"Assalamu'alaikum" sambil membuka gagang pintu Dinda sudah tiba di rumah besar nya dengan langkah yang sedikit berlari.
"Wa'alaikumsalam" jawab Ayah Bunda bersamaan
"sayang kamu kenapa ko lari lari gitu," tanya Ayah
"Aku kebelet pipis yah," setelah mencium tangan kedua orang tua nya secara bergantian Dinda langsung melanjut kan langkah nya menuju kamar nya di lantai 2 ingin buru buru menuntas kan hasrat nya untuk buang air kecil.
Di ruang keluarga Ayah dan Bunda sedang membicara kan rencana tentang perjodohan anak mereka. Ya, Dinda si gadis periang namun sedikit ceroboh anak dari Tuan Arya dan Nyonya Tyas yang baru saja akan menginjak usia 20 tahun dan sebentar lagi akan lulus kuliah telah di rencana kan oleh ke dua orang tua nya untuk di jodoh kan dengan anak dari Sahabat Tuan Arya.
Rencana Perjodohan yang sudah di sepakati oleh 2 keluarga itu akan di selenggara kan dalam waktu dekat ini. Tetapi masih ada kecemasan dari raut wajah Nyonya Tyas, dia mengkhawatir kan masa depan anak gadis nya itu.
"Ayah, apakah ayah akan memberitahu Dinda sekarang" Bunda yang khawatir terus saja menanyakan hal hal tentang perjodohan itu "Bagaimana kalau Dinda tidak setuju, Ayah kan tau anak kita itu punya ke inginan yang kuat tentang pendidikan dia jg belum lulus kuliah" sambung Bunda
"Ayah yakin bun pasti Dinda mau, Bunda kan tau dia tidak pernah menolak keinginan kita" jawab Ayah meyakinkan "Ayah tau dia belum lulus kuliah tapi kan dia bisa bertunangan dulu sambil menunggu waktu yang tepat untuk menikah, hanya tinggal beberapa bulan lagi dia juga akan lulus bun" lanjut Ayah menjelas kan panjang lebar
Di dalam kamar, Dinda sudah selesai mandi dan berpakaian bersiap untuk turun menuju ruang keluarga. Setelah memastikan semua ritual nya telah selesai dia lakukan, Dinda langsung menuruni tangga untuk bertemu dan mengobrol dengan kedua orang tua nya. Ya, kebiasaan di keluarga Dinda adalah sesibuk apa pun menjalani hari tapi akan selalu ada waktu untuk sekedar bercengkrama dengan satu dan yang lain nya di jam malam sebelum tidur.
"Malam Yah, Bun" Dinda sambil menjatuh kan kepala nya di paha sang Bunda
"lagi nonton apa sih, seru banget kaya nya"
"malam juga sayang, tuh Ayah lagi nonton bola Bunda mah cuma nemenin aja" Bunda sambil mengelus ngelus kepala putri nya itu
"kamu sudah makan malam belum," tanya Bunda
"udah bun tadi makan sama chacha di mall"
"Ayah, ko diem aja sih segitu seru nya ya nonton bola sampai anak nya gak di tanyain huh," Dinda yang dari tadi memperhati kan sang Ayah
"sayang sini duduk, ada yang mau Ayah bicara kan" Ayah sambil menepuk nepuk sofa di bagian sisi sebelah nya
"Ada apa sih yah, jadi serius gini ? Apa Dinda membuat kesalahan" Dinda langsung bangun menuju sofa lain nya dengan wajah yang takut mencoba menanyakan apa kesalahan nya
"Maafin Dinda ya yah kalau Dinda buat salah" lanjut nya sambil duduk di sisi sang Ayah dengan wajah sedih nya
"Bukan sayang, kamu nggak buat salah apa apa,"
jawab Ayah menenangkan anak nya "Begini sayang, apapun yang akan Ayah bicara kan ini kamu harus percaya bahwa ini adalah demi masa depan kamu, Ayah dan Bunda ingin memberikan yang terbaik untuk kamu," Ayah sambil menggenggam tangan putri nya dengan serius memberi kan penjelasan
"maksud Ayah," tanya Dinda yang masih bingung dengan perkataan sang Ayah
"kamu kenal kan sama Om Yuda sahabat baik Ayah yang suka gendong kamu waktu kamu masih kecil," tanya Ayah mencoba mengingat kan dengan hati hati sementara Dinda hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan sang Ayah
"Ayah dan Bunda sudah menjodoh kan kamu dengan anak dari Om Yuda" Ayah yang masih menggenggam erat tangan putri nya
jeduaaaarrr......
Bagai petir di siang bolong perkataan sang Ayah sudah membuat mata Dinda berkaca kaca.
Perjodohan emang ini jaman siti nurbaya, begitu kira kira pikiran Dinda. "Apa ? Di jodoh kan" Dinda yang masih mencoba mencerna perkataan sang Ayah "Maksud nya gimana ? Dinda akan segera menikah begitu, Dinda kan belum lulus kuliah Ayah, Dinda juga masih mau melanjut kan kuliah setelah lulus nanti" tanya Dinda mencecar sambil menyeka buliran air mata yang sudah mulai membasahi ke dua pipi nya
"Setelah menikah pun kamu masih bisa melanjut kan kuliah sayang, mau sampai S2 atau bahkan S3 pun bisa" Ayah dengan lembut mengusap air mata di pipi anak nya "Ayah yakin ini yang terbaik buat kamu, besok lusa keluarga Om Yuda akan datang untuk melamar kamu"
"Kamu bisa bertunangan dulu sebelum menikah sambil menunggu kuliah kamu selesai"
Bunda yang sejak tadi diam mencoba menenangkan dengan memeluk putrinya itu.
Dinda dengan langkah gontai meninggal kan kedua orang tua nya tanpa berkata apapun lagi.
Hati nya merasa sedih, dia merasa tidak akan bisa mengejar cita cita nya kalau sudah menikah. Ya, Dinda semenjak kecil sudah bercita cita ingin menjadi seorang Dokter. Dia bahkan mengambil jurusan kedokteran padahal jika ingin melanjut kan perusahaan keluarga nya Dinda seharus nya memilih jurusan yang lain. Tapi Dinda berpikir jika ingin melanjut kan perusahaan dia bisa belajar langsung dengan Ayah nya dan tidak perlu sampe harus kuliah.
Dinda yang sudah masuk ke dalam kamar langsung menjatuh kan diri di ranjang besar nya. Dia menangis sesegukan sampai matanya sembab. Mungkin karna terlalu lama menangis akhirnya dia pun tertidur.
...
...
...
...
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Hilmiya Kasinji
lanjut baca
2024-06-22
1
Juragan Jengqol
kasihan dinda....
2023-09-19
1