Benar, bila 1000 tahun lalu Kolo Marico yang menjadi pimpinan pasukan Iblis Merah dari Barat pernah dihadapi Wiro Sabrang dan berhasil mengejar hingga terdampar di dasar laut es. Kala itu Wiro Sabrang belum bertemu dengan Antaboga yang kemudian mengangkatnya sebagai murid hingga ratusan tahun dan Antaboga meninggal. Kini Penguasa lautan Selatan itu telah menjelma menjadi benda pusaka yang sangat bertuah Golok setan. Antaboga rela menjadi benda keramat yang sangat sakti dibawa oleh seorang ksatria pilihan Wiro Sabrang.
"Glegerrrrrkkk!!"
"Bluaaaarrrr!!!"
Ledakan dahsyat kembali terdengar dengan sinar yang sangat terang terpancar di langit ketika telapak tangan Wiro Sabrang beradu dengan telapak tangan Kolo Marico. Makhluk raksasa itu mulai merasakan betapa Wiro Sabrang telah berubah drastis sejak pertemuannya di masa silam. Mungkin karena ia sudah mati dan bertemu dengan para dewa di alam kahyangan, atau karena Wiro Sabrang sudah memiliki pusaka keramat golok setan. Kolo Marico kemudian hantamkan pedangnya ke leher Wiro Sabrang yang posisi dibawah kakinya saat melayang diatas awan.
"Heeeeaaaattt!!!"
"Bluaaaarrrr!!!"
Ledakan kali ini lebih dahsyat karena dua pusaka yang sama- sama keramat beradu hingga mengguncang bumi dan langit. Wiro Sabrang bersalto dan terjun ke bawah diikuti tubuh Kolo Marico. Wiro merasakan betapa pukulan pedang Kolo Marico luar biasa sehingga ia hampir putus asa.
"Ajalmu sudah tiba Wiro, ha ha ha..hiiiiaaaattt!!!"
Tubuh Wiro Sabrang yang terdesak turun dibawah lembah Merapi tertahan pukulan Kolo Marico yang ternyata sangat kuat bila tidak menginjak bumi.
"Heit Heit!!"
"Jlegggkk"
Wiro Sabrang baru ingat bila ia adalah seorang manusia yang hidup diatas bumi dengan roh pendekar masa lalu. Sehingga ia harus berada diatas bumi untuk berpijak untuk mengalahkan lawannya yang makhluk halus.
Sabetan pedang Kolo Marico yang sangat cepat dan dahsyat itu hampir melukai tubuh Wiro bila tidak terjun menginjak tanah diatas lembah Gerboyo.
"Bluaaaarrrr!!!"
"Waaaaaaaccccchhh!!!"
Pedang dan golok keramat milik keduanya kembali beradu hingga memancarkan cahaya yang sangat terang menembus langit. Namun kali ini Wiro Sabrang sudah membacakan aji Bumi Saketi yang sangat diandalkan itu sehingga pedang Kolo Marico hancur berkeping. Disaat yang sama semburan sinar api dari pusaka golok setan telah melahap tubuh Kolo Marico hingga tersisa daging gosong yang akhirnya meledak.
"Duuuaaaaarrrr!!"
Kepulan asap yang menggulung diangkasa itu berangsur lenyap terbawa angin. Wiro Sabrang kembali melesat meninggalkan lereng Merapi dan kembali ke alun - alun Singosari. Kolo Marico telah lenyap bersama pasukannya pasti.
****
Kertajaya telah kembali membuka acaranya menerima pendaftaran tamtama untuk mendukung kerajaan Singosari yang baru. Jatayu dan Widura serta pengawal Bagaspati memimpin acara pertarungan untuk memilih calon pengawal barisan.
"Bagaimana Wiro? Apakah diluar Beteng sudah aman ?" tanya Kertajaya ketika Wiro Sabrang sudah kembali berdiri di hadapannya.
"Restu paduka, iblis raksasa itu telah hamba musnahkan." jawab Wiro.
Begawan Sentanu memandang ke arah Wiro Sabrang seperti inginengatakan sesuatu. Wiro bisa membaca wajah bekas gurunya itu.
"Ada apa Bopo?" bisik Wiro sambil melangkah menghampiri Sentanu.
"Aku dapat firasat bahwa pusakamu itu telah mengundang musibah. Sebaiknya aku simpan saja di kerajaan. Begitu kan Gusti Kertajaya?" kata Sentanu sambil menoleh kepada Baginda Kertajaya. Gusti Kertajaya mengangguk dan tersenyum.
"Betul kata gurumu Wiro."
Wiro berpikir bahwa Sentanu mengatakan itu adalah karena bujukan dari Kertajaya yang ingin sekali memiliki pusaka golok setan yang kini berada di tangan Wiro Sabrang. Wiro mengangguk dan menjawab saran dari begawan Sentanu.
"Hamba tidak bisa berpisah dengan golok setan ini guru. Mohon ampun."
"Tapi bagaimana jika kamu tetap tinggal didalam istana, dengan golok di tanganmu, maka suatu saat tetap akan datang para iblis yang ingin menguasai pusaka itu hingga membuat negeri ini diserbu dan bisa dijajah iblis lagi?" tanya begawan Sentanu.
"Betul Kakang Wiro. Sebaiknya golok pusaka itu disimpan ke gudang istana saja sebagai penjaga kewibawaan ayahanda Kertajaya dan kejayaan Singosari." sambung Singoyudo ikut membujuk.
"Baiklah,siapa yang mau menyimpan pusaka ini?"
Mendengar jawaban Wiro Sabrang yang rela melepas pusaka untuk disimpan di dalam istana Singosari, tertawalah Kertajaya. Begitu pula begawan Sentanu yang merasa beruntung sarannya diterima Wiro Sabrang. Tapi Wiro Sabrang bukanlah manusia yang bodoh seperti mereka. Begitu mudahnya ia melepas pusaka yang sudah menyatu dengan jiwanya hanya untuk kepentingan raja.
Wiro Sabrang mencabut golok dan sarungnya dan diberikan kepada begawan Sentanu yang sudah mengulurkan tangan.
"Bluaaaarrrr!!!"
"Aaaaaacccchhh!!"
Begawan Sentanu menjerit kesakitan karena pusaka yang diserahkan Wiro kepadanya itu menyala seperti besi bara yang sangat panas. Separuh tangan begawan Sentanu terbakar, dan tubuhnya terkapar tak berdaya jatuh ke lantai.
"Wiro Sabrang!!"
Kertajaya sangat panik, begitu pula dua pangeran yang tengah berdiri di sampingnya ketika melihat begawan Sentanu tak kuat menyentuh pusaka golok Setan yang tergeletak di atas meja. Wiro Sabrang hanya berdiam sambil memandang kepada Kertajaya yang sangat bernafsu memiliki pusakanya itu.
"Hamba sudah katakan, pusaka ini tidak bisa lepas dari tubuh hamba" terang Wiro Sabrang.
"Bohong!!" kata Jatayu yang tiba- tiba datang memukul kepala Wiro Sabrang dari belakang.
"Brukk!!"
"Aaaacckk!!"
Wiro Sabrang terpaksa membalikkan tubuhnya sambil meraih golok di meja dan menahan serangan pedang Jatayu.
"Trang!! Trang !!"
Jatayu yang sebenarnya kalah tarung melawan Wiro memaksakan diri untuk menarik perhatian Kertajaya agar ia kembali dijadikan panglima perang.
Kertajaya mulai berbesar hati jika Jatayu bisa mengalahkan Wiro Sabrang pasti golok setan akan dikuasainya. Terbukti Wiro sengaja mengalah ketika diserang Jatayu. Tapi golok setan itu bukan sembarang benda pusaka. Ia adalah jelmaan Antaboga penguasa lautan Selatan.
"Aaaaacccckkk!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments