...Perjalanan yang mungkin terlihat indah ketika bersama pasangan yang dicintai akan menjadi seperti petaka ketika bersama dengan orang yang bukan keinginan kita....
...~JBlack...
...****************...
Dhira terlihat menahan tangis. Sejak tadi wanita itu berusaha menampilkan senyuman yang terkesan sangat amat dipaksa. Perempuan itu kini berada di dekat mobil yang akan membawa suaminya dan istri barunya pergi untuk bulan madu.
Ah mungkin tak disebut bulan madu. Melainkan menjalankan malam yang akan digunakan untuk tujuan pernikahan ini terjadi.
"Kalau kamu berat. Rencana ini bisa dibatalin, Sayang," Kata Shaka pada Dhira.
Kepala perempuan itu menggeleng. "Jangan, Mas!"
"Tinggal satu langkah lagi. Aku tak mau semuanya batal hanya karena ini," Lanjut Dhira dengan menarik nafasnya begitu dalam.
Dhira menampilkan senyumannya yang manis. Dia berusaha terlihat kuat dan tegas.
"Sebentar lagi, 'kan, Mas? Ini udah berjalan. Kita tak bisa membatalkan apa yang sudah kita mulai," Ujar Dhira dengan serius.
Shaka menatap istrinya dengan lekat. Dia benar-benar tak ikhlas meninggalkan istrinya. Jujur pandangan penuh luka itu bisa dia lihat. Namun, mau bagaimana lagi. Semua sudah terjadi dan mau tak mau harus mereka jalani.
Demi seorang anak. Demi pernikahan mereka dan demi menghindari hujatan mamanya.
"Aku berangkat ya, Sayang," Pamit Shaka pada Dhira.
"Iya. Hati-hati," Sahut Dhira lalu meraih tangan Shaka dan mencium punggung tangannya.
Tanpa diduga. Pria itu menarik pinggang istrinya lalu mencium bibir wanita itu dengan manis. Hal yang dilakukan dengan cepat oleh Shaka dan tanpa persetujuan Dhira.
"Mas!" Pekik Dhira saya ciuman itu baru dilepaskan. "Ada Bia di dalam mobil!"
"Bukan urusanku dan jangan pedulikan dia!" Seru Shaka sebelum akhirnya dia masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangannya pada istri dan kakaknya.
Sepeninggal mobil itu. Arthir melirik ke arah adik iparnya itu.
"Lo bisa, Dhir! Lo menantu Karsha yang paling kuat dan tangguh," Kata Arthur menyindir.
Dhira melirik ke arah Arthir. "Hanya aku istri yang rela berbagi suami dengan wanita lain. Bahkan mengantarnya untuk bulan madu, bukan?"
...****************...
Akhirnya perjalanan yang memakan waktu tak terlalu lama itu berakhir. Bia mulai turun dari pesawat yang membawanya terbang ke Singapura.
Kedua kaki kecilnya itu kini menginjakkan lagi di tanah Singapore. Dia pernah kesini dengan keluarganya tapi sekarang. Hal yang sangat amat berbeda untuknya.
Bukan liburan, bukan jalan-jalan. Melainkan, apa yang dia lakukan hanya untuk menjalankan rencana yang sudah diatur dan harus mereka lakukan agar tujuan ketiganya tercapai.
Terlalu menatap diri dengan lingkungan sekitar. Membuat Bia lupa akan keberadaan Shaka. Perempuan itu menoleh. Dia mencari kemana kepergian suaminya itu sekarang.
"Kemana Mas Shaka?" Gumam Bia dengan kebingungan.
Gadis dengan perilaku yang selalu ceria itu mulai berjalan dengan kebingungan. Mencoba mencari dan bertanya pada orang yang keluar dari pesawat yang sama dengannya.
"Mbak liat suami saya?"
"Mbak tau suami saya?"
"Mbak… "
Bia mulai kelelahan. Nafasnya tak beraturan. Dia benar-benar bingung. Jujur bukan perihal dia takut kesasar atau hilang arah. Melainkan tujuannya kemari bukan untuk itu.
"Mbak Dhira bakalan marah kalau kita kepisah gini," Gumam Bia dengan pelan.
Dia mulai menyerah. Bia menarik nafasnya begitu dalam. Kepalanya menunduk karena terik matahari terasa begitu panas.
"Ayo!"
Suara sentakan itu membuat Bia mendongak. Suara yang sangat dia kenal dan tak asing di telinganya.
"Mas Shaka. Mas Shaka darimana?" Tanya Bia dengan khawatir.
"Diam dan jangan banyak bicara!" Seru Shaka dengan suaranya yang tegas. "Jika bukan karena istriku. Aku tak akan terjebak dengan keadaan ini!"
Shaka menatap ke arah Bia dengan benci. Dia benar-benar sangat tak ingin melihat wajah wanita di depannya ini. Namun, mau bagaimana lagi. Semuanya harus dijalani demi rencana istrinya berjalan mulus.
"Mas!" Bia memanggil.
Langkah kakinya mengikuti langkah kaki Shaka yang berjalan lebih dulu. Perempuan itu mengikuti gerakan Shaka dari belakang. Dia tak mau berpisah lagi atau ketinggalan dan berpencar dari suaminya itu.
"Mas!" Pekik Bia lalu menarik tangan Shaka.
Pria itu spontan menepis tangan Bia dengan kasar. Hanya sepersekian detik tangan itu saling menyentuh.
"Jangan sentuh aku!" Seru Shaka dengan nada suara dingin.
Pria itu dalam hati hanya mengucapkan kata-kata Dhira. Ya dia hanya terngiang perkataan Dhira yang membuat gadis itu menangis dalam pelukannya.
"Jangan berpaling. Jangan jatuh cinta pada Bia. Jangan menatap matanya terlalu lama dan jangan terlalu dekat!"
Kata itu terus terngiang di pikiran Shaka. Bahkan sampai mereka naik ke dalam mobil yang sudah disiapkan dan sampai ke villa yang mereka sewa. Shaka benar-benar tak mengajak Bia bicara.
Pria itu hanya repot dengan ponselnya dan berbagi pesan dan sang istri. Jujur pria itu sejak tadi khawatir dengan kondisi istrinya. Namun, mau bagaimana lagi. Dia ada disini juga karena ide dari Dhira.
"Turun!" Seru Shaka pada Bia yang sejak tadi menikmati jalanan dalam diam.
"Wahh. Villanya bagus," Kata Bia menatap villa di depannya ini dengan mata berbinar.
Perempuan itu menatap kepergian Shaka yang tak peduli padanya. Dia hanya mampu menarik nafasnya begitu dalam dan mengusap dadanya.
"Kamu harus kuat, Bi. Kamu bisa! Jangan lemah," Kata Bia menyemangati dirinya sendiri.
Akhirnya Bia berjalan ke arah bagasi. Dia tersenyum kecil pada sopir yang mulai mengeluarkan koper-koper mereka.
"Biarkan saya saja, Nona. Tuan Shaka meminta saya membawanya ke dalam," Kata sopir itu yang membuat Bia menatap ke arah pintu yang terbuka.
Dibalik sikapnya yang dingin. Dibalik sikapnya yang tak acuh. Ternyata ada sikap baik dan perhatian di dalamnya.
"Terima kasih ya, Pak. Saya masuk dulu," Kata Bia pamit lalu mulai menyusul langkah kaki Dhira.
Langkah kaki Bia mulai membawanya berkeliling. Ya gadis periang dan lincah itu tersenyum saat melihat area kolam renang yang tak terlalu besar tapi tak terlalu kecil juga. Ada gazebo juga di dekat kolam yang bisa digunakan untuk bersantai.
"Villa ini cantik banget!" Kata Bia dengan tersenyum.
Gamisnya melambai-lambai karena angin. Dia menutup matanya sejenak. Setidaknya untuk sementara waktu, dia harus menebalkan wajahnya di hadapan Dhira.
Hanya demi rencana mereka. Ya rencana dia dan Dhira!
"Kamu!" Seru Shaka yang mengejutkan Bia.
Perempuan itu berdiri di pinggir kolam. Dia tentu terkejut dan hampir jatuh. Namun, dengan gerakan cepat, tangan Shaka menarik tangan Bia sampai gadis itu jatuh ke pelukan Shaka dengan pandangan mata keduanya yang bertemu pandang.
Tatapan mata itu saling tatap. Saling menikmati indahnya wajah keduanya secara bergantian. Deru nafas keduanya juga terasa saling menerpa serta detak jantung mereka yang saling bersahutan.
Namun, sekelebat bayangan wajah Dhira membuat Shaka tersadar dari apa yang dia lakukan.
"Ceroboh!" Pekik Shaka sambil menjauhkan tubuhnya.
"Maaf. Suara Mas sih. Ngagetin banget!" Seru Bia dengan mencoba bersikap biasa saja.
Meski sebenarnya. Jantungnya saat ini seperti lari maraton.
"Kenapa Mas Shaka manggil? Apa ada yang Mas inginkan? Atau Mas Shaka mau sekarang?" Tanya Bia dengan wajahnya yang polos pada Shaka.
"Apa maksudmu?" Seru Shaka dengan kaget.
"Ya anu, Mas. Mas Shaka mau sekarang kah? Bia gak capek kok. Mas… "
"Kamu gila, apa!" Seru Shaka dengan kesal.
Dia akhirnya mulai meninggalkan Bia. Berjalan pergi dari saja mengabaikan Bia yang terus memanggilnya.
"Bia mandi dulu ya, Mas. Bia mau siapin diri dulu!"
Shaka mengepalkan tangannya kuat. Matanya berkilat marah dengan deru nafas yang memacu begitu kuat.
"Wanita murahan!"
~Bersambung
Maaf telat update yah. Semalam aku ketiduran jadi bab 4 baru bisa ke up sekarang.
Yuhuu duh Mas Shaka mulutnya pedes kek bon cabe haha. Pen ku ulek rasanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
yg murahsn siapa ni Bia apa Dhira ya
2023-12-29
0
🌹🪴eiv🪴🌹
wanita murahan yang kau nikahi 🥴
2023-05-05
1
Siti Maimunah
🤣🤣🤣🤣 asal ngucap nanti benaran jatuh cintaaaaa loh
2023-04-28
0