...Terkadang cinta datang tanpa pernah mereka sadari sedikitpun. Perasaan itu muncul dengan sendirinya dan akan mulai sadar jika sudah kehilangan. ...
...~JBlack...
...****************...
Bia mulai menarik nafasnya begitu dalam. Dia menatap kedua bola mata Shaka dengan lekat. Memandang mata itu dengan tajam seakan berusaha mencari kekuatan dari sana.
"Saat itu Bia sendirian di rumah saudara," Kata Bia memulai. "Lalu kakakku bilang, lebih baik aku tidur dikamarnya karena ada AC disana. Sedangkan di kamar depan, memang belum dibenerin."
Bia mencoba mengatakan itu dengan pelan. Setiap dia bicara, bayangan itu kembali muncul.
"Akhirnya kau menurut. Aku tidur di kamar kakakku. Saat aku tidur, Tiba-tiba ada seseorang yang membekapku, Mas."
"Aku berontak meminta tolong tapi tak bisa. Aku pingsan saat itu juga," Ujar Bia dengan tangan mulai berkeringat dingin.
Shaka melihat itu. Ya dia melihat perubahan ekspresi wajah Bia dan tanpa diduga, pria dengan mulut pedas itu menggenggam tangan Bia dan mengantarkan rasa hangat di kulitnya.
"Ketika aku sadar. Aku sudah ada di ruang kamar. Tangan dan kakiku diikat. Aku juga… "
Bia mulai menceritakan semuanya. Ya semua yang terjadi padanya di kamar itu. Ekspresi wajah Shaka benar-benar terkejut. Bahkan kilat marah tergambar jelas di kedua matanya.
"Bukan hanya disitu saja. Dia menyiksaku, menggigit tubuhku, dicambuk, bahkan ketika aku pingsan, dia akan menyiram wajahku agar aku sadar. Aku… "
"Jangan dilanjut. Jangan, Bi!" Sela Shaka langsung.
Pria itu menarik Bia dalam pelukannya. Hal yang membuat Bia terkejut lagi. Dia tak menyangka suaminya memeluknya tanpa diminta atau tanpa persetujuan.
"Jangan diingat lagi. Jangan!" Kata Shaka dengan suaranya yang gemeteran.
Pria itu berkaca-kaca. Dia bahkan mengusap punggung Bia dengan perasaan bersalah. Selama ini dirinya sudah banyak berpikiran buruk tentang Bia.
Karena wanita itu mau menjadi istri keduanya. Mau menikah dengannya hanya karena seorang anak. Membuat Shaka pernah berpikiran buruk tentang Bia. Bahkan Shaka berpikir jika pekerjaan dokter hanya menjadi kedok untuk menutupi pekerjaan Bia yang seorang wanita ******.
Ah, Shaka benar-benar berpikir buruk!
Ya dia benar-benar memikirkan hal gila itu sampai fakta ini terdengar jelas di kedua telinganya.
"Aku sudah baik-baik aja, Mas. Aku sudah menerima masa laluku," Ujar Bia dengan pelan.
"Apa ini alasan kamu menerima permintaan Dhira?"
Bia terdiam. Dia tak berani menatap kedua mata Shaka yang memandang ke arahnya.
"Bi!" Panggil Shaka sambil menarik dagu Bia agar menatapnya.
"Ya. Apa ini salah satu alasan kamu menerima penawaran menjadi ibu pengganti untukku dan Dhira?"
Kepala Bia mengangguk. "Aku merasa aku perempuan kotor, Mas. Aku sudah tak suci lagi. Tak akan ada pria yang mau dengan wanita sepertiku."
"Tak akan ada keluarga yang menerima masa lalu wanita hina sepertiku. Aku sudah tak berarti, Mas. Aku sudah tak bisa dibanggakan. Aku… "
"Cukup!" sela Shaka dengan cepat.
Entah kenapa Shaka tak suka ucapan Bia. Dia tak setuju dengan pemikiran wanita yang merupakan istri sirinya itu.
"Kamu berarti, Bi. Kamu tak sehina itu. Kamu tetap wanita yang pasti akan menemukan cinta sejatinya. Kamu pasti menemukan pria baik-baik yang akan menerima masa lalumu nanti."
"Ya nanti. Ketika semuanya masih tertutup rapat tapi jika dia tahu?" Kata Bia sambil menatap ke arahnya Shaka dengan lekat. "Aku yakin mereka akan membuangmu seperti sampah!"
Shaka benar-benar semakin merasa bersalah. Ya, dia merasa ucapannya, sikapnya selama ini tentu menjadi beban untuk Bia. Dia tak menyangka wanita yang merupakan istri keduanya, dibalik sikap yang ceria, dibalik sikap cerewetnya ternyata untuk menutupi trauma nya yang mendalam.
"Kamu salah, Bi."
"Ketika seorang pria sudah mencintai seorang wanita, ketika mereka menemukan tambatan hatinya. Maka apapun masa lalu sang wanita. Pasti mereka terima," Ujar Shaka menasehati.
Bia terkekeh pelan. Dia menepuk lengan Shaka dengan geleng-geleng kepala.
"Itu menurutmu, Mas. Tapi aku belum pernah melihat pria seperti itu."
Bia mulai merapikan rambutnya yang berantakan. Dia menarik nafasnya begitu dalam lalu menghembuskannya.
"Jangan berpikir negatif thinking dulu, Bi. Ingat! Masa depan kamu masih panjang!"
"Iya, Mas. Iya."
"Aku juga janji akan menjadi suami yang baik untuk kamu sekarang. Setidaknya sampai waktu yang sudah kita tetapkan. Oke?"
Bia mematung tak percaya. Dia menatap ke arah dua bola mata Shaka yang mengatakan itu padanya.
"Jangan bersikap baik padaku, Mas. Aku takut semakin berharap padamu," Lirih Bia dalam hatinya sendiri.
"Jangan khawatir oke. Aku tak akan bersikap kasar lagi padamu. Aku akan menyelesaikan semuanya dengan cepat. Lalu kesepakatan kita selesai dan kamu bisa melanjutkan hidupmu lagi!"
"Tapi aku belum ingin menyelesaikan semuanya, Mas. Bahkan aku masih ingin bersamamu disini dan menjadi istrimu?" Lanjut Bia dalam hati dengan semua perasaan dirinya yang semakin besar.
...****************...
Angin sore perlahan mulai terasa begitu segar. Tirai villa melambai-lambai indah tertepa angin yang membuat Bia tersenyum kecil.
Wanita dengan memakai gamis panjang dan jilbab itu ingin jalan-jalan sore ini. Entah kenapa perasaannya menjadi lega setelah pembicaraan panjang dengan Shaka.
Dia seperti tak memiliki ketakutan dalam dirinya. Di seakan tak memiliki beban yang dia sembunyikan lagi. Selama ini dirinya takut. Ya Bia takut jika Shaka akan jijik padanya. Namun, semua pemikirannya salah.
Baru saja, saat mereka mau tidur. Keduanya melakukan hubungan suami istri lagi dalam keadaan sadar.
Ya Shaka sudah sangat bisa melakukan itu tanpa obat. Meski ya tetap saja, matanya dengan tertutup dan juga terkadang sesekali nama Dhira yang dipanggil.
"Aku ingin minum es kelapa muda," Lirih Bia dengan menelan ludahnya sendiri.
Matanya memandang sekitar. Kakinya yang tanpa alas sudah menjejaki pasir pantai dengan begitu lincahnya.
"Mau kemana, Bi?" Teriak suara seorang pria yang membuat Bia menghentikan langkah kakinya.
"Mau beli es kelapa," Sahut Bia lalu mulai membalikkan tubuhnya dan melanjutkan keinginannya untuk membeli es kelapa muda yang terngiang dalam pikirannya.
"Aku ikut!" Shaka yang memakai celana pendek dengan kaos itu lekas berjalan menyusul Bia.
Dia benar-benar tak tahu kenapa selalu ingin berada di sekitar Bia.
"Mau dua ya, Bu," Kata Bia dengan bahasa Inggris yang sopan.
Bia dan Shaka duduk saling berhadapan. Mereka saling menatap satu dengan yang lain.
"Ngapain lihat-lihat?" Tanya Bia dengan ketus.
"Cuma lihat doang. Emang gak boleh?"
"Gak boleh. Satu menit lihat, bayar lima juta!"
"Oke aku bayar!"
"Hah!" Bia cengo.
Dia menatap Shaka dengan pandangannya terkejut.
"Aku harus bayar berapa juta biar bisa lihat kamu sampai puas?" Tanya Shaka yang semakin membuat jantung Bia berdegup kencang.
~Bersambung
Akhh ini mah aduh Mas Shaka. Mulai bucin apa gimana mas?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
ini yg ngidam papa Shaka apa mama Bia jangan jangan je 2 nya ngidam bareng
2023-12-29
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
papa Shaka ngidam mau deket bunda Bia🥰🥰
2023-02-02
0
neng ade
bawa an dede bayi itu ... mas Shaka nya jadi ingin deket2 Bia
2023-01-09
0