Bia, Ibu Pengganti
...Ketika sudah sangat jatuh pada kata jatuh cinta maka apapun untuk kebahagiaannya pasti akan dilakukan. ...
...~JBlack...
...****************...
"Kamu gila, Dhir! Aku tak akan melakukan hal serendah itu," Seru seorang pria dengan mata membelalak tak percaya.
"Terus gimana dengan permintaan Mama kamu? Gimana dengan Kakek yang terus bertanya soal ini, hah?" Sahut seorang perempuan dengan suara yang hampir menyerah.
Arshaka Karsha, pria tampan dengan wajah memerah dan kedua tangan mengepal kuat. Terlihat sangat amat marah. Dia benar-benar menatap perempuan di depannya ini dengan pandangan tak percaya. Jika yang mengatakan bukan istrinya, pasti dia sudah menamparnya sejak tadi.
Permintaan yang menurut wanita itu kecil tapi menurutnya sangat amat besar dan gila. Ide yang sangat amat tak pernah ada dalam bayangannya itu diutarakan dengan santainya kepada dirinya.
"Aku tak peduli pada mereka. Aku tak mau dan tak akan melakukan apa yang kamu minta!" Kata Shaka final.
Dia menatap istrinya dengan lekat. Tanpa keraguan dan sangat amat yakin. Di tak akan menuruti permintaan istrinya yang kesekian kali.
Ini bukan yang pertama untuknya. Ini sudah entah ke berapa ratus kali permintaan dengan berbagai cara sering diutarakan kepadanya. Yang pasti, semua itu demi mendapatkan seorang anak. Demi hadirnya anak di antara mereka.
"Kalau kamu gak mau. Lalu bagaimana dengan Mama dan Kakek? Atau mungkin kamu lebih setuju dengan ide Mama?" Kata perempuan itu dengan suara menahan tangis.
Shaka berbalik. Dia segera mendekati istrinya dan meraih kedua tangan itu untuk digenggam.
"Jangan menangis," Ujar Shaka dengan suaranya yang lembut. "Aku tak bermaksud… "
"Kalau kamu gak mau ngelakuin ini, itu tandanya kamu setuju sama ide Mama. Apa kamu udah gak cinta sama aku karena aku mandul?"
"Dhira," Kata Shaka menggeleng.
Dia menarik istrinya ke dalam pelukan. Memeluk tubuh perempuan yang bergetar karena menangis.
"Aku tak bermaksud seperti itu, Sayang. Aku tak bermaksud setuju dengan permintaan Mama."
Aretha Dhira, perempuan cantik yang berada dalam pelukan Shaka itu sudah putus asa. Dia sudah lelah dengan hujatan dan rengekan mertua serta kakek suaminya. Telinganya sudah sering kali mendengar hinaan untuknya.
Hinaan yang masih sama. Perihal anak, anak dan anak!
"Aku tak mau bercerai dari kamu. Aku gak mau. Aku mencintaimu," Kata Dhira dengan air mata yang menetes begitu deras.
Shaka mengangguk. Dia menghapus air mata itu dengan pelan lalu mencium dahi Dhira.
"Tak ada yang bisa memisahkan kita, Sayang. Baik Mama ataupun Kakek. Tak akan pernah bisa!" Ujar Shaka dengan serius.
"Jadi kamu setuju dengan cara aku?" Tanya Dhira dengan pelan.
"Apa tak ada cara lain?" Tanya Shaka dengan serius.
Kepala Dhira menggeleng. "Tak ada lagi, Mas. Ini sudah cara terakhir untuk kita."
"Pasti ada, Sayang. Pasti ada cara lain selain itu."
"Iya, ada. Ada cara lain!" Bentak Dhira dengan marah.
"Kita ke dokter, berobat lagi dan jika sampai tahun depan aku tak hamil. Mama kamu akan mengurus perceraian kita dan kamu akan menikah dengan wanita lain lalu meninggalkanku!"
"Dhira!" Seru Shaka tak kalah membentak.
"Aku udah menyerah, Mas. Aku udah berobat. Aku udah konsultasi selama hampir 3 tahun tapi tak ada hasil. Jika saja aku bisa hamil dan punya anak. Mungkin rumah ini gak bakal sepi seperti ini. Rumah ini bakalan ramai dengan suara anak-anak kita. Rumah ini… "
"Dhira," sela Shaka dengan memeluk istrinya lagu begitu kuat.
"Maafkan aku, Mas. Maafkan aku yang cacat ini. Maafkan aku yang tak bisa memberikanmu keturunan. Maafkan aku," Kata Dhira dengan tangisan yang semakin menyayat hati.
Hati Shaka tersentil. Dia paling tak suka Dhira menangis. Jika seperti ini, dirinya menyerah. Ya dirinya mengaku kalah.
"Jangan menangis," Kata Shaka dengan pandangan lembutnya.
Dia menangkup kedua sisi wajah Dhira. Menatap mata yang sudah sembab dengan hidung kemerahan.
"Maaf," Ujar Shaka pelan.
"Aku memaafkanmu, Mas. Tapi… "
"Kamu sudah yakin dengan ide kamu ini?" Sela Shaka dengan bulat.
Tak ada yang bisa dia katakan lagi. Shaka sangat tahu bagaimana istrinya itu. Dhira adalah sosok perempuan berkepala batu. Dia keras kepala dan jika sudah menginginkan sesuatu maka dia akan kekeh dengan keinginannya itu.
"Aku sangat yakin, Mas. Hanya ini cara kita untuk mendapatkan anak," Balas Dhira dengan pandangannya yang yakin.
Terlihat Shaka menarik nafasnya begitu kuat dan menghembuskannya. Pria itu begitu frustasi. Namun, dia sangat ingat bagaimana pedasnya ucapan sang mama. Bagaimana wajah istrinya yang selalu menangis setiap kali mendengar sindiran mamanya itu.
"Dhira mohon, Mas. Ini hanya menikah siri. Kamu menikahi dia hanya untuk mendapatkan seorang anak. Setelah dia melahirkan, pernikahan ini selesai dan rumah tangga kita selamat."
Mata Shaka terbuka. Dia menatap istrinya dengan yakin.
"Apa perempuan itu mau?"
Kepala Dhira mengangguk. "Dia mau, Mas. Dia setuju dengan rencana ini."
Shaka benar-benar tak percaya. Zaman seperti ini masih ada wanita yang mau menikah karena alasan seperti ini.
"Dia masih kuliah atau… "
"Bekerja, Mas. Dia sudah bekerja sebagai seorang dokter bedah dan umurnya sudah 25 tahun."
Shaka semakin tak habis pikir. Seorang dokter tapi mau menikah demi pernikahan dirinya dan Dhira. Perempuan ini apa benar-benar gila atau bodoh?
"Kumohon, Mas. Yah? Tak sampai satu tahun. Dia sehat dan rahimnya subur. Aku yakin dia pasti langsung hamil," Kata Dhira dengan percaya diri.
"Jadi kamu sudah.. "
"Iya aku sudah membawanya periksa. Aku sudah mengecek semuanya dan dia aman."
Jika sudah begini. Shaka tak bisa mengatakan apapun. Dia hanya mampu menghembuskan nafasnya dengan berat lalu membuka matanya.
"Baiklah. Aku setuju dengan rencanamu kali ini, Sayang."
...****************...
Akhirnya setelah keputusan sudah diambil. Hari ini pasangan suami istri itu berada di sini. Duduk dengan tenang di depan sebuah ruangan dokter dengan saling bergenggaman tangan.
Keduanya sedang menunggu seorang perempuan yang akan menjadi istri siri Shaka atau lebih tepatnya perempuan yang bersedia menjadi rahim pengganti untuk mereka.
"Jangan tegang, Mas. Semua pasti baik-baik saja," Kata Dhira sambil mengusap dada Shaka.
Pria itu hanya menampilkan wajahnya yang dingin. Dia mengangguk sampai tak lama dari ujung koridor terlihat seorang perempuan dengan pakaian dokter membalut gamis yang yang menjuntai sampai lantai itu berjalan ke arah mereka.
Dhira spontan menarik tangan suaminya agar berdiri.
"Itu dia, Mas," Ujar Dhira sambil menunjuk seorang perempuan yang menatap ke arah mereka dengan sebuah masker yang menutupi wajahnya.
"Assalamu'alaikum, Mbak Dhira," Sapa perempuan itu dengan ramah.
"Waalaikumsalam. Apa kami mengganggu waktumu?"
Kepala perempuan itu menggeleng. "Aku baru saja selesai mengoperasi pasien. Setelah ini tak ada jadwal lagi, Mbak. Mari masuk!"
Perempuan dengan jubah dokter itu membuka pintu ruangannya diikuti pasangan suami istri itu.
"Silahkan duduk, Mbak," Katanya dengan sopan. "Aku membuka baju dokterku dulu."
Perempuan itu berjalan ke arah sebuah kamar yang ada disana. Shaka menatap sekeliling. Ruangan ini begitu lebar dan juga dia bisa melihat sebuah ruangan lain di dekat kamar mandi.
Beberapa menit akhirnya perempuan itu datang. Pandangan Shaka spontan menatap sosok wanita yang sudah begitu rapi tapi maskernya belum di lepas.
"Apa yang ingin Mbak Dhira katakan?"
"Ah begini. Sebelumnya kenalkan ini suamiku, Shaka," Kata Dhira mengenalkan. "Dan, Mas. Ini Bia, wanita yang mau mengandung anak kita."
"Bisa buka masker kamu sebentar, Bi?" Rengek Dhira dengan pelan.
"Oh iya, Mbak. Maaf lupa," Ujarnya lalu mulai membuka maskernya.
"Halo, Mas Shaka. Namaku Bia," Sapa Bia dengan ramah dan tangan menangkup di depan dada.
~Bersambung
SELAMAT SIANG SEMUA. HAI AKHIRNYA KITA KETEMU LAGI YAH DI NOVEL BARUKU. KISAH INI AKAN BERCERITA KHUSUS TENTANG BIA, PUTRI DARI PASANGAN ALMEERA DAN BARA YAH.
Jangan lupa masukkan favorit, like, komen juga. Votenya jangan lupa. Novel Bia bakalan update jam 15.00 dan 20.00
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
lili
baru mampir....
2024-01-14
0
Lanjar Lestari
berapa x aku baca Bia itu anak nya Bara dan Almeera ya kok mau jd istri yg hanya nikah siri
2023-12-29
0
Juan Sastra
ngulang dari awal bacanya,, udah agak lupa alurnya
2023-09-28
0