Episode 3

"Auw! bisa pelanan nggak sih? sergah Bianca saat Reyhan menghempaskankan tubuhnya begitu saja di atas kasur.

tanpa bicara Reyhan memberikan sesuatu kepada Bianca.

"Sakit perut kan, minum itu waktu makan malam segera tiba, kamu harus hadir di meja makan!" ucap Rey tegas.

Bianca mengamati obat yang di berikan Reyhan.

"Mau ngasi obat apa racun? aku kan belum makan di suruh minum, lagian tuan monster sok tau, ini sakit perut yang lain," kata Bianca.

"Tidak usah hawatir, saya juga masih waras untuk bermasalah dengan meracunimu. itu obat yang sering saya konsumsi tanpa makan terlebih dulu," ucap Rey tanpa menatap Bianca sedikitpun.

Bianca meringis menahan sakit di perutnya.

"Saya tidak mau minum ini, saya punya obat sendiri, tapi sayangnya tidak ada persediaan." Reyhan yang sudah hendak masuk kamar mandi, jadi berbalik menatapnya.

"Jangan keras kepala, saya tidak perduli apapun tentangmu, cuma yang saya jaga adalah perasaan mama saya. jangan sampai dia tau dan kecewa kalau mengetahui keadaan kita sebenarnya."

"Tuan monsteeer.. saya hanya mau minum obat yang biasa saya minum, gimana ngejelasinya." Bianca ikut bingung karna Reyhan tidak peka, kalau sebenarnya dia mengalami sakit perut rutin setiap akan datang tamu bulanan.

Rey menatapnya serius.

dia membandingkan sifat antara Bianca dan Clara.

Clara adalah wanita yang dekat dengannya sudah empat tahun lamanya.

Bianca mempunyai sifat pemberontak namun mandiri,

sedang Clara lebih penurut, manja tapi banyak menuntut.

Bianca merasa kikuk di tatap seperti itu.

"Ini biasa terjadi pada wanita kalau mau datang bulan." tanpa di sadari Bianca keceplosan karna menyangka Rey marah akan sifat kerasnya.

Mendengar itu Reyhan mengurungkan niatnya ke kamar mandi. dia membuka lemari dan mengacak isinya. tak disangka dia mengeluarkan jamu datang bulan yang di maksud Bianca.

"Ini kan? cepat minum, lalu bersiap untuk makan malam!" ujar Reyhan lalu menghilang di balik pintu kamar mandi.

Bianca masih tercengang.

"Kenapa dia punya obat husus wanita, ah masa bodo yang penting aku bebas dulu dari rasa sakit yang menyiksa ini." lalu dia meminumnya seperti biasa.

setelah beberapa menit Reyhan keluar dari kamar mandi dengan baju santai, hanya memakai kaos dan celana rumahan sebatas lutut. rambutnya yang lebat masih setengah basah, bibir tipis dengan rahang yang tegas menambah pesonanya.

Bianca tak berkedip menatapnya.

merasa dirinya di perhatikan Rey menatap balik.

"Kenapa?" tanya Rey sambil mengernyitkan dahinya.

"Eengg.. tidak, cuma mau bilang makasi, obatnya manjur, nih saya sudah sehat" Bianca berdiri sambil memutar tubuhnya, tapi yang sebenarnya dia merasa malu dan gelagapan karna ketahuan sedang mengagumi Reyhan.

"Owwh" hanya itu yang keluar dari mulut Reyhan.

Di saat yang sama..

"Tok tok tok.. mas Rey, mbak Bianca silahkan turun sudah di tunggu nyonya" suara bik Yam memecah keheningan di antara Rey dan Bianca.

"Tuh sudah di panggil, cepetan rapiin rambut kamu tu berantakan" ucap Rey sambil berlalu keluar.

"Ngapain aku harus rapi rapi, toh malam ini yang terakhir aku disini, tapi bentar, kalau di perhatikan dia keren juga."

Pikirannya melayang pada sosok Rey yang cuek, berwajah manis dan bersahaja. Yang membuat Bianca terkesan adalah sikapnya yang bertanggung jawab dan dewasa, walaupun tersembunyi di balik sikapnya yang cuek dan dingin. Inilah yang di harapkanya selama ini dari Arjuna., "Aaah apa yang ku pikirkan." Bianca menepuk jidatnya sendiri.

"Lho Rey mana Bianca?" tanya Bu Widya saat melihat Rey turun sendiri tanpa istrinya.

"Bentar lagi nyusul. oh ya, Rey dengar Juna pulang Ma, dimana dia.. Rey mau bicara penting padanya" Bu Widya terdiam sesaat.

"Ada di kamar.. dia belum mau keluar, kita harus maklumi kalau dia belum bisa menerima dengan ikhlas pernikahanmu dengan Bianca." Reyhan termenung mendengarkan.

"Tapi kamu jangan agu, mama yakin Juna bisa melewati masa masa sulit ini." ucap bu Widya.

"Justru yang akan ku katakan ada kaitannya dengan masalah ini Ma."

"Baiklah, coba kamu bujuk adikmu."

Reyhan berjalan menuju kamar Arjuna.

"Jun buka pintunya, Abang mau bicara sesuatu." cukup lama Arjuna tidak membuka pintu. namun Reyhan terus membujuknya.

ahirnya Juna menyerah dan membuka pintu

"Ayo makan malam, Abang mau bicara penting pada kalian, ini menyangkut Bianca kamu dan Abang."

"Abang mau bilang apa? aku memang salah Bang, tapi tak pantas juga di hukum seperti ini."

"Iyaa Abang sangat tau prasaanmu saat ini, makanya ikut yuk! kalau semua setuju Abang akan menceraikan Bianca."

Arjuna yang semula tertunduk jadi kaget dan menatap Rey tidak percaya.

"Iyaa.. kalau itu kebahagiaanmu satu satunya kenapa tidak?" ucap Rey yakin.

Ada sedikit harapan di hati Juna, tapi kembali menciut saat teringat sikap Bianca kini yang sangat membencinya.Mungkinkah dia akan menerimanya kembali?

Rey merangkul adiknya.

"Dasar anak bodoh, bertahun tahun kita bersaudara kau tidak kenal Abangmu ini. masak hanya karna seorang gadis persaudaraan kita akan hancur."

Arjuna membalas rangkulan abangnya.

Dengan beriringan mereka menuju meja makan.

Bu Widya sangat heran melihatnya.

"Bisa kita mulai acara makannya?"

" Owh.. bisa, bisa. tapi sebaiknya kita tunggu Bianca dulu."

Saat itu datang Bianc. dia berjalan dengan gemulai, rambutnya di biarkan tergerai.

semua mata tertuju kearahnya tak terkecuali Reyhan.

"Silahkan duduk Bi.." Juna menarik kursi untuknya, Bianca tak bereaksi.

"Ok, semua sudah lengkap ayo kita mulai."

Acara makan malam keluarga terhormat itu pun di mulai.

Acara makan malam itu terasa kaku, namun Reyhan berusaha mencairkan suasana dengan banyak bercerita masalah kantornya.

Bianca merasa heran kenapa tidak ada perselisihan di antara kakak beradik itu, setelah apa yang terjadi.

Makan malam pun selesai.

"Oh ya, Rey mau bilang sesuatu. Seperti kita tau apa yang terjadi sempat membuat ketegangan di keluarga ini. karna itu Rey mau meluruskan ya." Reyhan membuka perbincangan dengan serius tapi terkesan santai.

"Ma, karna Mama yang paling di tuakan disini. Rey mohon maaf sebelumnya, tapi apa yang jadi keputusan Rey ini adalah yang terbaik untuk kita, terutama untuk Juna dan Bianca."

Dada Bianca berdebar mendengarnya.

"Apa yang mau di omongin tuan monster ini," batin Bianca.

"Ma, Rey tidak mau menyakiti hati mereka." Mata Reyhan melirik kearah Juna dan Bianca.

"Karna itu Rey akan mengurus perceraian dengan Bianca, biarkan dia kembali pada cintanya."

"Rey??" Bu Widya kehilangan kata katanya.

Sedang Bianca merasa shock tidak menduga apa yang sudah di rencanakan Reyhan.

sedangkan Arjuna? tentu saja dia merasa senang, memang itu harapanya.

"Mama tidak setuju! taroh dimana muka mama kalau di tanya baru sehari kalian nikah sudah cerai" Bu Widya membetulkan kaca matanya yang melorot karna emosi.

"Tapi apa Mama tega mengorbankan kebahagiaan anak Mama hanya karna kehormatan keluarga?" tanya Arjuna.

"Apapun alasannya mama tidak setuju!" Bu Widya tetap pada pendiriannya.

"Ayolah ma.." Reyhan belum sempat melanjutkan karna teriakan Bianca yang cukup keras.

"Stop semuanya..!!" semua beralih memandang Bianca yang bercucuran air mata sambil memegangi kedua telinganya.

"Bi.." Arjuna berusaha menyapanya.

"Diam!, aku bukan binatang yang bisa kalian over kesana sini, yang hari ini menikah dengan kakaknya dan besok dengan adiknya. aku punya hati, aku juga punya kemauan. kenapa kalian tidak bertanya apa pendapatku?" semua terdiam mendengar kemarahan Bianca.

"Ok, saya salah karna tidak meminta pendapatmu, tapi bukankah bersatu kembali dengan Juna itu keinginanmu?" Reyhan menatap lekat gadis di depannya.

"Tuan Reyhan yang terhormat, anda memang genius, tapi anda buta tentang hati dan perasaan. dengarkan baik baik. saya ingin bercerai dengan anda!"

Seulas senyum tersungging di bibir Arjuna.

sedangkan bu Widya hanya diam.

"Tapi saya juga tidak mau kembali pada dia!" ucap Bianca tegas.

semua tercengang.

"Bi.. pikirkan lagi keputusan kamu itu."

Bianca tidak menggubris rengekan Arjuna.

" Sementara tuan Reyhan mengurus surat cerai, malam ini juga saya mau pulang kerumah orang tua saya." Bianca melangkah dengan tenang meninggalkan meja makan. Namun tiba tiba Bu Widya ambruk dari kursi.

Serentak Reyhan dan Arjuna m mendekat dan menolongnya.

"Rey.. cegah dia pergi, apapun caranya cegah dia keluar dari rumah ini." Reyhan dan Arjuna saling pandang.

Bianca yang melihat Bu Widya jatuh ahirnya kembali untuk melihatnya.

"Tolong jangan pergi Bi.. mama mohon dengan sangat" Bu Widya memegang tangan Bianca. Reyhan memberi isyarat pada Bianca untuk mengiyakannya.

Di tengah kebingungannya Bianca mengangguk.

Sementara ini kesehatan Bu Widya lebih penting, yang lain biarlah nanti di bahas lagi, kata Bianca dalam hati.

MAU LANJUT? MOHON DUKUNGANYA DOnG! masih ingatkan caranya? dengan like, koment dan vote nya🙏🙏

.

Terpopuler

Comments

Suhartati

Suhartati

semoga berjodoh dgn rayhan

2023-09-25

0

Anisa Nurapiah

Anisa Nurapiah

tuan monster?

2023-01-30

0

Nunung

Nunung

lanjut thor penasaran nih ma ceritanya

2022-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58.
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
Episodes

Updated 154 Episodes

1
episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58.
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!