bab 19

" APA - APAAN INI SEMUA, TUAN HUTOMO, TUAN YUSUF " gelegar nya marah.

Semua peserta terkesiap dengan teriakan marah sang nona muda. 2 nama yang di sebutkan quin pun terlihat terkejut an saling menatap 1 sama lain. Sedangkan seringai an tipis yang tidak dilihat siapapun ( kecuali oleh nakula dan sadewa yang sedari tadi memperhatikan ) terlihat tersungging di bibir sang manajer personalia.

Nakula dan sadewa kali ini juga terkejut. Bukan karena teriakan dari quin,tapi karena benar nya prediksi dari sang adik.

" bisa anda jelaskan ini pak hutomo, pak yusuf " ujar quin lagi setelah berhasil mengontrol emosi nya.

' duh maaf om hutomo, om yusuf ' ringis quin membatin saat melihat ekspresi dari hutomo dan yusuf. Ke dua nya juga ber pura - pura terkejut dan menampilkan wajah ketakutan melakukan kesalahan. Ke da nya mendekat ke arah quin dan meraih berkas yang tadi di peroleh dari manajer personalia. Kedua nya shock.

" ma.. Maaf nona muda, tapi kami tidak melakukan apa yang di tuduhkan " jawab hutomo ketakutan.

" be .. Benar nona muda, ini pasti fitnah " bela yusuf.

" halah, ngaku aja pak, bukti sudah ada. Untuk apa mengelak " sulut rudi, manajer personalia. Hutomo dan yusuf mendelik arah rudi.

" saya benar - benar kecewa om, mulai hari ini om berdua saya pecat secara tidak hormat. Saya tidak akan melaporkan ke polisi mengingat pengabdian om - om yang sudah lama bekerja di sini. Tapi semua aset om akan saya beku-kan " final quin seolah sembrono mengambil keputusan secara ter gesa - gesa/ hutomo dan yusuf melotot shock. Sedangkan rudi menyeringai tipis.

' gampang sekali nona muda ini di tipu ' pikir rudi dalam hati.

hutomo dan yusuf di seret paksa oleh security perusahaan. masih terdengar teriakkan pembelaan mereka. Quin memijit pelipis nya pelan. Tampak raut wajah nya kecewa dengan perbuatan senior nya. Sedangkan peserta rapat lain nampak kasak kusuk masih membicarakan kejadian ini. Mereka tak percaya jika orang se loyal hutomo dan yusuf bisa mengkhianati perusahaan.

" maaf kan saya nona muda, suasana nya jadi tidak enak karena saya " sesal rudi menjilat. Quin tersadar. Dia tersenyum.

" tidak apa - apa om, saya yang berterima kasih karena anda sudah membantu perusahaan dengan mengungkap kasus ini. " senyum quin,

" mari kita lanjutkan pembahasan kita. Maaf jika harus menyaksikan kejadian yang tidak mengenakkan. Saya hanya sedikit kecewa dan menyayangkan perbuatan mereka, saya harap om - om sekalian tidak akan mencoba mengikuti jejak mereka berdua, terim kasih dan silahkan dilanjutkan presentasi nya " lanjut quin. Peserta rapat mengangguk paham dengan ucapan sang bos muda nya. Dan melanjutkan presentasi masing - masing divisi nya.

Sedangkan nakula dan sadewa yang duduk di pojok kan hanya melihat dan mengawasi jalan nya rapat. Mereka berdua tak habis pikir dengan semua prediksi quin yang 100% terbukti. Nampak quin memandang mereka dengan menjulurkan lidah. Nakula terkekeh, sadewa hanya menggeleng.

💨💨💨

Rapat selesai dengan mulus. Divisi terbaru sudah di bentuk dan beberapa keputusan sudah di dapat. Diantara nya adalah pengangkatan wakil Hrd akan menggantikan posisi hutomo sebagai kepala Hrd, serta kosong nya posisi wakil manajer keuangan karena wakil yang lama di angkat menjadi manajer keuangan menggantikan yusuf. Yang tidak di ketahui orang lain ialah, wakil Hrd ini merupakan kaki tangan rudi. Tapi untungnya wakil manajer keuangan adalah anak panti yang berarti keluarga quin. Jadi quin merasa aman dan lebih bisa memantau kegiatan di divisi keuangan.

Keesokan hari nya, rudi dan kepala Hrd yang baru memasuki ruangan quin.

" selamat pagi nona, " salam rud dan kepala Hrd,pian.

" oh, selamat om rudi, om pian. Ada apa ya ?" tanya quin setelah menjawab salam kedua nya.

" ini calon karyawan yang akan mengisi posisi wakil manajer keuangan ona, saya sudah mendata dan menyortir para pelamar kerja yang masuk kemarin." jawab sopan pian sambil menyodorkan sebuah file. Quin menerima file tersebut dan membaca nya. Alis nya terangkat dan senyuman smirk tercipta. Tapi karena terhalang kertas file, rudi dan pian tidak melihat nya.

" sara yunita, lulusan ekonomi univ. Adipaty ? gumam quin. Hati nya miris membaca nama orang yang selalu menghinanya.

" heem oke om, quin percaya sama pilihan om" kata quin dengan senyuman penuh arti.

" syukurlah, saya akan menjaga kepercayaan yang nona muda berikan kepada saya." sahut pian menjilat. Qun hanya tersenyum menanggapi nya.

' menjaga kepala mu ' sungut quin menhan emosi.

" oh iya nona muda, saya ingin merekomendasikan seorang karyawan saya untuk menjadi wakil saya, " ungkap rudi akhirnya.

" oh ya om,? Saya baru ingat jika wakil anda sudah resign karena mau menikah," kata quin. Telunjuk tangan nya di letakkan di dagu. Pose berpikir.

" iya nona, ini resume nya. meskipun baru lulus thun ini, tapi dia lulusan terbaik di angkatan nya" jawab rudi sambil menyerah kan file resume dari karyawan yang di maksud. Quin kembali berdiri dan menerima lalu membaca nya.

' GOTCHA, semua sudah masuk sesuai prediksi ku' pikir quin. Kembali hati nya sedikit ngilu membaca nama mantan tunangan nya. Ya, resume yang ia baca adalah resume bagas.

" oke om, saya akan menandatangani surat persetujuan pengangkatan mereka. " putus quin. Rudi dan pian saling memandang dan tersenyum puas.

" terima kasih nona muda, kalau begitu kami permisi " pamit rudi. Mereka berdua keluar ruangan dan tertawa puas/

" kamu lihat kan, dia hanya seorang nona muda yang masih sangat naif." cibir rudi.

" mas benar, tidak ku sangka jika ini akan semudah ini " sahut pian sambil tergelak.

Kedua nya melanjutkan langkah kaki mereka menuju ruangan masing -masing.

15 menit setelah rudi dan pian keluar, nakula dan sadewa datang ke ruangan quin. Mereka berdua melihat kedatangan rudi dan pian dari ruangan nakula yang memang terletak di depan ruangan quin. Mereka mengurungkan niat mereka untuk menyusul quin karena mereka percaya dengan sang adik dalam menghadapi kedua ular itu.

" gimana dek ?" sambar nakula yang sangat merasa penasaran.

" hemmm, sesuai prediksi" seringai quin. Nakula bergidik tiap kali quin mengeluarkan smirk nya.

Nakula meraup kasar wajah quin.

" jangan tampilkan senyuman kayak gitu. Ngeri " gidik nakula.

" jadi mereka berdua benar - benar masuk di perusahaan ini ?" tanya sadewa mengalihkan pembicaraan. Quin beringsut menatap kosong layar laptop nya.

" iya " jawab singkat quin. Nakula dan sadewa saling berpandangan. Mereka paham gejolak hati quin saat ini.

" kmu oke kan dek ?" hati - hati nakula bertanya. Quin menatap nakula dan tersenyum.

" quin oke," jawab quin lagi - lagi hanya jawaban singkat. Sadewa meng kode nakula untuk tidak membahas masalah ini lagi. Suasana menjadi hening karena mereka bertiga terdiam. Larut dengan pikiran masing -masing.

" heem, apa jadwal quin selanjut nya kak ? " tanya quin tiba - tiba memecah kesunyian.

" free hari ini, besok baru mulai rada padat lagi, mau makan ? Sudah mau masuk jam istirahat " tawar nakula.

" hemmm mau ke bawah ah, mau ajak mbak tiara sama mbak nimas nge rujak hi hi hi " cengir quin sambil langsung berjalan menuju loby. Sadewa dan nakula hanya menggelengkan kepala melihat tingkah quin yang plin plan. Bentar - bentar nglamun, bentar - bentar ceri dan usil. Kedua nya mengikuti langkah quin untuk makan di luar.

💨💨💨

.

.

.

.

.

.

Terima kasih sudah mau membaca...

Jangan lupa like dan komen nya ;)

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***