...~Tuhan tahu kamu kuat, makanya ujian-Nya lebih berat. Tuhan tahu kam hebat, oleh karena itu, Dia memberikan kebahagiaan bukan diwaktu yang cepat, tapi diwaktu yang tepat~...
.........
Angin malam berhembus sepoi-sepoi diluar sesaat setelah hujan. Rumah kecil tersebut terlihat sangat sepi diluar, namun di dalam sudah banyak orang.
Dian menangis sambil menunduk dengan tersedu-sedu. Di sampingnya sudah ada pria misterius yang entah Siapa yang dengan entengnya akan menikahi nya, sedangkan di depan sudah ada seorang penghulu yang siap menikahkan mereka.
Disamping kanan dan kiri ada pak Rt dan beberapa warga terpercaya yang akan menjadi saksi dalam pernikahan dadakan tersebut.
Pria itu menaruh sebuah kartu berwarna hitam di atas meja yang membatasi Antara dirinya dan juga penghulu tersebut " Ini mahar saya untuk saat ini."
Pak Rt dan penghulu terlihat membelalakkan mata melihat black card tersebut. Kartu yang hanya di miliki oleh orang-orang tertentu.
Siapa sebenarnya pria ini? Tanya mereka dalam hati
Sedangkan para warga yang tak tahu hanya melihat tanpa berkomentar mengira itu hanya kertu atm biasa, sama seperti Dian.
" Baiklah, bagaimana nak Dian? " Tanya pak penghulu. Tidak lihatkah mereka sekarang Dian masih menangis dan tidak ingin menikah
Dian yang ditanya melirik kartu tersebut lalu mendongak melihat pria tampan yang sekenanya ingin menikahi janda sepertinya. Lalu wanita itu mengangguk.
" Alhamdulillah." Menaruh sebelah tangan di atas meja. " Nama mu, pria muda? " Tanya pak penghulu
Pria tersebut menyalami tangan penghulu itu " Ilyas." Singkat Ilyas
Pak penghulu nampak mengangguk " Saya nikahkan engkau dengan saudari Dianra Akila Rahman binti Abu Rahman dengan sebuah black card dibayar tunai."
Pria tersebut nampak tersenyum tipis, dan tidak akan ada yang menyadarinya. Akhirnya ia bisa tahu nama lengkap dari wanita cantik itu
" Saya terima nikahnya Dianra Akila Rahman binti Abu Rahman dengan maskawin tersebut tunai." Jawabnya dengan tegas tanpa harus menghafal terlebih dahulu
" Bagaimana para saksi? "
" Sah.." seru mereka semua.
Sekali lagi Dian menangis. Di pernikahan nya yang pertama ia juga mengeluarkan air mata bahagia, namun sekarang air mata yang keluar bukan bahagia namun benar-benar kesedihan.
Pernikahan nya yang lalu dengan persiapan matang bisa hancur, bagaimana dengan pernikahan nya yang sekarang? Bahkan pakaian yang mereka pakai benar-benar seadanya.
.
.
.
Semua orang sudah kembali ke kediamannya masing-masing. Mereka akhirnya bisa bernafas lega meninggalkan kedua pasutri baru tersebut. Berbeda dengan Dian yang malah tidak tahu harus berbuat apa sekarang.
Sungguh para warga yang datang seakan-akan hanya datang membawa masalah dan saat masalah nya datang, mereka lari dari tanggung jawab.
Dian menunduk sedari tadi tak berniat angkat kepala. Meremass tangan yang ada di paha. Sedangkan Ilyas? Bagaimana dengan pria itu?
Tentu ia merasa ini benar-benar gila! Dalam satu malam ia berhasil mendapatkan istri tanpa harus bersusah payah.
" Apa aku semenakutkan itu? " Ia kesal karena Dian dari tadi tidak berani melihat wajahnya kecuali di saat-saat genting
" Tuan, kenapa anda melakukan itu? Seharusnya anda bisa menjelaskan nya? Kita bahkan tidak saling kenal." Air matanya kembali mengalir
" Bisakah kau berhenti menangis. Dan tatap mataku bila kau bicara."
" Maaf..."
" Mana ponsel mu." Tidak menggubris perkataan wanita itu
Dian terdiam. Sebenarnya ia masih lupa dimana menaruh ponselnya " Maaf tuan, saya lupa menaruhnya dimana."
Ilyas terdengar mendecak. Apakah wanita ini sudah pikun? " Carilah sampai kau mendapatkan nya." Titah Ilyas
Entah mengapa, tubuh Dian seolah merespon " Ba... Baik tuan." Lalu segera bangkit berdiri mencari ponselnya
Ilyas mengusap kasar wajahnya. Ia tak sangka akan menikah dengan cara seperti ini, tidak bukan itu! Ia malah lebih kaget akan dirinya yang ingin menikahi wanita itu.
Tak lama Dian kembali dengan menunduk " Maaf tuan, saya benar-benar lupa menaruh ponsel saya dimana."
Terdengar hembusan nafas kasar keluar dari bibir Ilyas. Mau bagaimana lagi, padahal niatnya ingin menelpon asistennya. Mana ponselnya juga hilang entah kemana.
Dian masih berdiri dengan menunduk. Malam ini status jandanya Sudah lepas. Eh tapi tunggu dulu. Tiba-tiba ia memikirkan sesuatu, dengan cepat wanita itu kembali duduk dihadapan Ilyas, yang sekarang sudah menjadi suaminya
" Tuan, ada yang ingin saya katakan."
Ilyas nampak hanya diam. Merasa tak ada respon Dian melanjutkan ucapannya
" Saya tahu anda hanya terpaksa menikah dengan saya, jujur saja saya juga terpaksa melakukannya. Dan kita sama-sama tahu kejadian tadi diluar kendali kita dan kita hanya difitnah. Anda tidak perlu pura-pura menerima pernikahan ini, jadi.."
" Jadi? "
" Ini belum terlambat. Pernikahan kita masih siri, anda bisa menceraikan saya. Kita sama-sama terpaksa..___"
Ilyas tak suka mendengar perkataan wanita yang baru ia kenal malam ini dan juga istri tiba-tiba nya " Apakah segampang itu kau mengatakan perceraian? " Sarkas Ilyas dengan suara yang dingin
Sontak Dian mendongak menatap Ilyas " Tuan bukan seperti itu." Kembali menunduk " Hanya saja kita masih belum mengenal sama lain. Apalagi saya seorang janda, bisa jadi saya juga mandul. Saya bukanlah wanita normal." Lirih Dian
Kening Ilyas mengerut. Dia sudah tahu kalau Dianra seorang janda. Bukankah kemeja kekecilan yang ia pakai adalah Kemeja mantan suaminya. " Terus? Apa masalahnya? " Santai Ilyas
Tentu jawaban yang keluar dari mulut pria itu membuat Dian kaget " Anda tidak keberatan tuan? "
Ilyas terdiam " Aku mengantuk."
" Ah.. kamar dirumah saya hanya ada satu, anda bisa menggunakan nya. Saya bisa tidur disini." Ia lupa kalau pria itu terluka di pinggangnya
Ilyas hanya diam. Dian pun berdiri " ikuti saya tuan, akan saya tunjukkan kamar saya." Ilyas mengikuti langkah wanita itu sampai di sebuah pintu kamar yang terlihat usang, dan sepertinya pintu kamar itu juga tidak mempunyai kunci, bagian bawahnya sudah berlubang
'untuk apa pintu tidak berguna ini'
Dian membuka kamarnya. Di dalam sangat kecil, bahkan kamar mandi di rumah Ilyas lebih luas " Apa ini? "
" Eh? Ini kamar saya, maaf tidak ada ranjang. Hanya ada kasur lantai dan juga Sangat sempit."
" Bisakah kau melihat ku jika berbicara! Kau kira aku sependek itu? "
" A.. ah maafkan saya.." semakin menunduk dan entah mengapa Ilyas menjadi merasa bersalah
'eh? Aku merasa bersalah?' menepis pikirannya dengan cepat. Tidak mungkin dia iba dengan wanita ini.
Wanita yang terlihat sangat kecil, tingginya hanya sedada, bahkan terlihat sangat kurus di balik pakaian syariah yang dipakainya.
Ilyas masuk kedalam kamar. Memang kecil namun terlihat sangat bersih " Baiklah jika anda butuh bantuan, anda bisa memanggil saya." Wahh ia semakin serius dengan perannya yang seperti seorang pelayan
" Ingin kemana kau? "
Kembali berbalik " Ya? Saya ingin tidur." Polos Dian. Memang benar 'kan dia ingin Pergi tidur diluar
" Dimana? Diluar? " Dian mengangguk. Ilyas menghela nafas panjang " ini rumahmu. Kenapa kau yang harus tidur diluar."
" Eh? Tapi tuan.."
" Ck! Tidurlah disini."
" Apa? Tapi, anda.."
" Kita suami istri. Tidurlah disini. Kau punya karpet atau kasur lain? Biar aku yang tidur disitu." Entah perasaan dari mana, namun Ilyas benar-benar tak tega membuat Dian tidur diluar padahal ini rumahnya sendiri
" Tapi.. tapi.. kita 'kan.."
" Suami istri bukan? Tidak ada yang salah." Dian terdiam
.
.
.
Setelah perdebatan yang di dominasi oleh Ilyas tadi, akhirnya Dianra menyerah. Dan disinilah mereka sekarang. Dian tertidur di kasur lantai memunggungi Ilyas yang tertidur di sampingnya namun di atas karpet. Mereka saling memunggungi
Dianra yang masih canggung tak dapat menutup mata, lain halnya dengan Ilyas yang sudah menutup mata dan menyelami alam mimpi. Ia sungguh lelah satu hari ini. Semuanya nampak tiba-tiba membuat batin dan fisiknya sangat kelelahan.
'*ya Allah apakah ini juga salah satu rencana terbaikmu untuk hamba mu ini? Jika memang benar, hamba mohon agar setidaknya aku bisa mencari jalan keluar yang tepat akan masalah ini*' air mata kembali luruh.
Dianra menangis dalam diam. Apakah takdir begitu kejam padanya? Atau kah malah kebalikannya? Sungguh Dian tak tahu lagi. Ia hanya bisa menangis dalam diam.
.
.
TBC
Follow ig othor🤭😅🙏 \=> HimaSun_05
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Like komen dan votenya 😘 banyakin hadiah nya juga biar othor tambah semangat nulis nya ✌️
...klik tanda love dibawah ini 👇...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
@ida_delima
ceritanya hampir sama ky cerita "suamiku ternyta seorang presdir " yg dnikahkan krena ksahpahaman🙄🙄
2023-02-20
2
Rita
sabar dian msh panjang jln crty
2022-12-09
1