Dinda yang awalnya akan bertemu dengan Chacha di kampus merubah rencananya. Tadi saat dia masih di jalan menuju kampus, Chacha menghubunginya untuk membatalkan pertemuan mereka dan memberi kabar bahwa tiba tiba dia mengalami demam. Agar tetap bisa bertemu dengan sahabatnya itu, Dinda akhirnya pergi kerumah Chacha untuk melihat bagaimana keadaan sahabatnya.
Sesampainya dirumah Chacha, Dinda langsung disambut oleh Nyonya Anet yaitu Ibu dari Chacha.
"Assalamu'alaikum tante," ucap Dinda sambil mencium tangan ibu chacha
"wa'alaikumsalam cantik, mau ketemu chacha ya," jawab Nyonya Anet menyambut kedatangan sahabat dari putrinya itu
"iya tan, kata nya dia sakit ya," Dinda sambil berjalan masuk bersisian dengan Ibunya Chacha
"iya, tadi pagi dia tiba tiba demam, tante juga nggak tau kenapa dia bisa sakit, mungkin karna lusa akan sidang jadi dia ketakutan duluan ya," ucap Ibu Chacha sambil tertawa kecil
"hehee. iyaa kali ya tan, belum apa apa juga udah demam, gimana nanti pas sidang ya bisa bisa pingsan tuh anak," Dinda yang memang sudah sangat akrab dengan Nyonya Anet langsung seperti gayung bersambut menimpali ledekan Ibu Chacha terhadap anaknya. Mereka pun akhirnya tertawa bersama karna meledek Chacha
"yaudah, mending kamu langsung naik aja gih ke kamar chacha, pasti dia senang kalau tau kamu datang." ucap Ibu nya Chacha "nanti tante suruh si bibi bawain cemilan buat kalian,"
"asiiikkk," ucap Dinda senang, dia pun langsung menuju lantai 2 tempat dimana sahabat nya itu berada
tok tok tok
suara pintu yang di ketuk Dinda
"masuk aja bu, nggak di kunci," jawab suara dari dalam kamar
tok tok tok
lagi lagi suara ketukan pintu terdengar, membuat sang pemilik kamar pun kesal dibuatnya. "aduh, bibi ya ? masuk aja bi aku ga kunci" ucapnya lagi
sementara seseorang yang ada didepan pintu kamar sedang menahan tawanya agar tidak terdengar sampai ke dalam.
tok tok tok
sekali lagi Dinda mengetuk
mau tidak mau akhirnya sang pemilik kamar pun bangun dari pembaringan nya dan berjalan dengan kesal untuk segera melihat siapa yang sudah membuat keisengan dengan mengetuk ngetuk pintu nya dari tadi "ck.siapa sih,"
"aaaaaaa..." teriak Dinda dan Chacha bersamaan saat pintu terbuka mereka pun saling berpelukan
"ko kamu bisa ada di sini," tanya Chacha sambil mengajak Dinda masuk ke dalam kamarnya
"tadi waktu kamu menghubungiku dan bilang kamu demam aku langsung putar balik dari kampus ke rumah kamu," jawab Dinda yang langsung berhambur naik ke kasur Chacha "gimana sekarang ? Apa masih demam," tanya Dinda lagi sambil memegang kening Chacha
"udah mendingan sih tadi sehabis sarapan langsung minum obat yang dikasih ibu," ucap Chacha "eh tunggu tunggu, ini mata kenapa sembab gitu pasti kamu abis nangis ya," Chacha sahabat satu satunya yang paling mengerti Dinda pun heran melihat mata Dinda yang sembab seperti habis menangis
"emm. nggak ko tadi kelilipan kena debu kayanya dijalan," jawab Dinda sambil memalingkan wajahnya
"please deh Din, kamu tuh ga bisa bohong sama aku,"
Sambil menggenggam tangan sahabatnya Dinda pun menarik nafas dalam sebelum memulai merangkai kata untuk bercerita "aku sudah menikah," kalimat pertama dari Dinda yang membuat Chacha langsung membelalakkan kedua matanya karna terkejut
"Hah..."
Dinda pun menunduk dan sesekali terdengar suara sesegukan tanda dia sedang menangis. Chacha pun membiarkan Dinda menangis dan hanya memeluk sahabatnya tanpa bertanya lagi.
Setelah dirasa sahabatnya itu sudah cukup tenang, Chacha pun memulai pertanyaan yang sejak tadi dia tahan "kamu beneran sudah menikah ? bukankah sebelumnya kamu bilang baru akan bertunangan,"
"aku menikah dihari pertunanganku," ucap Dinda dengan suara serak karna terlalu banyak menangis "Maaf tidak mengundangmu," sambung Dinda lagi, karna memang Dinda sama sekali tidak mengundang sahabatnya itu. Dinda beralasan jika tunangan hanya ada 2 keluarga yang bertemu, tapi ternyata perkiraan nya salah. Dinda pun akhirnya menceritakan semuanya kepada sahabatnya itu, tapi ada 1 hal yang tidak dia ceritakan yaitu bagaimana sikap dan perilaku Bima terhadap dia. Bagi Dinda, itu adalah aib pernikahan nya tidak boleh ada yang tau bahkan dengan bundanya pun dia tidak bercerita.
"apa kamu bahagia dengan pernikahan mu," tanya Chacha karna melihat raut wajah Dinda yang murung
"Aku akan mencari kebahagiaan ku," ucap Dinda sambil tersenyum. Setelah bertekad untuk menaklukan beruang kutub itu, Dinda mencoba menguatkan hatinya agar bisa bertahan menjalani pernikahan nya. "Rencananya Ayah dan Bunda akan membuat pesta untuk acara resepsi pernikahan ku, karna sebelumnya hanya keluarga dekat dan sedikit rekan bisnis yang di undang,"
"kapan itu ? Wah.. sepertinya aku harus mempersiapkan gaun pesta agar bisa menarik perhatian para pengusaha pengusaha muda yang datang," Chaha mengedipkan sebelah matanya mencoba menghibur Dinda.
"aku juga belum tau tepatnya kapan, karna suamiku masih disibukan mengurus cabang perusahaannya,"
"memang dimana sekarang suami mu itu, aku jadi penasaran seperti apa sosoknya,"
"sekarang dia di surabaya, katanya ada masalah yang harus dia selesaikan sendiri," ucap Dinda agar tidak membuat Chacha curiga dan kembali bertanya hal hal yang tidak bisa dia jawab
"baru nikah kemaren sekarang udah LDR aja," hahaha tawa Chacha meledek "berapa lama suami mu pergi ? harusnya kamu ikut dia.. awas loh nanti suami kamu bisa diambil pelakor,"
...
...
...
...
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments