Saat ini, Arthur dan Sierra tengah berada di ruang keluarga bersama kedua orang tua Arthur, Sahara dan Cornelius. Posisi duduknya adalah Sierra berada dibtengah antara Arthur dan Sahara. Sementara Cornelius berada di sebelah kiri Sahara.
" Sayang, sudah berapa lama kamu menjadi kekasih pria dingin itu.?" Tanya Sahara kepada Sierra.
" Seminggu." Sahut Arthur.
" Aku bertanya pada Sierra bukan kepadamu." Ujar Sahara.
" Sama saja, kan pertanyaan nya adalah hubungan kami." Ucap Arthur.
" Jadi kalian baru menjadi kekasih selama seminggu?" Ucap Sahara lagi pada Sierra.
" Benar bibi, kami baru seminggu berpacaran." Ucap Sierra dengan senyum manisnya.
" Mami, bisakah jangan menakuti kekasihku? Mami begitu gencar bertanya ini dan itu padanya, lihat.. Sierra sampai malu begitu." Ucap Arthur.
" Sayang, jangan malu.. Anggap saja mami ini adalah mami mu." Ucap Sahara.
Dan hal itu berhasil membuat senyum yang sedari tadi mengembang di bibir Sierra perlahan pudar. Arthur yang menyadari hal itu pun menggenggam tangan Sierra.
" Kamu tidak apa apa.?" Ucap Arthur.
" Tidak apa apa." Sahut Sierra.
" Apakah mami salah bicara.?" Ucap Sahara.
" Ibu Sierra sudah meninggal mam, dan mami mengingatkannya dengan hal itu." Ucap Arthur.
" Astaga.. Sayang, maafkan mami yah? Mami tidak tahu. Tapi sungguh, kamu boleh anggap mami sebagai ibumu." Ucap Sahara langsung memeluk Sierra.
" Terimakasih bibi, sejujurnya aku sudah lama merindukan pelukan hangat seorang ibu. Dan pelukan bibi sungguh mengingatkan aku dengan ibuku." Ucap Sierra.
" Sayang.. " Ucap Sahara ikut bersedih dan kembali memeluk Sierra.
" Hei, jangan melow begitu. Kamu juga bisa anggap papi sebagai papimu jika kamu mau nak." Ucap Cornelius.
" Terimakasih paman." Ucap Sierra.
" Panggil kami mami dan papi seperti pria dingin itu memanggil kami, kamu juga anak kami sekarang." Ucap Sahara.
" Baik, mami dan papi." Ucap Sierra.
Arthur ikut bahagia melihat senyum yang begitu indahnya mengembang dari wajah Sierra.
' Terimakasih Tuhan, masih ada orang baik di dunia ini.' Batin Sierra bermonolog.
" Aduh, jadi melow begini. Sierra, berapa usiamu.?" Ucap Sahara.
" Tahun ini sudah 20 tahun mami." Ucap Sierra.
" Seharusnya sudsh cukup untuk menikah." Ucap Sahara.
Dan hal itu berhasil membuat Arthur yang tengah meminum teh nya tersedak.
" UHUK.!! UHUK.!"
" Hei, kamu minum bisa pelan pelan tidak." Ucap Sierra panik.
Sierra langsung menepuk punggung Arthur, Sahara dan Cornelius pun tersenyum senyum senyum sendiri.
" Mereka romantis ya pi.?" Ucap Sahara.
" Hmm." Sahut Cornelius.
" Mami, mami mau membunuhku secara tidak langsung.?? " Ucap Arthur setelah berhasil mengatur nafasnya.
" Mami kan hanya bilang apa adanya, lagi pula usiamu juga sudah cukup untuk menikah." Ucap Sahara.
" Kami saja baru berpacaran, masih butuh waktu mi.." Ucap Arthur.
" Oke.. Oke.. Sierra sayang, kapan kamu mau menikah dengan Arthur.??" Ucap Sahara.
'Haih, bagaimana ini.. Kok malah membahas pernikahan.' Batin Sierra bermonolog.
Sierra menatap Arthur bermaksud untuk minta tolong dengan kedipan mata, tetapi Arthur malah tidak menangkap kode itu.
" Kamu kenapa.?" Ucap Arthur.
Tetapi kemudian Arthur menyadari gerak bibir Sierra.
" Oh... Rupanya kamu mau secepatnya ?." Ucap Arthur.
Arthur sengaja mengatakan demikian.
' What the.. h... Arthur sialan.' Batin Sierra.
" Benarkah sayang? Akhirnya.. Kamu mau pernikahan seperti apa.? Eh tunggu.. Kita harus melamar dulu kan ke kekeluargamu, mengadakan pertunangan lalu menikah." Ucap Sahara antusias.
" Ehehehe.. Itu Sierra akan pikir pikir dulu mih." Ucap Sierra dengan senyum kikuk.
" Oke sayang, papi... Akhirnya kita akan punya calon cucu." Ucap Sahara antusias.
" Bagus itu, secepatnya nanti papi akan melamar ke orang tuamu." Ucap Cornelius.
" Hehe.. I.. iya pi, mi." Ucap Sierra semakin kikuk.
' Kok malah aku terjebak begini..' Batin nya.
Sierra melirik ke arah Arthur dan berkomat kamit. Arthur yang sedari tadi menahan tawanya pun tersenyum kearah Sierra.
" Kenapa sayang.?" Ucap Arthur.
" Ehehehe.. Bukankah kita ada sesuatu yang harus di urus.?? " Ucap Sierra.
" Iya kah.?" Sahut Arthur.
' Pria ini.. Dia tidak peka sekali.' Batin Sierra.
" Kita bukan nya harus membeli sesuatu untuk Hwan.?" Ucap Sierra.
Arthur sebenarnya menyadari kode kode dari Sierra, tetapi dirinya sengaja ingin menjebak Sierra lebih dalam. Lebih tepatnya ia ingin mengikat Sierra secara perlahan lewat kedua orang tuanya.
" Hwan? Siapa dia.?" Tanya Sahara.
" Peliharaan baru Arthur mi, nama nya Hwan. Sierra yang memberi nama itu." Ucap Arthur.
" Oh benarkah.?? Apakah dia lucu.??" Ucap Sahara.
" Mi, peliharaan Arthur mana ada yang lucu, mami tahu sendiri dia memelihara binatang binatang buas. Papi yakin yang sedari tadi berisik itu peliharaan baru Arthur." Ucap Cornelius.
" Papi pintar." Ucap Arthur.
" Singa yang sedari tadi mengganggu mami masak itu Hwan.?" Ucap Sahara.
" Mami pintar." Ucap Arthur lagi.
" Anak ini, sudah dewasa masih saja beli peliharaan aneh. Tahun lalu kau membeli citah, sekarang singa, tahun depan apa.?" Ucap Sahara.
" Mungkin beruang." Ucap Arthur.
" Sayang, bagaimana bisa kamu jatuh cinta kepada pria dingin sepertinya, dia begitu menyebalkan." Ucap Sahara kepada Sierra.
" Bukan Sierra yang mengejar Arthur mi, tapi Arthur yang mengejar Sierra." Ucap Arthur.
" UHUK.!! UHUK.!! "
Dan kali ini Cornelius yang tersedak.
" Astaga, sungguh.??" Ucap Sahara.
Baik Sahara ataupun Cornelius tentu terkejut. Mereka kenal betul bagaimana putranya itu. Selain dingin dan tidak mudah di dekati, Arthur juga memiliki phobia terhadap wanita.
" Hmm.." Sahut Arthur.
" Wahhh, Mami semakin yakin Sierra adalah calon menantu mami. Kalian harus secepatnya menikah, benar kan pi.?" Ucap Sahara antusias.
" Ya, benar.. " Sahut Cornelius yang masih mengelap bekas muncratan kopi dari mulut nya.
" Tap... "
" Akan kami pikirkan." Ucap Arthur memotong perkataan Sierra.
' Ish.. Pria ini..' Batin Sierra gemas sendiri.
Sierra berada di situasi serba salah sekarang. Dia ingin mengatakan bahwa dia hanya pura pura menjadi pacar Arthur tetapi Arthur sudah banyak membantunya. Terlebih ia juga tidak tega melihat bagaimana antusiasnya kedua orang tua Arthur padanya.
' Matilah aku..' Batin Sierra sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Hingga akhirnya malam pun tiba, dan kedua orang tua Arthur itu pamit pulang.
" Sayang, kapan kapan kita harus bertemu lagi oke, berkunjunglah ke kediaman mami dan papi. Seret pria ini kalau dia tidak mau mengantarmu." Ucap Sahara.
" Iya mi, kapan kapan Sierra datang mengunjungi mami." Ucap Sierra.
" Bagus, mami dan papi pulang dulu yah, bye.." Ucap Sahara.
" Hati di jalan mi, pi." Ucap Sierra.
" Iya sayang." Sahut Sahara.
Akhirnya mobil mereka pergi dari kediaman Arthur. Dan kini hanya ada Arthur dan Sierra disana karena Arthur tidak suka jika ada orang lain di kediaman nya saat dirinya berada dirumah.
Bahkan pelayan pelayan nya pun laki laki semua, dan mereka hanya datang disaat pagi, saat Arthur sudah berada di kantor. Kebanyakan hanya yang berjaga di luar, serta pasukan tersembunyi yang melindungi nya dari jauh.
" Hei, kenapa kau membuat drama kekasih ini menjadi kian rumit.?" Ucap Sierra setelah tidak terlihat mobil disana.
" Aku hanya mengikuti alur saja.." Ucap Arthur.
" Tapi kan kita membohongi kedua orang tuamu, mereka kan kecewa nanti." Ucap Sierra.
" Kalau begitu.. Mengapa kita tidak menjadi kekasih betulan saja?." Ucap Arthur dengan wajah yang sangat dekat dengan Sierra.
Dan hal itu membuat Sierra kesulitan menelan ludahnya. Sierra bukannya buta dan tidak melihat betapa mempesona nya Arthur, tetapi ia masih belum siap kembali berkomitmen. Bagaimanapun apa yang terjadi di kehidupan nya sebelumnya itu begitu membekas di ingatan seakan menjadi trauma tersendiri bagi Sierra.
" Ekhem!! kam.. kamu tidak harus sedekat ini kan." Ucap Sierra gugup sambil mendorong dada Arthur.
Arthur tersenyum melihat bagaimana Sierra ketakutan bagai kelinci yang akan dimakan serigala itu.
" Kamu bau asam, pergilah mandi." Ucap Arthur akhirnya dan menjauh pergi.
Sierra langsung menciumi keteknya untuk memastikan, tetapi ia tidsk mencium bau apapun.
" Hei.!! enak saja, aku tidak asam. " Teriak Sierra.
" Hahahaha.." Terdengar tawa Arthur begitu renyah.
" Arthur sialan.!" Umpat Sierra.
" Eh, rapi dimana aku mandi? Dimana kamar tamu nya?" Ucap Sierra setelah sadar.
" Arthur... Tunggu, dimana kamar mandinya." Teriak Sierra mengejar Arthur yang telah masuk kedalam.
TO BE CONTINUED..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Sierra pasti bahagia kl kamu nikah sama Arthur
2025-01-08
1
sasip
hati-nya di jalan mana mbak? ✌🏻😅🤭😉
2024-10-30
3
Nur Bahagia
tenang pii 🤣
2024-09-02
1