Dinda dan Bima yang kini sudah berada di dalam ruangan kamar pun hanya saling diam dengan pikiran nya masing masing.
"ekhem ekhem.." Dinda berdehem memulai pembicaraan "Om, kita belum kenalan, namaku Dinda," sambil mengulur kan tangan nya dan mengembangkan senyum indah nya Dinda mencoba memulai percakapan. Dinda yang memang terlahir dari keluarga yang hangat, selalu bisa mencairkan suasana.
"Aku tau, dan aku bukan Om kamu," ucap Bima dengan wajah datar nya tanpa membalas senyum dan uluran tangan Dinda
"ish ,sombong amat sih Om !! liat nih tangan aku pegel tau," Dinda sambil mengayun ayunkan tangan nya ke udara menunggu balasan jabatan tangan Bima. Bima pun membalas uluran tangan Dinda dengan malas.
"Dan jangan panggil aku Om, aku tidak setua itu untuk kau panggil Om," sambung Bima
"kata Bunda umur Om itu sudah 30 tahun, ya aku panggil apa kalau bukan Om," jawab Dinda "Kalau aku panggil Kaka kayanya nggak pantes deh Om, usia kita aja beda nya 10tahun, kejauhan Om,"
Bima yang mulai kesal dengan sikap istri nya itu tidak memperdulikan lagi ucapan Dinda. Dia pun segera masuk ke dalam kamar mandi yang berada didalam ruangan kamar dan meninggalkan Dinda yang masih berdiri mematung.
"kenapa aku mau saja di nikahkan dengan bocah aneh itu," Bima sambil menatap dirinya di cermin.
Setelah merasa segar karna sudah membasuh wajah nya dengan air, Bima pun keluar dari kamar mandi. Tatapan nya tertuju pada gadis yang sedang duduk didepan meja rias nya dan sudah berganti baju. Dinda yang kini telah berganti baju dengan pakaian rumah nya pun mulai membersihkan dan menghapus make up nya.
"gesit sekali bocah ini, sudah berganti baju saja dia," ucap Bima dalam hati
Bima menjatuhkan pantat nya di sisi ranjang tempat tidur Dinda. Dia sambil memperhatikan istrinya yang sedang membersihkan wajahnya.
"Om. ngapain sih liatin terus ?! Awas nanti suka loh hihihihhi ," Dinda yang sedari tadi melihat Bima memperhatikannya lewat cermin
Bima hanya diam tak menjawab. Dia pun mulai mengeluarkan ponselnya dari saku celana sambil menunggu istrinya itu selesai dengan ritual nya.
Pov Dinda
Hari ini adalah hari pertunangan ku dengan anak dari sahabat Ayah ku. Sedikit banyak aku sudah tau tentang siapa yang akan menjadi pasangan hidup ku.
Bunda bilang, aku akan dijodohkan dengan laki laki yang sudah matang. Ya, kata Bunda usia nya 30 tahun terpaut 10 tahun diatas umur ku.
Aku sempat juga menolak permintaan Ayah dan Bunda untuk di jodohkan. Padahal aku sama sekali tidak keberatan kalau pun aku harus menikah dengan suatu perjodohan. Yang aku sesalkan adalah kenapa Ayah dan Bunda tidak menunggu sampai aku selesai dengan pendidikanku. Aku takut tidak punya banyak waktu untuk meneruskan apa yang aku cita cita kan kalau aku menikah secepat ini.
Ayah meyakinkan aku, katanya aku tetap bisa melanjutkan pendidikan ku meskipun aku telah menikah. Aku percaya pada keputusan kedua orang tua ku, aku yakin mereka tidak akan membuat keputusan yang salah apalagi untuk masa depan aku putri semata wayang mereka.
Tapi hari ini, hari yang seharusnya menjadi hari pertunangan ku malah berubah menjadi hari pernikahan ku. Jangan tanyakan seberapa terkejutnya aku saat bunda datang ke kamar dan memberitahukan bahwa beberapa menit yang lalu aku telah resmi menjadi seorang istri dari calon tunangan ku itu.
Aku menangis saat itu, merasa sedih karna ini terlalu cepat untuk ku. Tapi Bunda menguatkan, kata Bunda sekarang aku telah menjadi seorang istri dan kunci Surgaku sudah berpindah ke tangan suamiku.
Pesan Bunda padaku, bagaimana pun suami ku, Aku harus nurut dan patuh seperti yang aku lakukan kepada ke dua orang tuaku selama ini.
Dan disini kita berada. Di kamar ku, kamar pribadi yang selama ini hanya ada satu orang laki laki yang boleh memasuki nya, yaitu Ayahku.
...
"sudah selesai belum," tanya Bima membuyarkan lamunan Dinda
...
...
...
...
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Juragan Jengqol
mudah2an bisa segera saling membuka hati...
2023-09-19
1