"Kau masih mencintaiku kan, seperti aku mencintaimu. itulah yang membuatmu mau bertahan dirumah ini." kata Arjuna penuh percaya diri sambil meraih tangan Bianca.
Tapi Bianca menepisnya dengan kasar.
"Segitu bencinya sama aku Bi, semua yang terjadi bukan atas kehendak ku, aku di jebak, tolong percayalah!" suara Arjuna meratap.
"Owh.. di jebak ya? lalu apakah ini juga jebakan?" Tanya Bianca sinis sambil memperlihatkan sebuah rekaman video adegan panas berdurasi pendek antara Arjuna dan seorang wanita.
Arjuna tercengang. dia heran kenapa Bianca bisa punya rekaman itu.
"Kau dapat darimana rekaman itu?' tanya Arjuna kaget.
"Masih mau ngelak? sindirnya saat melihat Arjuna menjadi gugup.
Bianca berusaha menata hatinya yang bergemuruh.
" Aku akui, dulu aku cinta mati sama kamu, bahkan sampai dua jam yang lalupun aku masih mengharapkan dirimu. tapi mulai detik ini aku merasa muak bahkan jijik melihatmu," teriak Bianca dengan muka merah padam karna amarah.
Arjuna masih terdiam.
"Ternyata selama ini kamu sering jalan dengan perempuan lain di belakangku. bahkan tidak hanya satu mungkin sama puluhan cewek di luar sana. bodohnya aku selama ini percaya seratus persen sampai sampai aku tidak mau mendengar kebenaran, walaupun itu dari mulut sahabatku sendiri." sesal Bianca di sertai airmata yang membanjiri pipi mulusnya.
"Tidak Bi, itu tidak benar. entah siapa yang ada di balik semua ini," bantah Arjuna.
"Tidak usah mencari kambing hitam. karena kau sudah tertangkap basah," pekik Bianca.
Mau tak mau suara keributan itu memancing semua penghuni rumah besar itu untuk menyaksikan perdebatan mereka.
Di antara para pelayan di rumah itu terdapat sepasang mata yang mengawasi mereka dengan serius.
"Ok, aku ngaku salah. aku akui kalau sering jalan dengan mereka, tapi itu cuma sekedar jalan saja, mereka itu cuma selingan disaat kamu tidak ada waktu buatku, kau kan tau kalau kau susah banget di ajak jalan. dan kalau tentang rekaman itu, sumpah B, aku tidak tau," kata Arjuna membela diri.
Bianca membuang muka. mengatur nafasnya yang memburu karena emosi.
Memang Bianca akui, jarang bisa menemani Arjuna. dirinya adalah tipe gadis rumahan yang tak suka foya foya, shoping dan lainya. Arjuna sering mengeluhkan semua itu. namun Bianca tak pernah menganggapnya serius.
namun itu bukanlah alasan untuk selingkuh menurutnya.
"Oow jadi begitu ya? mereka cuma selingan? dan bukan tidak mungkin kau juga bilang pada mereka bahwa aku juga cuma selingan." ucap Bianca dengan nada semakin tinggi.
"Bukan gitu maksud aku sayang.." Arjuna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. dia tidak menyangka Bianca akan membalikkan kata katanya.
"Bi.. harus gimana lagi aku jelasinnya?" Arjuna merasa putus asa.
Di lubuk hatinya yang paling dalam, Bianca merasa bersyukur karna tidak jadi menikah dengan lelaki hidung belang di depannya.
"Sudahlah Jun, aku mau istirahat. mulai sekarang aku tidak akan menangisimu lagi. Air mataku terlalu mahal untuk pria sepertimu."
Setelah berkata demikian Bianca hendak melangkah meninggalkan tempat itu. tapi dengan sigap Arjuna menangkap pergelangan tangannya.
"Jangan hukum aku seperti ini Bi." Arjuna menarik tubuh Bianca kedalam pelukannya.
"Lepaskan!" Bianca meronta dalam dekapan Arjuna.
"Tidak akan aku lepaskan sampai kau mau maafin aku." Arjuna semakin mengeratkan dekapanya. sedangkan Bianca terus meronta dan memukuli dada pria itu.
"Lepaskan Bianca Jun!!"
sebuah suara nyaring berwibawa memaksa Arjuna untuk menoleh ke arah suara itu.
"Lepaskan dia, Mama akan jelaskan semua." Bu Widya mendekati mereka.
"Mama." ucap Arjuna lirih sambil melepaskan dekapanya pada Bianca.
"Mama minta maaf, Mama lah yang paling bersalah dalam hal ini. mama juga penyebab kalian berpisah."
"Apa maksud Mama?"
Bu Widya menarik nafas panjang.
"Mama panik saat tau kamu tidak ada. sedangkan waktu ijab kabul hendak di mulai, para tamu sudah menunggu. ahirnya mama minta kesediaan abangmu untuk duduk di pelaminan." Bu Widya mengahiri kalimatnya dengan tatapan bersalah dan berlinangan air mata.
"Jadi..?" Arjuna terduduk lesu di lantai saat tau yang sebenarnya terjadi.
"Iya nak, lepaskan Bianca!"
Bu Widya memeluk pundak anaknya. sedang Arjuna terdiam tidak tau harus berkata apa.
"Kau harus belajar menerima kenyataan, masih banyak wanita cantik yang menantimu di luar sana," ucap bu Widya menghiburnya. "sebenarnya mereka sudah menolak, tapi Mama yang paksa demi nama baik keluarga."
Bianca membuang mukanya saat Aruna menatapnya dengan sendu.
Entahlah.. setelah mengetahui perbuatan Arjuna selama ini di belakangnya membuat gadis cantik itu sangat membencinya. bagaimana tidak? dalam video yang di kirim oleh nomer yang tidak di kenalnya itu, juga memperlihatkan kemesraan Arjuna dengan beberapa wanita cantik di berbagai tempat dan waktu. Bianca pun bertekad akan mengahiri drama ini dan secepatnya angkat kaki dari rumah megah namun bagai neraka untuknya itu.
Arjuna tidak bisa menerima kenyataan bahwa kekasihnya kini menjadi kakak iparnya. dia menangis sambil mengacak acak rambutnya.
Bu Widya memberi isyarat pada Bianca agar meninggalkan mereka berdua.
Bianca yang mengerti langsung beranjak pergi ke kamar tanpa memperdulikan tatapan Arjuna padanya.
"Sebenarnya kau menghilang kemana Jun? ponsel tidak aktif, dan kau tau kan kalau kemarin itu adalah hari penting buatmu?" tanya Bu Widya sambil membelai rambut anaknya.
"Aku tidak mengerti Ma.. seingatku, aku hanya minum kopi bersama temanku di sebuah kafe, setelah itu aku tidak ingat apa apa lagi. saat aku tersadar, aku sudah bersama perempuan itu di sebuah rumah kosong. aku tidak tau apa pa Ma," ucap Arjuna menggeleng gelengkan kepalanya.
"Iya, Mama percaya.. " polisi sudah mengurusnya, nanti pasti ketahuan siapa dan apa motif dari semua ini." hati Bu Widya terenyuh melihat keadaan putranya.
"Ah paling juga ini hanya untuk beberapa hari saja. Arjuna akan segera melupakan Bianca,"
kata Bu Widya dalam hatinya.
Setelah itu dia menuntun anaknya menuju kamar.
"Bersihkan badan! Mama akan menyuruh bik Yam untuk membawakan makanan."
Arjuna tak menjawab.
Bu Widya menatap Arjuna sejenak sebelum dia menutup pintu,
"Mama janji, Mama akan ganti dukamu dengan sesuatu yang lebih berharga," gumam nya sebelum benar benar meninggalkan kamar Arjuna.
Sementara itu, Bianca merasa gelisah dan tidak sabar untuk melihat kepulangan Reyhan.
Ia bertekad malam ini juga semua harus selesai. Ia juga sibuk mondar mandir di dalam kamar itu sambil memainkan ponselnya.
"Bagaimana aku menghubungi Reyhan kalau nomernya saja tidak punya," gumamnya.
Ahirnya seharian itu di lewatkan Bianca dengan mengurung diri di kamar sambil menyusun rencana.
Malam pun tiba, saat yang sangat di tunggu tunggu oleh Bianca. namun sialnya tiba tiba dia merasakan sakit perut.
"Mudahan monster itu tidak datang dulu sebelum aku selesai.."
Reyhan si pria berwajah manis dan kharismatik itu pun datang saat Bianca masih di dalam kamar mandi.
Sepert kebiasaanya kalau pulang kantor, dia langsung masuk kamar lalu menanggalkan baju kebesaranya terus menghempaskan tubuhnya di ranjang yang empuk. Memejamkan mata sejenak dan melepas semua penat.
Baru saja matanya terpejam, tiba tiba ia kaget menyadari sesuatu.
"Ohya, dimana gadis itu?"
matanya mencari cari di seluruh ruangan, yang ada hanya beberapa barang milik gadis itu yang tercecer di lantai.
"Dasar gadis jorok." pikirnya.
Setelah beberapa menit berlalu gadis itu tak jua muncul, membuat Reyhan penasaran.
"Ngapain juga aku perduli sama dia, gadis jutek." lalu Reyhan mengambil handuknya di lemari dan masuk kamar mandi.
"Astaga kamu ngagetin saya saja. ngapain disitu?" tanyanya dengan suara agak keras.
Gadis itu tak menjawab, malah terus meringis memegangi perutnya yang kram.
menyadari ada yang tidak beres, Rey mengulurkan tangannya.
"Ayo bangun!"
Tapi Bianca menolaknya.
"Tidak usah sok baik,"
ucapnya terbata menahan sakit.
"Bukanya saya sok baik, masalahnya kamu itu di kamar saya, kalau ada apa apa kan saya terseret juga."
"Huh terseret terseret... emang banjir apa?"
Bianca masih sempat menggerutu sebelum menyadari tubuh kekar itu sudah mengangkatnya.
"Hey.. apa apaan ini? lepasin saya!" teriak Bianca meronta. namun apalah daya tenaganya di bandingkan tenaga pria seperti Reyhan.
Ada yang mau lanjut lagi nggak? kalau iya tolong tinggalkan jejaknya ya! biar kita tambah semangat nulisnya🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Suhartati
biasa laki 2 ga cukup 1wanita
2023-09-25
2
Anisa Nurapiah
monster?
2023-01-27
0
Anisa Nurapiah
enggak ah!
2023-01-27
0