Di saat mobil sudah mau berangkat. tiba tiba ponsel Bu Widya berbunyi.
Dia terlihat serius menerima telpon, lalu beralih menatap Bianca.
"Bi, kalian berangkat duluan nanti Mama nyusu.l"
" Ada apa bu?" tanya bik Yam yang penasaran karna perubahan ekspresi wajah majikanya.
"Arjuna bik" ucapnya pelan.
"Kenapa Arjuna Ma?" kali ini Bianca tidak tahan untuk tidak bertanya.
"Arjuna ikut di tangkap saat polisi menggerebek tempat mereka mengadakan pesta miras. Mama sangat malu dengan kelakuan Arjuna," sesal Bu Widya dengan wajah murung.
"Aku tidak menyangka Arjuna bergaul dengan mereka dan terlibat sampai sejauh itu," kata Bianca dalam hati.
"Ya, sudah. Mama mau hubungi Rey dulu, kalian berangkatlah!" Bu Widya keluar dari mobil dan terlihat menelpon seseorang.
Mobil yang membawa Bianca sampai di apartemen Reyhan. Walaupun tidak seberapa besar tapi cukup mewah untuk ukuran Bianca.
Semua sudah rapi seperti yang di katakan Reyhan pada Mamanya.
"Mbak, kopernya bibik taruh di mana? maksudnya kamar yang mana?" ulang Bik Yam.
Bianca bingung sendiri. karena di apartemen itu ada dua kamar utama dan satu kamar berukuran kecil yang terletak di dekat dapur, mungkin itu untuk kamar ART.
"Di kamar yang ini saja bik!"
Bianca memilih kamar yang yang mengarah ke samping.
"Dia sudah mempersiapkan semuanya, baguslah dia konsisten dengan isi perjanjian kita." Bianca mengangguk lega.
Bianca berbaring di ranjang yang empuk dan menatap langit langit kamar yang berwarna cerah itu.
pikiranya terbang ke angkasa.
****
Sementara itu di sebuah tempat yang sangat indah.
Clara yang baru terbangun merasakan pusing yang begitu hebat, dia terkejut mendapati dirinya tertidur di tempat asing itu.
Sebuah kamar yang bersih dan rapi seperti di penginapan penginapan tempat wisata.
" Di mana aku, kenapa bisa ketiduran disini?" ucapnya heran. sambil memegangi kepalanya yang terasa berat.
lalu dia mencari cari sosok Reyhan yang semula bersamanya.
"Mas Rey...!"
Clara bangkit dan menyeret kakinya keluar untuk mencari Rey, angin yang segar menampar wajahnya. matanya terbelalak oleh panorama sore yang begitu indah di tepi pantai. riak gelombang menambah syahdu suasana.
Clara mendapati Reyhan sedang duduk di ayunan yang menghadap ke laut.
"Mas kita dimana?" ucapnya penuh takjub.
"Sudah bangun?"
"Iya, baru saja."
"Indah bukan?" Rey balik bertanya.
"Bangeet,. kamu tau darimana tempat ini?" tanya Clara sambil terus mengagumi sekelilingnya.
"Dari teman" jawab Reyhan singkat.
"Tapi mas, kenapa aku tidak sadarkan diri. aku ketiduran ya?" tanya Clara penuh keheranan.
"Itu yang mau saya tanyakan, kamu baik baik saja kan? kenapa saat di mobil tiba tiba jatuh pingsan?"
"Iya.. aku baik, tidak ada keluhan apapun. cuma saat tersadar tadi kepalaku sangat berat," keluh Clara.
"Saya sudah menyuruh tenaga medis memeriksa. tadinya kamu itu sempat sadar tapi tertidur lagi. atas saran perawat itu saya biarkan kamu istirahat"
"Tapi sebelumnya tidak pernah seperti ini?" ucap Clara heran.
" Mungkin karna kecapean," kata Reyhan menghibur.
Mereka menikmati makanan yang sudah di pesan sebelumnya oleh Reyhan.
"Tempat yang indah," gumam Clara.
Matahari sudah condong ke barat saat Reyhan bangkit dari duduknya dan mengajak Clara pulang.
"Pulang? tapi aku masih betah disini Mas."
"Ini sudah sore Clara, lain kali kita kesini lagi kan bisa." bujuk Reyhan.
Clara tidak membantah lagi.
Dia masuk kepenginapan untuk cuci muka dan bersiap siap.
Reyhan memandanginya dari belakang.
"Maafkan saya Clara, ini terpaksa saya lakukan" gumam Reyhan penuh penyesalan.
Flashback..
Sebenarnya Saat di lampu merah Reyhan sengaja memepet mobil Arjuna.
Dia pun bepura pura tidak tau kalau Bianca terkejut melihat dirinya.
Reyhan juga sudah hendak berangkat saat mendengar perdebatan antara Juna dan Bianca di rumah. karna itu dia balik kekamar untuk memasang pelacak di ponsel Bianca.
Sebelum berangkat menjemput Clara dia juga mampir di suatu tempat untuk membeli obat tidur.
Setelah perkiraannya Arjuna sampai di tujuan, Reyhan menepikan mobilnya.
"Kenapa mas?" anya Clara.
"Tenggorokan saya kering, saya mau beli minum. kamu pesan apa?"
Clara tersenyum penuh arti.
"Masa tidak hafal kesukaanku?" jawabnya ambigu.
Reyhan bergegas membeli minuman.
tak lupa dia menambahkan sedikit obat tidur ke dalam minuman Clara.
"Sedikit dosis tidak akan membahayakanmu Clara." ucap Reyhan.
Sampai di mobil dia membukakan minuman cofee instan itu dan memberikanya pada Clara.
"Selamat menikmati!" kata Reyhan.
Tanpa curiga Clara menerimanya.
" Kamu beda banget mas."
"Maksudnya beda?"
"Yaa lebih romantis, jadi lebih hangat gitu."
"Perasaanmu saja barangkali, saya merasa biasa saja," kata Reyhan acuh.
Padahal dalam hatinya Reyhan menghitung detik detik Clara tidak sadarkan diri.
Benar saja seperti prediksi Reyhan. Clara merasa pusing lalu linglung dan jatuh di pangkuanya.
"Mungkin saya kejam, tapi saya tidak ada pilihan lain." ucap nya sambil menidurkan Clara di kursi belakang.
Setelah itu dia menghampiri seorang karyawan KFC yang kebetulan sedang bertugas mengantar pesanan.
Dia bernegosiasi sesaat, entah kesepakatan apa yang mereka buat. hingga akhirnya Reyhan berhasil meminjam motor dan kostum pemuda itu.
"Saya titip gadis yang sedang tidur di dalam mobil ya mas, ingat jangan sampai dia kenapa napa, pastikan dia masih tertidur sampai saya tiba di sini kembali"
Pemuda yang terlihat jujur itu mengangguk pasti. tentu saja dia menerima tawaran kerjasama Reyhan dengan imbalan yang begitu menggiurkan.
"Beres mas, sesuai perjanjian."
Tak lupa Reyhan meminta kartu identitas pemuda itu untuk jaga jaga.
Setelah itu dia meluncur ke tempat dimana Arjuna membawa Bianca.
Sepulangnya dari mengantar Bianca menuju taxi, Reyhan langsung menemui pemuda yang sedang menjaga Clara, menyelesaikan perjanjian dan ahirnya cus ke tempat rekreasi dimana saat ini mereka berada.
dia menidurkan Clara di dalam sebuah penginapan yang di sewanya.
" Jadi pulang nggak?" suara Clara membuyarkan lamunan Reyhan.
"Tentu," jawab Reyhan singkat.
baru saja hendak menyalakan mesin mobilnya, ponsel Reyhan berdering.
"Iya Ma, kenapa?"
Bu Widya menceritakan tentang Arjuna dan teman temanya yang di tangkap polisi. suaranya terdengar cemas.
"Tenang Ma, tidak akan terjadi sesuatu padanya, Rey sudah jalan pulang."
"Clara, saya. antar kamu pulang, setelah itu saya mau ke kantor polisi bersama Mama"
"Memangnya ada apa Mas?" tanya Clara penasaran karna sempat mendengar kata kantor polisi.
"Ada sesuatu yang harus di urus," jawab Reyhan sekenanya.
"Apakah Mama juga sudah tau apa yang di alami Bianca adalah gara gara Arjuna?" tanya Reyhan dalam hatinya.
"Kamu tidak apa apa Mas?" Clara merasa heran karna Reyhan terlihat gelisah.
"Saya baik baik saja"
Clara tidak berani bertanya lebih lanjut, dia sangat hafal sifat Reyhan yang tidak suka di recoki.
Setelah mengantar Clara, Reyhan langsung menuju tempat dimana Bu Widya sudah menunggunya.
"Gimana Ma?" Reyhan mendekati Bu Widya yang sedang duduk sendiri.
"Syukurlah kamu datang Rey, Mama bingung." Reyhan merangkul pundak Bu Widya.
Tiba tiba ponsel Reyhan berbunyi.di layar tertera nama Arjuna.
" Selamat pagi, apakah ini benar dengan saudara Reyhan?"
"Siapa?" tanya Bu Widya tak sabar.
Reyhan memberinya isyarat untuk diam sejenak.
"Ya betul saya sendiri."
"Saudara Arjuna mau bicara dengan anda."
Lalu terdengar suara Arjuna.
Bang keluarin Juna dari sini secepatnya, Juna tidak kuat." suara Arjuna merengek.
mendengar suara Arjuna Bu Widya merebut ponsel itu dari tangan Reyhan.
"Kamu bikin malu keluarga saja! kenapa sih Jun senang sekali bikin Mama jantungan!"
Bu Widya menutup telpon dengan gemas.
"Tenang Ma,. Rey sudah membahasnya tadi di telpon dengan pengacara, kita akan bertemu dia di kantor polisi.
Mama tidak usah marah marah begitu sama Arjuna, setelah di rumah kita akan beri dia pengertian." Reyhan menenangkan Bu Widya.
Sesuai perjanjian, pengacara sudah menunggu di kantor polisi.
"Sudah lama nunggu pak, Oya kenalkan ini Mama saya"
Pengacara itu langsung mengurus segala sesuatunya. Dan ahirnya Arjuna dapat bebas dengan jaminan.
"Sebenarnya apa yang terjadi Jun, cerita sama Mama" perintah Bu Widya saat mereka sudah berada di mobil.
"Aku juga tidak menyangka akan begini kejadiannya" jawab Arjuna.
"Coba mau dengerin Mama untuk ikut Bang Rey ke kantor.kamu tidak akan bergaul dengan orang orang begajulan seperti sekarang ini" omel Bu Widya.
Arjuna menatap tidak senang pada Mamanya.
"Setiap kata yang keluar dari mulut Mama cuma untuk menyudutkan Juna saja. tak pernah berusaha mengerti apa dan bagaimana sebenarnya yang terjadi. jadi sebaiknya Mama diam saja," jawab Arjuna ketus.
Bu Widya mau menjawab tapi Reyhan menahanya.
"Ma.. biarkan Arjuna berpikir dengan tenang dulu"
Bu Widya menarik nafas dalam dalam.
Arjuna melirik Reyhan dengan tatapan benci, menurutnya Reyhan hanya mencari muka di depan Mama mereka.
PARA EMAK EMAK HEBAT ,. MANA JEMPOLNYA?? di tunggu ya..!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments