" jadi ' non quin' apa yang menyebabkan anda menutupi identitas dan pura - pura baru bertemu dengan ku " celetuk narendra menyentil quin. quin terhenti diikuti oleh narendra dengan seringai di bibirnya.
DEG
' gawat, ternyata dia tau ' batin quin. Quin sampai terhenti dan diikuti oleh narendra yang masih menampilkan smirk di bibir nya.
" emh emh , apa maksud tuan ren ? Kata quin yang masih berusaha mengelak menutupi identitasnya.
" oh ayolah, nona muda. Apa perlu saya sebutkan bukti - bukti nya ?" cibir narendra. Qun mendongak menatap mana jernih narendra seolah berkata ' memang apa bukti nya ?' . Narendra mengangkat sebelah alis mata nya dan mendengus.
" pertama, anda terlihat kaget saat melihat saya dan kevin suk ke dalam ruangan. Kedua, anda tanpa sengaja hampir keceplosan saat aan memanggil kevin dengan sebutan om. Ketiga, saat pelayan yang kemarin anda suruh untuk melayani kami ingin memanggil anda dengan sebutan ' nona muda'. Dan yang terakhir, yang paling tidak bisa ku lupakan adalah " ucap narendra seraya mencondongkan tubuhnya mendekatkan wajahnya ke arah telinga quin sesaat sebelum mengendus leher quin yang membuat si empunya leher bergidik geli.
" aroma strawberry dari tubuhmu " bisik Narendra meniup telinga quin yang di hadiahi pukulan / jotosan di perut narendra.
" UGH.. " meringis pelan narendra sambil memegangi perut nya.
" ups, maaf maaf om. Lagian om sih main tiup - tiup telinga quin, kan geli " kata quin sambil mengerucutkan bibir.
" jadi, kamu sudah mau mengaku ?" tanya narendra tanpa mengalihkan pandangan dari mata sang nona muda.
" heemmm, ya mau bagaimana lagi, orang sudah terlanjur terbuka, lagian sebenarnya juga udah mau go public. Tapi ternyata om malah udah tahu duluan. " cemberut quin. Narendra semakin gemas dan ia semakin yakin jika diri nya sudah terpesona dengan bocah kecil di depan nya.
" jangan cemberut bocah " narendra meraup wajah quin gemas. Quin terdiam sejenak menerima perlakuan dari tuan muda aldebaran ini. Hati nya sedikit menghangat.
" ish, quin bukan bocah. Bukan kah kak kula tadi sudah bilang kalau quin sudah umur 23 tahun " sewot quin untuk menutupi debaran jantungnya yang tiba - tiba berdetak cepat.
" lalu kau juga jangan memanggilku om,ku juga baru berumur 7 tahun " gerutu Narendra.
" bagi ku yang sedang memakai jas- jas itu harus di panggil om, kecuali kak kula dan kak dewa " jawab quin menjulurkan lidah nya.
" terserah kau sajalah, bocah " pasrah narendra.
" hi hi hi, oke oke jadi mau di panggil apa ?' tanya qin yang tanpa sadar sudah mulai bersikap non formal pada lelaki lain selain keluarga nya.
" apa saja selain om, bapak, tuan, paman " mantap narendra.
" kakek ?" goda quin. Narendra mendengus pasrah. Quin tertawa lebar karena berhasil mengusili narendra.
" emmmm, apa ya, jangan kakak karena sama kayak kak kula dan kak dewa, hm ehm ehm, apa ya " quin berpikir keras dengan pose telunjuk kanannya berada d dagu nya.
Narendra memperhatikan sikap quin yang sedang berpikir keras hanya untuk mencari panggilan untuk diri nya. Dan menurutnya itu pose yang menggemaskan.
" bagaimana kalo mas, mas ren " suara quin memecahkan lamunan narendra. Narendra mendongak melihat quin.
" mas ren ? Kedengaran nya bagus. " setuju narendra.
" yeaay , " pekik quin girang. Narendra tertawa melihat kelakuan quin yang di raa tidak jaim walau di depan lawan jenis,terkesan tidak di buat - buat dan narendra menyukai itu.
" jadi quin, eh boleh kah aku panggil quin ?" narendra meminta ijin yang di balas dengan anggukan quin berkali - kali membuat narendra gemas. ' duh berasa kek mau gue karungin ' batin narendra. Sabar ya mas ren.
" jadi bisakah kita lebih dekat, beri aku nomor ponsel mu. " pinta rendra sambil merogoh ponsel canggihnya dan menyodorkan ke arah quin. Quin bengong.
" dekat ? Bukannya kita sudah dekat ? Dan bukannya sudah punya nomor ponselku ?" jawab quin polos. Entah benar - benar polos atau memang dia sedang memasang tembok pertahanan terhadap serangan lawan jeni. Well, trauma itu masih ada gengs.
" oh ayolah, aku tahu itu bukan nomer ponsel pribadi mu, " cibir narendra sekali lagi.
" ha ha ha, benar - benar sesuatu yang tidak bisa di sembunyikan dari serang tuan muda jenius " ejek quin. Narendra mendengus sebal.
" jadi ?" tuntut narendra lagi.
" ok ok ok, kamu menang mas, tapi aku peringatkan, ku jarang pegang ponsel " ingat qun sembari memasukkan nomor ponselnya. Quin menyerahkan ponsel mahal narendra. dan narendra menerima nya setelah mengecek nomornya dan menamai nya dengan kontak ' bocah kecilku'. Dia tersenyum tipis. Sangat tipis.
' good girl, " tawa narendra sambil mengacak pelan rambut quin. Quin mengelak.
" yuk mas, itu om kevin pasti nungguin, kita sudah terpisah jauh" ajak quin. Kedua nya ber iringan menuju pintu keluar. Benar saja, sampai depan kevin sudah menyembur narendra.
" ngapain aja sih, jadwal selanjutnya rapat petinggi nih, nanti telat para orang tua itu pasti ngomel nggak jelas " sembur kevin galak. Narendra hanya menanggapi dengan mengendik kan bahu nya acuh, sedangkan quinsha tertawa lebar dan nakula hanya geleng - geleng kepala.
" biasa aja dong om asisten, jangan marah - marah, nanti makin tua " jawab quin santai. Kevin terbengong. Sejenak dia terdiam dan akhirnya dia berteriak keras.
" kau ? Kau bocah kecil yang tempo hari menumpah kan minuman itu " teriak kevin shock.
💨💨💨💨💨💨
.
.
.
.
terima kasih sudah mau membaca..
Jangan lupa
Like
Komen nya :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Lilik Iriani
ceritanya tambah seru
2024-12-08
1
Nicko Putra Jelita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣nembe sadar si Kevin
2024-09-27
1
⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛
laaah baru konek kamu om asisten... sepertinya jaringan mu saat ini 3G ya om... kwkwkwkw 🤭🤭🤭🤭🤭😉😜
2024-06-21
3