...~Rumah.....
...menjadi tempat yang paling menyenangkan ketika tujuan pulang bukan lagi rumah berupa ruang, melainkan seseorang~...
..........
Ardo dan Mike melongo tak percaya saat tuannya berbicara bahkan mengajak seorang wanita.
Mereka bertanya-tanya. Sebenarnya kesambet apa sang tuan hingga membuatnya menjadi seperti orang lain?
Ilyas mencebik melihat Dian yang sibuk mengambil tas dan juga keranjangnya. Dengan cepat pria itu menggenggam tangan Lentik Dian untuk menghentikannya bergerak.
" Kau nyonya disini, bukan seorang pembantu. Yang seharusnya melakukan ini adalah pembantu asli." Melihat tajam kearah Ardo dan Mike yang langsung menelan Saliva nya susah-susah.
" Nyonya, biar saya yang bawa." Dengan sigap Mike mengambil alih barang-barang yang dibawa Dian.
Dian melihat tangannya yang di genggam. Tiba-tiba jantung nya berdetak cepat, ini genggaman pria kedua yang pernah ia rasakan seumur hidupnya setelah dapat mengingat.
Mencoba menarik tangannya, namun genggaman pria itu semakin kencang hal asil Dian hanya diam saja dan Melihat kedua bawahan Ilyas yang nampak melongo melihat tangannya di genggam, bukan hanya kedua orang itu, namun satpam dan tukang kebun yang sedari tadi curi-curi pandang pun melongo tak percaya
'apa ini kejadian langka?' Dian bertanya-tanya dalam hati. Apakah saling berpegangan tangan itu adalah kejadian langka? Selangka harimau Sumatera.
" Emm itu, keranjang itu berisi makanan. Ambillah dan kalau mau abang bisa membaginya." Ucap Dian ke Mike yang sudah memegang keranjang tersebut
" Wah.. benarkah nyonya? Terima kasih, anda sangat mulia seperti wajah anda yang sangat rupawan." Apakah ini yang dimaksud kemampuan menjilat? Tapi yakinlah, Mike tak akan melakukan nya. Mungkin?
Wajah Dianra langsung memerah padam. Semua orang yang melihatnya kembali di buat gemas dengan wanita itu. Kecuali Ilyas yang malah menatap tajam orang-orang disana. Ada rasa tidak rela, saat wanita yang ia genggam tangannya sekarang dilihat banyak orang.
" Lakukan pekerjaan kalian! " Tegas Ilyas membuat mereka semua menunduk hormat.
Pria itu kemudian menarik tangan Dian untuk mengikuti nya masuk kedalam mansion. Dian hanya mengikut dari belakang, Ardo juga ikut karena dia yang membawa tas baju milik Dian. Sedangkan Mike, sesuai perkataan Dian tadi ia mulai membagi-bagikan nasi kuning serta gorengan tersebut.
Saat mereka masuk kedalam mansion, para pelayan yang membersihkan dibuat melongo saat melihat tuannya yang menyeramkan membawa seorang wanita berpakaian syariah. Dibelakang pula ada Ardo yang membawa tas membuat mereka semua bertanya-tanya. Namun yang lebih menjadi perhatian adalah tangan Ilyas yang menggenggam tangan Dian.
Dian hanya menurut. Di tatap nya instruktur dan interior mansion tersebut. Bukannya indah namun terlihat menyeramkan. Berwarna putih polos, tak ada bunga ataupun lukisan apalagi foto. Semuanya polos membuat Dianra menelan salivah nya.
'rumahnya sangat hampa'
Ilyas menatap heran kearah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. 'apa ada yang salah dengan isi mansion ku' dan yah, Ilyas bukanlah orang yang peka.
" Antar dia ke kamarku." Titah Ilyas, membuat mereka semua kembali melongo. Sebenarnya siapa wanita cantik yang sekarang di bawa tuannya? Pikir mereka
Seorang wanita paruh baya datang dengan tergopoh-gopoh " Selamat datang tuan."
Tak menggubris " Antar dia ke kamarku." Titahnya dengan perintah yang sama
" Baik tuan." Menunduk hormat
" Mari nona, saya..__"
" Nyonya! Dia nyonya dirumah ini! " Benar deh. Sebenarnya kerasukan apa tuan mereka sampai seperti ini?
Lagi mereka semua tercengang. Nyonya rumah? Berarti Wanita itu istri tuan mereka?
" Maaf nyonya." Membungkuk berkali-kali
Dian yang memang mempunyai sifat tidak enakkan, membuat hatinya tak enak saat melihat wanita yang jauh lebih tua darinya membungkuk kepadanya. Dan 'siapa sebenarnya pria ini?'
" Ah.. tidak apa-apa buk, jangan meminta maaf. Saya jadi tidak enak." Menghampiri wanita itu lalu memegang bahunya sembari tersenyum.
Membuat semua pelayan terenyuh melihat nya. 'ada bidadari yang masuk ke neraka' ujar mereka dalam hati.
" Eh? Tidak nyonya. Ayo biar saya antar, anda pasti butuh istirahat." Melihat sikap Dian membuat nya nyaman.
Dian mendongak melihat Ilyas, dan yang di tatap hanya mengangguk. Dian tersenyum senang " Ayo buk." Melepas tangan nya yang di genggam lalu melingkarkan di lengan wanita paruh baya tersebut
Tentu wanita paruh baya itu dibuat gelagapan, namun tak bisa berkutik di hadapan tuannya. Wanita itu mengambil tas yang di bawa Ardo dan mereka kemudian masuk kedalam lift.
Sebenarnya Dian canggung, hanya saja Melihat wanita itu yang seperti sangat ketakutan membuat Dianra ingin mencoba bersikap santai.
Ilyas hanya memandang Dian pergi sampai lift naik " Ikut aku." Ucap Ilyas, Ardo menunduk hormat lalu mengikuti langkah tuannya masuk kedalam ruang kerja.
Ilyas duduk di sebuah kursi tunggal, sedangkan Ardo duduk di depannya " Urus pendaftaran pernikahan ku di KUA."
Tanpa banyak bertanya, Ardo menyanggupi " Baik tuan."
" Dan beli beberapa pakaian seperti yang di gunakan wanita itu, dan belikan dia ponsel yang sama dengan ponsel ku." Ucapnya lagi
Walaupun sudah banyak kali dibuat terkejut, Ardo yang memang mempunyai sifat dingin dan cuek tak ingin tau banyak " Baik tuan."
" Bagaimana dengan para cecunguk itu? "
" Sudah kami ringkus tuan."
" Bagus, jangan biarkan mereka lepas. Interogasi mereka, siapa yang membayar mereka untuk membunuhku."
" Baik tuan. Anak buah saya sudah mencoba melakukan nya namun masih tidak membuahkan hasil."
Ilyas berdecak " Lakukan lagi. Pokoknya aku ingin semuanya berjalan lancar! " Tak akan ada yang bisa membantah ucapannya
Glek..
" Baik tuan."
Di sisi lain
Dian yang masih dibuat melongo dengan adanya lift disana tidak tahu harus berbuat apa. Sekaya apa pria yang menikahi nya?
Ting...
Lagi-lagi Dian hanya mengikuti langkah wanita paruh baya tersebut " Oh yah buk, nama ibu siapa? "
" Saya Mega nyonya." Ia merasa sungkan kepada wanita muda di sebelahnya
" Oh... Kalau saya Dian buk. Panggil Dian ajah, gak enak kalau di panggil Nyonya." Ia tidak biasa di hormati seperti ini
" Maaf nyonya, saya tidak berani." Bisa di gorok dia jika macam-macam.
Dian hanya diam, ia belum mengenal lebih jauh pria itu. Pria yang tiba-tiba menikahi nya, Dian kira karena terpaksa tapi saat Dian menyuruhnya untuk menceraikan nya pria itu malah menolak.
" Oh yah buk, sudah berapa lama ibu kerja disini? "
" Kalau bekerja di mansion ini dari tuan Ilyas masih kecil, nyonya."
Tentu Dian dibuat terkejut. Ada lord di samping rupanya " Wahh sudah lama bangat yah buk. Tapi, memang nya tuan Ilyas memang seperti itu yah buk? Maksud Dian, tuan Ilyas memang dingin buk? " Berbisik di akhir kata
Mega tersenyum " Dari kecil tuan Ilyas memang seperti itu, nyonya. Tuan Ilyas di dewasakan oleh keadaan." Terlihat sendu
Saat akan bertanya lagi. " Kita sudah sampai nyonya." Dian mengurungkan niatnya bertanya.
Sekali lagi, pintu itu sangat menyeramkan. Hampa berwarna coklat. Entah kenapa semuanya terlihat hampa dimata Dian
Mega membukakan pintu kamar tersebut " Silahkan nyonya."
" Terima kasih buk." Masuk kedalam. Mega menaruh tas Dian di dekat pintu
" Kalau begitu saya permisi nyonya." Membungkuk hormat
Sekali lagi Dian tak enak hati melihatnya namun ia juga tak bisa berbuat banyak " Ah iya buk, terima kasih." Ikut membungkuk
Setelah kepergian Mega, Dian mengambil tasnya. Kamar yang sangat amat luas. Bahkan rumah nya tidak sebanding hanya dengan kamar tersebut. Namun sekali lagi, terlihat hampa. Berwarna putih polos, gorden pun berwarna putih polos.
" Apa tuan Ilyas sangat suka warna putih yah? " menaruh tasnya di dekat ranjang. Ia tak tahu harus menaruhnya dimana. Wanita itu mengelilingi kamar yang sangat luas melebihi rumah nya sendiri.
Berdecak dalam hati " Rupanya memang ada yang punya rumah seperti ini yah. Apa aku salah satu Cinderella di dunia ini? " Terkekeh geli
Merasa gerah dan panas, Dian memutuskan untuk mandi. Di dalam kamar mandi juga sangat luas, terlihat ada sebuah bathtub dan shower, bahkan ada sekat kaca di antara keduanya.
" Ini benar-benar bagus. Ada kolamnya." Celetuk wanita itu. " Eh? Apa gak di taruh ikan yah? " Pengalaman pribadi yang di dalam tempat air di dalam kamar mandi pasti ada ikannya.
" Tapi bukannya ini terlalu kecil? " Tak ingin ambil pusing, Dian segera membuka pakaian nya. Kali ini ia akan menggunakan shower, untunglah saat ia tinggal bersama Malik dulu, dirumahnya juga ada shower jadi dia tahu cara menggunakan nya.
.
.
TBC
Follow ig othor🤭😅🙏 \=> HimaSun_05
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Like komen dan votenya 😘 banyakin hadiah nya juga biar othor tambah semangat nulis nya ✌️
...Subscribe yah manteman😖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ya salaam gak segitu juga oon nya kali Dian..
2024-01-05
0
Yuli Yuli
🤣🤣🤣
2023-07-03
0
Naufal Azka
struktur kali thor bukan instruktur senam
2023-05-04
0