Sampai tengah malam mata Bianca tidak bisa terpejam.
Semua kejadian yang sudah merubah taqdir hidupnya dengan begitu tiba tiba terbayang kembali.
Dia hampir tak percaya kalau dirinya kini sudah menikah dengan calon kakak iparnya.
"Kenapa aku terjebak dalam lingkaran drama yang tak berujung ini. ya Allah dosa apa yang sudah ku lakukan hingga harus menanggung kenyataan ini," ratapnya.
" Pernikahan yang seharusnya membawa beribu kebahagiaan kenapa harus terjadi sebaliknya. dan ayah... dia sudah sangat kecewa dengan kejadian yang menimpaku, dan akan lebih terpukul lagi kalau tau kenyataan aku sangat menderita dengan pernikahan ini." bulir bulir bening perlahan meleleh di pipinya.
Dia menatap sekeliling kamar itu,. kamar yang cukup mewah di bandingkan kamarnya sendiri. di dinding kamar terpajang sebuah foto berukuran besar yang menghadap kearah tempat tidur sedang tersenyum manis kepadanya.
Karna terlanjur kesal Bianca tidak mengakui kalau Reyhan sosok pria yang hampir sempurna.
"Kenapa sih harus dia? kalau memang aku harus menikah dengan seseorang pengganti Arjuna, tapi kenapa harus Abangnya?" tak henti hentinya dia meratapi nasibnya.
Dia bertambah gusar saat menatap foto Reyhan yang tersenyum seolah sedang mengejeknya.
Tanpa sadar Bianca mengamati foto itu lebih seksama.
Bianca berpikir kenapa antara Rey dan Juna tidak ada kemiripanya sama sekali. dari postur tubuh, wajah dan yang lainya. walaupun dia akui ketampanan kedua kakak beradik itu memang di atas rata-rata.
"Ah bodo amat! mau mirip kek enggak, bukan urusanku!" dia menepuk kepalanya sendiri.
"fokus, fokus. gimana caranya keluar dari masalah ini."
Dia kembali mengurut peristiwa sejak pertama kali bertemu Arjuna.
Ibarat kisah dalam pewayangan. Arjuna sang idola begitu banyak pengagumnya, banyak wanita cantik di sekitarnya.
Tapi ahirnya dia malah memilih Bianca si gadis cuek dan berpenampilan sederhana.
Mulanya Bianca tidak tertarik sama sekali pada Arjuna. sangat jelas prinsip hidup mereka berbeda.
Namun justru sikapnya yang acuh dan mandiri membuat Arjuna tertantang untuk mendekatinya. dengan usaha yang cukup keras ahirnya Bianca luluh dan menerima Arjuna. sejak itu mereka merajut kasih bersama.
Ada perasaan Bangga di hatinya saat itu, karna dari sekian banyak wanita yang mendamba cinta Arjuna hanya dirinyalah satu satunya pilihan sang idola.
Perlahan Bianca merasa benar benar jatuh cinta pada sang Arjuna.
lalu kemana cinta yang pernah membara itu?
Apakah mungkin cinta yang di rasakanya selama ini bukan CINTA tapi perasaan lain yang dia artikan sebuah cinta. entahlah...
"Ah kepalaku pusing" keluhnya seraya menutup mukanya dengan bantal.
Ahirnya semakin lama matanya terasa semakin berat. dan tak mampu berpikir lagi, diapun terlelap dalam mimpi.
****
Pagi itu Bianca terbangun oleh suara gemercik air dari arah kamar mandi.
Beberapa kali dia meregangkan otot otot tubuhnya yang terasa kaku.
tiba tiba dia di kagetkan oleh suara ponsel milik Reyhan.
Setelah cukup lama berbunyi namun Reyhan belum juga muncul.
iseng Bianca mendekati benda yang bersuara itu. tapi Reyhan sudah lebih dulu mengambilnya, Bianca sempat melihat nama yang muncul di ponsel itu 'Clara'
"Iyaa.. maaf." Reyhan menerima telpon dari nomer yang di beri nama Clara itu.
"Ok, di tempat biasa." setelah itu dia menutup telepon nya dan meletakkan kembali benda itu di meja.
"Mau kemana beres beres tas kayak gitu?"
tanya Reyhan saat melihat Bianca berkemas.
" Saya sumpek disini, saya mau pulang kerumah orang tua saya."
mendengar itu Reyhan tidak terkejut sama sekali. dia membiarkan Bianca melanjutkan bicaranya.
"Saya mau bebas, dan benar benar bebas dari sandiwara pernikahan ini."
Reyhan masih belum bereaksi, dia terus bersiap siap untuk berangkat ke kantor.
"Saya tidak mau terkurung di sini!" imbuh nya lagi.
Saat ini Reyhan berbalik dan menatapnya dengan tajam.
"Sebenarnya saya tidak mau mengaturmu. mau pulang atau mau apapun. yang saya pikirkan adalah perasaan keluarga kita, mama saya dan juga ayahmu." ucap Reyhan ahirnya.
Bianca terdiam sambil memeluk lututnya, dalam hati dia membenarkan kata kata Reyhan.
"Kamu pikir saya suka dengan keadaan ini?"
"Kalau memang anda tidak suka, lepaskan saya! simpel kan?"
Reyhan tersenyum tipis
"Kamu kira sesederhana itu masalahnya? kamu juga dengar kan permintaan mama saya agar kita tidak berpisah.saya tidak mau dia strees atau jantungnya akan kambuh." terang Reyhan panjang lebar.
Melihat Bianca masih terdiam Reyhan melanjutkan kata katanya.
"Begini saja, kita adakan kesepakatan atau surat perjanjian yang di dalamnya ada beberapa poin tentang.apa yang harus dan tidak boleh kita lakukan. setelah itu kita berpisah baik baik. itupun kalau kamu setuju saya tidak memaksa," ucap Reyhan acuh sambil menyisir rambutnya yang tebal.
"Semua kembali padamu, kalau kamu terus memaksa untuk berpisah saya tidak keberatan. biar nanti saya cari cara untuk memberi pengertian ke mama."
Kini Reyhan sudah rapi dan menjelma menjadi sosok CEO tampan seperti yang ada di cerita cerita fiktif dalam hayalan Bianca.
namun karna egonya yang tinggi Bianca tidak mau mengakuinya.
"Segera turun untuk sarapan! saya akan berikan surat perjanjian itu nanti sore," ucapnya lalu pergi meninggalkan Bianca yang masih duduk mematung.
"Surat perjanjian? kira kira tentang apa ya?" ucapnya berusaha menerka nerka.
Hal yang paling berat di rasakan Bianca saat ini adalah syarat dari Arjuna. akankah dia bisa bermanis manis muka padanya.
"Mbak Bianca, di minta ke bawah untuk sarapan" suara bik Yam mengagetkanya.
"Iya bik saya segera turun!"
bergegas dia mencuci muka, menyisir rambutnya dan memoles sedikit lipstik dan bedak dan segera turun untuk sarapan.
"Waah Bi, kau kelihatan cantik pagi ini?"
suara gombalan Arjuna menyambutnya.
"Terima kasih" ucapnya dengan wajah kesal dan sedikit senyum yang di paksakan.
Bu Widya ikut hadir di meja makan walau wajahnya masih kelihatan pucat.
"Bagaimana kabarmu pagi ini sayang?" sapa bu Widya ramah
"Baik ma, mama gimana?"
" Mama sehaat, gimana mama bisa sakit kalau punya dua jagoan yang selalu siap menjaga mama."
Bu Widya tersenyum melirik Reyhan dan Arjuna.
" Kesehatan mama yang terpenting buat kami," kata Reyhan.
"Makasi ya, sayang." Bu Widya mengusap bahu Reyhan.
"Apalagi di tambah ada menantu cantik seperti Bianca, iya kan ma?" ucap Arjuna yang membuat Bianca tersedak.
" Pelan pelan Bi" Arjuna menyodorkan minum padanya.
"Terimakasih" Bianca menolaknya.
Bianca melirik Reyhan yang terus saja makan tanpa terusik sedikitpun. Dia sama sekali tidak menoleh, padahal posisi nya duduk paling dekat dengannya.
"Dasar monster dingin!!" umpat Bianca dalam hati.
" "Apa rencanamu hari ini Bi, keluarlah biar pikiran fresh, kalau di rumah terus buntu pikiran kita, iya nggak?" saran Bu Widya pada Bianca.
Serentak Reyhan dan Arjuna mengangguk.
"Betul itu, bagaimana kalau temani aku saja mencari kado, ada temen aku yang mau ultah" kata Arjuna segera.
" Owh maaf, aku tidak bisa kemana mana, sebenarnya dari kemarin aku sakit perut" ujar Bianca cepat.
"Tapi tidak kelihatan seperti orang sakit perut?" celetuk Arjuna yang tau Bianca hanya mencari alasan untuk menghindarinya.
"Sudah kedokter Bi?" tanya Bu Widya mengalihkan pertanyaan Arjuna.
"Tidak perlu ma, sakit perut biasa yang di alami Wanita setiap bulan." jawab Bianca tersipu.
" Owh ya sudah istirahat saja." kata Bu Widya.
Saat itu bik Yam membertahu kalau ayah Bianca menelpon.
"Selamat pagi pak Burhan, kabarnya baik,
Bianca? dia juga baik baik saja, cuma masih agak canggung, maklumlah pengantin baru"
Bu Widya terkekeh.
Bianca merasa kikuk dengan istilah pengantin baru, sedang Reyhan seperti tidak terganggu dengan semua itu. tapi Arjuna membuang muka.
"Sekali lagi saya mohon maaf lho pak atas semua yang sudah terjadi, tentang Bianca, bapak tenang saja dia. akan aman bersama Reyhan saya berani jamin itu."
Lalu Bu Widya memanggil Bianca.
"Ayahmu mau bicara Bi" bu Widya menyodorkan handpon ke Bianca.
"Iya ayah, bener koq Bianca tidak apa apa.
iya waalaiqum salam" ayahnya memastikan kalau Bianca baik baik saja.
"Ma, Rey berangkat dulu" Reyhan mencium tangan mamanya.
" Bik Yam, jangan sampai mama telat minum vitamin."
"Iya mas," jawab bik Yam.
Rey berjalan melewati Bianca tanpa bicara padanya sepatah katapun.
"Monster dingin" kata Bianca dalam hati.
Hai shobat, yang sempat mampir tolong tinggalkan jejaknya ya, dukunganmu sangat berarti buat Author🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Suhartati
monster dingin /Angry/
2023-09-25
0
Zakkha
lanjuut
2022-11-28
0