...~Aku percaya bahwa doa itu seperti mata, meskipun dekat---tidak pernah saling melihat....
...Doa itu seperti telinga berjauhan, namun saling mendengar~...
.........
Kita kembali ke beberapa jam lalu. Saat hujan mulai reda, di sebuah jalanan dimana disana ada sebuah mobil yang nampak baik-baik saja tengah terparkir di pinggir jalan dengan isi yang kosong
" Bagaimana kau sudah menemukan, tuan? " Tanya Ardo kepada temannya
" Tidak ada. Didalam kosong." Wajah yang selalu tersenyum itu terlihat menggeram kesal " Sialan! Sebenarnya kemana tuan Ilyas." Gerutu Mike
" Aku yakin tuan Ilyas masih ada disekitar sini." Ucap Ardo mulai menghubungi anak buahnya untuk mencari tuannya. Pria berwajah dingin itu terlihat membentak anak buahnya yang sama sekali tak becus
Mike jadi takut untuk bertanya saat melihat kemarahan sahabatnya itu. " Bagaimana dengan para tikus itu? " Setelah melihat Ardo mulai tenang ia pun akhirnya bertanya
" Sudah beres. Mereka ada di markas, untunglah sepertinya tuan Ilyas berhasil melarikan diri."
Mengelus dada " Syukurlah. Hahhhhhh cepat kita harus mencari tuan Ilyas, aku ingin cepat-cepat pulang bertemu istri dan anakku."
Ardo hanya diam, namun sebenarnya menggurutu dalam hati. Kenapa nasibnya sangat berbeda dengan sahabatnya yang sudah menikah lain halnya dengan dia yang masih jomblo sampai sekarang.
Mereka pun mulai menyusuri jalan. Siapa yang tahu, bisa jadi mereka beruntung dan bertemu tuannya. Keduanya masuk ke kompleks perumahan, terdengar ramai-ramai di dekat sebuah rumah kecil
" Ada apa ini? Kenapa sangat ramai? " Tanya Ardo
" Jangan tanyakan padaku. Kau saja tidak tahu apalagi aku." Celetuk Mike
Ardo tidak membalas. Yah pria dingin itu memang tidak pernah menimpali candaan Mike
Ardo dan Mike menghampiri seorang warga disana " pak, apa yang sedang terjadi? " Tanya Ardo
" Ada yang sedang kumpul kebo. Ckckckck.. gak sopan bangat."
" Kumpul kebo? " Gumam Ardo menatap Mike. Lalu menganggukkan kepala dan di balas gelengan kepala dari Mike.
Tidak mungkin tuannya kumpul kebo. Dan seperti itulah perjuangan dua orang yang melewati petunjuk yang sangat penting.
.........
Sayup-sayup Ilyas membuka mata. Tidak disangka, ia bisa tidur nyenyak di sebuah karpet kasar dan keras itu dengan kondisi suhu yang dingin.
Pria dengan mata grey tersebut perlahan-lahan membuka mata, rupanya masih gelap. Ia melihat ke depan 'astaga makhluk apa itu!' mengucek-ngucek mata lalu menghembuskan nafas
'aku kira hantu'
Bangkit dan duduk di sudut ruangan melihat Dianra yang tengah sholat dengan memakai mukenah berwarna putih yang Ilyas kira makhluk lain
Ilyas menatap lekat semua pergerakan Dianra. Tidak ingin munafik, wajah wanita yang baru saja ia peristri memang sangat-sangat cantik. Tubuhnya yang mungil seperti akan hancur saat di peluk itu membuat Ilyas seperti ingin melindunginya.
'tidak kusangka aku bisa berbicara panjang lebar dengan orang lain' saat Ilyas mulai bisa mengingat, diingatan nya ia tak pernah berbicara lebih dari tiga atau empat kalimat. Namun, entah sudah berapa kalimat ia katakan saat bersama Dianra.
" Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu.." salam kanan lalu dilanjutkan salam kiri.
Dian benar-benar terkejut saat melihat seorang pria sedang duduk di pojok dan tengah memperhatikannya. Dianra segera menyelesaikan sholat subuh nya
" Tuan, apa saya mengganggu waktu tidur anda? Maafkan saya." Menunduk sembari mencengkeram erat mukenah yang ia pakai
Ilyas hanya diam " Lanjutkan kegiatan mu." Ucapnya dan kembali merebahkan tubuh. Namun ia merebahkan tubuhnya di kasur yang Dian gunakan semalam.
Ilyas benar-benar lelah, jadi dia melanjutkan tidurnya. Benar-benar tidak disangka ia sangat nyaman tidur di kamar itu. Mungkin karena kamar Dian memang sangat bersih.
Dianra cengok melihat tingkah pria yang sudah menjadi suaminya. Wanita itu segera berdiri lalu melipat sajadah dan mukenah yang ia pakai, setelahnya ia segera keluar dari kamar untuk melanjutkan acara memasaknya.
Walaupun Dian masih tidak bisa menerima keadaan yang sekarang ia jalani, namun wanita itu tetap harus jualan untuk menyambung hidup. Dia lupa akan black card yang sudah menjadi miliknya semalam.
Beberapa jam sudah terlewati.
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Dian yang memang sudah sedari tadi bersiap hanya duduk di lantai tempatnya makan. Ia tidak berani membangunkan Ilyas yang masih nampak tertidur pulas, alhasil sudah hampir satu jam ia menunggu.
Tak lama kemudian..
Ceklek..
Dengan santai Ilyas keluar dari dalama kamar. Karena rumah Dian yang memang kecil dan sangat jarang sekat yang membatasi, kalau pun ada pasti semuanya berkubang membuat Ilyas bisa langsung melihat istrinya yang sedang duduk di lantai dengan makanan di hadapannya.
Ilyas berjalan menghampiri Dian dan langsung duduk di depan wanita itu. Dilihatnya makanan yang ada di lantai beralaskan tikar tersebut.
Ada nasi kuning, yah hanya nasi kuning dan teman-teman yang selalu bersama nasi kuning di dalam Bungkusan. Sebenarnya itu makanan yang akan Dian jual nanti.
" Anda sudah bangun tuan? " Pertanyaan bodoh keluar begitu saja
Ilyas menatap datar wanita itu. Sudah lihat ia bangun masih bertanya. " Apa ini? " menunjuk nasi yang berwarna kuning. Ini pertama kalinya ia melihat nasi yang berwarna kuning, biasanya hanya berwarna putih atau merah.
" Ah ma.. maaf ini hanya nasi kuning. Lebih dari jualan saya nanti." Tak berani menatap Ilyas
" Kau tidak salah. Tidak perlu meminta maaf." Serunya. Dan dengan santai ia mengambil nasi kuning tersebut lalu di makan.
Sebenarnya Dian ingin melayaninya namun sungguh hanya duduk berdua dengan nya begini saja sudah membuat tubuh Dian bergetar Takut, walaupun sebenarnya Ilyas tidak mungkin memakannya.
Mereka pun makan tanpa kata. 'hmm enak, ini di tanam dengan bibit padi yang lain, kenapa warnanya warna kuning?' lain halnya dengan Ilyas yang selalu bertanya-tanya akan nasi kuning yang ia makan.
Setelah makan..
" Oh yah tuan. Saya sudah menemukan ponsel saya, rupanya ada di warung."
" Baguslah." Menengadahkan tangan " Berikan ponselmu." Ucapnya dengan nada datar
Dian merogoh kantong pakaian syariah nya " Ini tuan." Memberikan sebuah ponsel jadul dengan tombol yang banyak
Menerima ponsel tersebut, kening pria itu menyerngit. Ini sudah zaman apa? Kenapa masih ada yang memakai ponsel jadul seperti ini?
" Kau hidup di jaman apa? Ponselmu Sangat jadul." Membolak-balik ponsel tersebut
Dian menggerutu dalam hati. Memangnya semua orang bisa membeli ponsel Android seperti nya " Saya hanya punya itu tuan. Saya bukan orang kaya yang bisa membeli apapun yang saya mau." Ucapnya
Ilyas mengangkat kedua bahu. Sudahlah, asalkan bisa di pakai itu tidak masalah. Pria itu kemudian berlalu menuju keluar rumah, ia ingin menelpon asistennya
Dian membersihkan bekas-bekas makanan mereka tadi. Sekali lagi, ia menghela nafas panjang. Suaminya yang dulu sangat lembut dan hangat namun mempunyai pribadi yang sungguh tidak di duga. Dan suaminya yang sekarang..
Hahhhhh
" Sudahlah. Sekarang aku sudah bersuami, aku harus menuruti perkataannya. Tapi." Memegang dada " Dia benar-benar menakutkan.." ia masih tidak habis pikir, ada yah orang semenakutkan itu.
Tak ingin berpikir yang macam-macam, Dian segera menyiapkan barang-barang untuk di bawa ke warung. Sudah sangat terlambat untuk membuka warung di jam segini, namun ia tetap harus mencari uang.
" Bersiaplah. Dan ikut aku." Seru tiba-tiba Ilyas dari belakang Dian membuat wanita itu tersentak kaget.
'Astagfirullah' mengusap dada
" Kita mau kemana tuan? "
" Jangan panggil aku tuan maka aku akan memberitahu kannya." Sungguh telinga Ilyas tak suka di panggil tuan oleh wanita itu. Entahlah, mengapa bisa demikian
" Eh... Emm kita mau kemana pak? "
" Aku bukan bapak mu."
Dian semakin bingung " Emm kita mau kemana om? "
Mengusap wajah kasar. Bukannya kesal, Ilyas malah ingin tertawa melihat tingkah menggemaskan Dian. Apa-apaan, bagaimana bisa ada wanita semenggemaskan itu.
" Ilyas, kau bisa memanggilku Ilyas."
" Eh? Bagaimana kalau mas? "
" Aku bukan tukang bakso."
" Eh?! Emmm Abang? "
" Aku bukan pedagang kaki lima." Dian semakin bingung
Sedangkan Ilyas terkekeh dalam hati. " Sudahlah. Bersiaplah, kita akan pindah dari rumah kecil mu ini."
.
.
TBC
**Follow ig othor🤭😅🙏 \=> HimaSun_05
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Like komen dan votenya 😘 banyakin hadiah nya juga biar othor tambah semangat nulis nya ✌️**
...Subscribe yah manteman😖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
nur dewi
bibit padi 🤣🤣🤣 mana ada bibit padi warna kuning wahai Tuan muda 😂😂😂 kocak jg ini tuan muda nya 😂😂😂
2023-05-24
2
Dyah Shinta
emang dian udah beres dagangnya hari itu?
2023-05-21
0
Ayomi Hartinta
lucu bgt ya ilyas
2023-03-09
0