbicara seperti itu.
Ilyas menaruh koran di atas meja. Menaikkan sebelah alis " Hmm hal baik.." memegang dagu, memikirkan kejadian panas semalam membuat Ilyas kembali mengeluarkan aura bahagia walaupun di luar terlihat datar seperti biasa.
Semua yang ada disana melongo tak percaya akan aura yang dikeluarkan tuannya. Tak lama Dian datang membawa nasi goreng dalam jumlah yang lumayan.
" Eh! Bang Mike, pak Ardo." Seru Dian menaruh nasi goreng Tersebut di atas meja
Mike menahan tawa saat Dian memanggil nya abang sedangkan yang disebelahnya pak. Sebenarnya yang bapak-bapak disini siapa? Pikirnya
" Ada apa bang? Kok kaya nahan ketawa. Pak Ardo juga, kenapa dengan wajah anda pak? " Tanya Dian dengan bahasa yang benar-benar campur layaknya gado-gado.
Mike tak dapat menahan tawa " Hahahha bapak.. hahahaha Do, sepertinya wajahmu lebih bapak-bapak dibanding aku yang sudah punya anak." Celetuk Mike
Ardo menatap kesal sahabatnya. 'awas kau' lalu melihat sang nyonya yang masih kebingungan " Maaf nyonya. Saya masih muda untuk dipanggil bapak, dan lagi Mike lah yang pantas dengan panggilan itu." Ucap nya dengan sopan
" Heheh maaf nyonya. Abang saja juga saya tidak keberatan. Walaupun saya sudah punya anak, dimana-mana sudah jelas saya masih muda." Timpal Mike percaya diri
Dian tertawa geli " Maaf.. maaf.. bang Ardo."
" Ehem..." Deheman keras tersebut sontak membuat keadaan kembali hening. " Sarapanku."
" Ah.. baik." Segera mengambil piring lalu menyendok kannya kedalam piring. Setelah dirasa cukup, Dian pun menaruh nasi goreng tersebut di hadapan suaminya.
" Bang Mike sama bang Ardo mau juga? Ayo kita sarapan sama-sama." Ajak Dian dengan polos.
Kedua orang tersebut melihat atasannya yang mulai menyendokkan makanan ke dalam mulut lalu manggut-manggut, 'enak juga'
Dua orang itu pun ikut duduk di depan sang tuan. Jujur saja mereka juga belum sarapan, dan lagi mereka juga ingin kembali merasakan masakan yang dibuat istri sang tuan. Secara kemarin nasi kuning yang dibuat Dian sangat enak dan bikin nagih.
Saat Dian hendak melayani kedua asisten suaminya, tatapan Ilyas yang tajam membuat nyali keduanya menciut.
" Nyo.. nyonya anda duduk saja, kami bisa melakukannya sendiri." Merampas halus tempat nasi goreng tersebut.
Karena sudah hilang ditangan, Dian akhirnya mengalah dan duduk di sebelah suaminya " makanlah juga." Titah Ilyas membuat Dian makan dengan lahap.
Jujur saja ia juga lelah apalagi pergulatan mereka tadi subuh benar-benar membuat tenaganya terkuras.
.........
Ilyas, Dian dan kedua asisten nya sudah berdiri di depan pintu. Menjalani tugasnya sebagai seorang istri, Dian memberikan tas kerja ke suaminya. Dan dengan senang hati Ilyas mengambilnya, walaupun sebenarnya yang selalu membawa tas tersebut adalah salah satu dari asistennya.
Saat Ilyas akan berbalik " Hubby.." panggil Dian lirih
Ilyas berbalik dan melihat Dian yang sedang Menyodorkan tangan. Alis pria itu terangkat, apa istri nya ingin meminta uang? Pikirnya. Yah ia juga tak keberatan. Diambilnya salah satu kartu di dalam dompet dan hendak menaruh kartu hitam tersebut di atas tangan Dian.
" Eh? Bukan ini... " Ucap Dian menolak kartu itu
" Jadi apa mau mu? " Yah dia seperti mengajak berantam. Dian yang tak biasa menelan salivah nya susah-susah
'sebenarnya yang menikahi aku berprofesi apa? Bukan pegulat 'kan'
Tak ingin ambil pusing, dengan memberanikan diri Dian mengambil tangan kanan sang suami lalu mencium nya. Sontak perlakuan Dian membuat mereka yang melihatnya terkejut tak terkecuali Ilyas. Namun, Ilyas yang memang mempunyai wajah datar tak bisa terlihat ekspresi terkejut nya.
" Assalamu'alaikum.." ucap Dian tersenyum manis
Ilyas berdehem " Hmm wa'alaikum salam. aku Pergi." Pamit pria tersebut. Seperti ada segerombolan kupu-kupu yang terbang menggelitik perutnya. Entahlah, mengapa ia bisa sesenang ini?
Ilyas lalu berjalan kearah mobil yang sudah terbuka pintu masuknya. Dengan sangat santai pria itu masuk kedalam mobil dan duduk dengan tenang. Segera, Ardo menutup pintu mobil walaupun ia masih dalam keadaan syok melihat tuannya mengucap salam bahkan tak keberatan tangannya di pegang wanita.
Sama, itulah yang dialami Mike. Wajah tampan nan ramah nya terlihat sangat syok melihat tingkah tuannya. Dan panggilan sayang apa-apaan itu? Mike benar-benar merasa kalah.
Ia yang mempunyai kekepoan tingkat tinggi segera menghampiri Dian.
" Nyonya, apa yang sebenarnya terjadi semalam? " Berbisik takut di dengar orang lain.
Melihat tingkah Mike membuat kening Dian menyerngit heran. " Memang nya kenapa bang? "
" Bukan, aku hanya penasaran. Kenapa pagi ini suasana hati tuan Ilyas terlihat sangat bahagia. Tadi malam nyonya sama tuan sedang itu yah? " Asal menebak dan ia tak terlalu berharap akan jawaban yang jelas.
Namun, matanya membelalak saat melihat istri sang tuan yang nampak menunduk dengan wajah yang merah merona menahan malu. Hanya melihat wajah memerah Dian sudah membuat Mike mengambil kesimpulan.
'tuan Ilyas garcep juga yah' terkekeh geli
Mike berdehem " Yasudah nyonya, terima kasih sudah menjawab. Kalau begitu saya pamit, Assalamu'alaikum."
" Eh? Wa.. wa'alaikum salam." Melihat kepergian mobil Suaminya dengan wajah yang semakin merah
" Menjawab? Sejak kapan aku jawab. Ahkkk Dian. Kamu ini.." memaki diri sendiri.
Dian kembali ke kamar, ia ingin mengambil sesuatu disana. Lagipula Dian juga masih canggung berada di mansion besar ini. Walaupun ia sudah cukup akrab dengan beberapa pelayan.
Wanita itu langsung masuk kedalam walk closet mencari sesuatu. Di carinya di dalam lemari tempat pakaiannya namun tak menemukan yang ia cari.
" Kemana yah? " Gumam Dian. Ia melihat tasnya " Ah! Mungkin ada di dalam tas." Lalu segera membongkar isi tas namun tak ada apa-apa di dalam.
Memegang dagu. Ia nampak berpikir. Jangan bilang kemarin ia lupa membawa nya? Yah bisa jadi, secara Dian memang mempunyai sifat pelupa jika bersangkutan dengan benda itu.
" Sebenarnya aku taruh dimana ponselku? Apa tinggal di rumah lama ku yah? Lain kali aku kesan deh. Sekalian bersih-bersih, jangan sampai rumah ku tidak terawat." Menghembuskan nafas kasar
" Pasti Sarah udah kalang kabut nyariin aku. Haaahhh aku yakin rumor tentang aku yang kedapatan kumpul kebo juga udah tersebar." Keluar dari dalam walk closet dan duduk di sisi ranjang.
" Yaudah deh, besok aku pulang dulu kerumah. Moga ajah ponsel ku emang ketinggalan disana. Gitu-gitu ponselku itu legend, gak ada duanya. Walaupun udah jadul." Ia masih tidak terima saat Ilyas menghina ponsel miliknya.
.
.
TBC
Follow ig othor🤭😅🙏 \=> HimaSun_05
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Like komen dan votenya 😘 banyakin hadiah nya juga biar othor tambah semangat nulis nya ✌️
...Subscribe yah manteman😖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Khendiz
aku suka aku suka... 😘😘😘
2023-02-24
3
Widja Tho Oghie
lanjut, bnyak2in upx thoorrr 😊😊😊
2022-12-13
2