Sementara itu di belahan bumi yang berbeda. Ada hawa dingin yang menyeruak. Ayah dan anak yang sama sama memiliki sifat keras itu sedang duduk berhadapan di ruang kerja.
Flashback On
"Ron, tolong panggilkan Bima keruang kerja saya" Tuan Yuda berjalan menuju ruang kerja sambil berkata kepada Asisten pribadi nya
"baik tuan" jawab Roni segera mengerjakan apa yang di perintah kan
"Tuan Bima, anda di tunggu di ruang kerja oleh tuan Yuda," Roni sambil mengetuk pintu kamar
Tidak berselang lama sosok pria tampan dengan postur tinggi yang menjulang keluar dari balik pintu. Tanpa berkata apapun pria itu langsung menuju ruang kerja Tuan Yuda.
"Ada apa anda memanggil saya," tanya nya dingin dengan raut wajah yang datar sambil menarik kursi yang berhadapan langsung dengan tuan Yuda
"Lusa kita akan pergi kerumah uncle Arya untuk melamar anak nya, kamu sudah Daddy jodoh kan dengan anak uncle Arya" tanpa basa basi tuan Yuda memberitahu kan tentang perjodohan kepada putra nya itu
Flashback Off
"Apakah ada lagi yang ingin anda bicarakan," tanya Bima dingin
"tidak ada" jawab tuan Yuda sambil memperhati kan raut wajah putra nya yang datar
"kalau begitu saya permisi" sambil berjalan keluar ruangan tanpa mengatakan apapun lagi
"kau lihat Ron, dia bahkan tidak berkata apapun lagi" Tuan Yuda pada asisten nya.
Roni hanya diam, karna sudah mengetahui bagaimana kondisi hubungan antara ayah dan anak itu.
Sementara itu di sebuah kamar, ada sosok laki laki yang sedang memeluk bingkai foto seseorang dengan wajah yang sulit di arti kan. "Mom, apakah Mommy merindukan ku" Bima sambil mengelus wajah ibu nya di balik bingkai
Bima adalah sosok yang dingin. Bahkan di usia nya yang sudah menginjak hampir 30 tahun itu dia sama sekali belum pernah memiliki seorang kekasih. Padahal dengan keahlian nya dalam mengelola perusahaan di tambah dengan wajah nya yang tampan, wanita mana yang tidak ingin di jadi kan istri oleh seorang Bima. Banyak Client Wanita yang bekerjasama dengan perusahaan Bima yang mencoba untuk mendekati atau mencari perhatian tapi sama sekali tidak di respon oleh nya. Entah apa yang membuat Bima menjadi sosok yang sulit untuk di taklukan.
drrrttt drrtttt drrrtttt ...
suara ponsel membuyar kan lamunan Bima
"Apa, " tanya Bima tanpa basa basi
"dasar kulkas jawab telpon itu harus nya Halo bukan Apa," jawab seseorang di seberang telepon
"Aku sama Diki ada di tempat biasa . cepetan kesini gue tunggu,"
Tanpa menjawab Bima langsung mematikan telpon nya . Dengan cepat Bima menyambar kunci mobil nya yang berada di atas nakas dan segera menuju tempat di mana teman teman nya sedang menghabiskan malam
Sementara itu di suatu tempat hiburan malam
"si kulkas nih kebiasaan belum juga gue selesai ngomong" Riko memutar bola mata nya malas sambil memasukan ponsel nya kembali ke dalam saku celana
" ah kau itu Rik, kaya ga tau Bima aja udah lah jangan bete gitu bentar lagi juga dia nyampe" jawab Diki sambil meneguk minumannya
Setelah hampir 25 menit Bima pun tiba di tempat tujuan. Dia langsung masuk dan menuju tempat biasa dia dan teman teman nya duduk.
Sambil menjatuhkan bokong nya di tempat duduk Bima mengangkat tangan nya memanggil waiters "Biasa ya" hanya dengan berbicara singkat waiters pun sudah langsung paham dengan apa yang di pesan Bima karna Bima dan kawan kawan nya adalah pelanggan tetap di Club itu.
"heh. kenapa itu muka kusut amat," Diki yang memang paling mengerti Bima di banding Riko
"Hmm. aku di jodohin dan besok lusa Daddy mengajakku untuk melamar anak dari Uncle Arya," Bima sambil memainkan gelas minuman nya
"Hah, yang bener kau Bim ," tanya Riko cepat "pacaran ga pernah cewe juga ga punya. eh sekalinya dapet langsung nikah hahaha," lanjut Riko tertawa setengah meledek
"Cantik gak cewe nya ?, Body nya body nya, gimana, bagus gak ," lanjut Riko bagai mobil tanpa rem
Diki dan Bima hanya menatap Riko tanpa menjawab. "apa kau setuju dengan perjodohan itu Bim ," tanya Diki "kau masih bisa untuk membatalkan nya Bim,. sebelum kamu menyesal nanti nya," sambung Diki mencoba mengingat kan sahabat nya itu
"emang aku bisa apa kalau Daddy sudah bicara, dari dulu aku selalu menuruti keinginan nya bahkan sejak kecil pun aku sudah di didik dengan keras karna harus melanjut kan perusahaan,"
Ya, sejak kecil Bima sudah harus belajar ini dan itu tentang perusahaan. Tuan Yuda tidak pernah membiar kan anak nya bermain dengan teman sebaya nya bahkan di waktu weekend pun Bima harus ikut bepergian ke satu perusahaan ke perusahaan lain nya yang di miliki keluarga Havidi.
...
...
...
...
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments