EPS. 10. Rencana terselubung Carine.

Sierra telah sampai di halte yang dekat dengan perumahan tempatnya tinggal, sebenarnya tidak bisa di bilang dekat, lumayan jauh jika Sierra berjalan kaki. Tetapi ia tidak ada pilihan lain.

" Nanti jika aku memiliki uang, lebih baik aku beli sebuah kendaraan.." Gumam Sierra.

Hingga akhirnya Sierra telah sampai kembali rumah nya yang kosong itu. Ia kembali membuka laptopnya, dan terkejut.

" WHAT.!! Aku.. aku.. Mendapat bonus dari Lucifer karena pekerjaanku semalam?" Ucap Sierra terkejut.

" Astaga, memang Lucifer adalah dewa penolongku. Eh.. Ngomong ngomong tentang Lucifer.. Pria yang semalam juga bernama Lucifer, apakah mereka orang yang sama.?" Ucap Sierra lagi.

" Akhirnya, aku bisa membeli perabotan rumah." Ucap Sierra senang.

Lucifer memberinya bonus untuk pekerjaan nya, sebesar 300 juta. Jika di total, Lucifer sudah memberinya uang sangat banyak, hanya karena pekerjaan yang tidak terlihat itu.

" Sebenarnya data apa yang sedang aku lindungi ini, mengapa Lucifer membayarku begitu mahal." Gumam Sierra.

Tak mau pusing dengan pemikiran nya, Sierra langsung pergi dari rumahnya menuju sebuah galeri motor, tujuan utamanya saat ini adalah membeli sebuah sepeda motor.

" Selamat sore nona, apakah anda tertarik dengan salah satu model motor kami.?" Ucap sales disana.

" Aku ingin melihat lihat terlebih dahulu." Ucap Sierra.

" Oh, baik.. Silahkan." Ucap sales itu , wajahnya langsung berubah menjadi asam.

Sierra pun berkeliling melihat lihat motor yang ada disana, saat ia sedsng fokus melihat lihat motor, telinganya tidak sengaja mendengar seseorang menyebutkan nama nya, dan Sierra kenal betul dengan suara itu.

' Alden..' Batin Sierra bermonolog.

" Sierra masih hidup, tetapi kamu jangan khawatir.. Aku tidak akan membiarkan nya hidup lebih lama. Dia telah membunuh anakku, anak kita. Tetapi saat ini aku sedang menjadi buronan sebuah kelompok, aku tidak tahu siapa yang berada dibelakang Sierra, orang itu sangat melindunginya ." ucap Alden.

" Sudah ya sayang, aku benar benar sedang banyak urusan. Nanti aku kabari kamu lagi." Ucap Alden lagi, dan terlihat Alden mematikan panggilan nya.

' Jadi Carine keguguran sungguhan? Lalu mereka menyalahkan aku.. licik.' Batin Sierra bermonolog.

Tetapi kemudian Sierra menyadari sesuatu..

' Oh... jangan jangan Julia mengatakan pria itu sakit hanya agar aku kembali, dan mereka mau menangkapku. Ck.. Ck.. Masih belum kapok rupanya. Baik, mari ikuti permainan kalian.' Batin Sierra kembali bermonolog.

Alden terlihat menjabat tangan seorang laki laki yang Sierra kenali di kehidupan sebelumnya. Pria itu adalah pria yang pernah tidak sengaja tertangkap basah tidur dengan Sierra di kehidupan lalu dan membuat Alden tidak kunjung menikahinya karena Sierra bianggap tak suci lagi.

' Oh... Sekarang aku tahu, rupanya mereka bersekongkol.' Ucap Sierra dalam hati.

Sierra tidak mendengar pembicaraan mereka, tetapi Sierra melihat Alden memberikan sebuah botol kaca bening kecil kepada pria itu.

' Rupanya benar, mereka merencanakan sesuatu untuk menangkapku. Tuhan benar benar berpihak kepadaku kali ini.' Ucap Sierra dalam hati.

Tak lama, Alden pergi dari galeri itu. Setelah Alden pergi, Sierra pun membeli sebuah motor besar besar berwarna putih di bayar dengan uang uang ia dapatkan sebagsi bonus dari Lucifer sebelumnya.

' Aku benar benar miskin.' Batin Sierra bermonolog.

Sierra pergi mengunjungi sebuah toko furniture, ia berencana akan mulai mengisi rumah nya yang kosong itu agar lebih hangat untuknya. Sierra benar benar bahagia hari itu, akhirnya kehidupan yang ia impikan tercapai juga, yaitu hidup bebas dari kendali ibu tiri dan saudari - saudari tirinya.

" Nona, semuanya sudah kami urus sesuai yang nona minta, juga apakah alamat ini benar.?" Ucap seorang karyawan yang melayani Sierra.

" Iya, benar. Kapan kira kira barang barang ku sampai.?" Tanya Sierra.

" Mungkin besok siang nona." Ucap Orang itu.

" Baiklah, terimakasih atas bantuan nya." Ucap Sierra.

" Sama sama nona." Ucap orang itu lagi.

Sierra pun tersenyum dan pergi dari sana, mengapa ia begitu bahagia? Rupanya ia mendapatkan potongan harga yang fantastis. Karyawan disana bilang itu adalah promo karena Sierra adalah pelanggan ke 1000 di toko itu sejak buka.

Tiba tiba seorang pria muncul dari balik dinding.

" Tuan muda Arthur, kami sudah memberikan nona itu diskon sesuai yang anda katakan." Ucap karyaean yang sebelumnya melayani Sierra.

" Bagus, sisa nya aku yang bayar." Ucap Arthur.

Rupanya secara tidak sengaja, lagi lagi Arthur bertemu dengan Sierra. Dan yang lebih lucunya lagi, toko itu adalah toko milik ibunya Arthur, dimana saat Arthur tengah menjemput ibunya yang selalu menghabiskan waktunya di toko itu, tetapi rupanya ibunya sudah pulang dengan sang ayah.

" Baik tuan muda." Ucap Karyawan itu lagi.

" Eh tunggu, lain kali saat ia kembali tetap berikah harga yang lebih rendah, mengerti.? Sisanya kau langsung katakan kepadaku." Ucap Arthur lagi.

" Baik tuan muda." Sahut karyawan itu lagi.

Arthur pun pergi keluar, di parkiran Arthur terkejut melihat bagaimana Sierra yang saat ini tengah menyalakan sebuah motor besar berwarna putih.

" Astaga.. Banyak sekali kejutan yang ia sembunyikan. Benar benar gadis idamanku." Gumam Arthur sambil tersenyum bangga.

Berpindah ke Sierra, saat ini Sierra menggunakan helm nya dan mengendarai motornya untuk kembali ke rumah ayahnya. Tetapi kemudian telepon nya kembali berdering.

' Nomor ini lagi, Julia..' Batin Sierra bermonolog.

" Halo.. " Ucap Sierra setelah ia mengangkat panggilan itu.

" Kakak, hiks.. hiks.. Ayah terkena serangan jantung kak, bisakah kakak kembali." Tangis Carine terdengar pilu.

Orang yang tidak tahu pasti mengira bahwa Carine saat ini tengah menangis sungguhan. Tetapi nyatanya ia hanya berpura pura.

" Kau kan putri kesayangan nya, dia pasti hanya butuh dirimu, bukan aku. Takutnya jika aku kembali, dia malah mati karena darah tinggi." Ucap Sierra acuh.

" Kakak, tolong sekali ini saja kakak kesampingkan rasa cemburu kakak. Kakak juga pasti menderita kan di luaran sana. Kembalilah kak, ayah benar benar butuk kakak." Ucap Carine.

' Sebenarny aku bertanya tanya, dimana pria itu? ( Daniel ) Kenapa mereka menggunakan dirinya sebagai senjata untuk menyuruhku pulang. Pakah memang terjadi sesuatu kepadanya.?' Batin Sierra bermonolog.

" Aku tidak cemburu, tidak juga iri. Aku bahagia dengan hidupku yang sekarang." Ucap Sierra.

" Kak, ku tahu kakak masih marah karena perselingkuhanku dengan Alden.." Ucap Carine menggantung.

' Dia mengakuinya..' Batin Sierra bermonolog.

" Aku berjanji, setelah kakak kembali aku akan mengembalikan Alden kepada kakak." Ucap Carine dengan isakan yang begitu memilukan.

' Oh.. come on.. apakah dia sungguh masih mengira aku mencintai Alden? ' Batin Sierra jengah.

" Aku tidak tertarik dengan barang bekas, jika kau mau.. Kau boleh mengambilnya. Toh aku sudah punya yang baru." Ucap Sierra.

" Yang.. Yang baru?? Apa maksud kakak.? Apakah kakak juga berselingkuh dari Alden.?" Ucap Carin panik.

" Jaga bicaramu Carine, aku tidak pernah berselingkuh selama aku menjalin hubungan berpacaran dengan Alden. Dia yang berselingkuh denganmu, kenapa kau tuduh aku juga selingkuh ?" Ucap Sierra sedikit emosi.

" Tapi.. "

" Jangan sanding sandingkan aku dengan pria yang menjijikan sepertinya, pria ku jauh lebih baik beribu kali dari pada Alden si tukang selingkuh." Ucap Sierra, memotong ucapan Carine.

" Siapa priamu.??" Tanya Carine.

' Aku harus sebut siapa.?? Aku tidak mengenal pria yang statusnya lebih baik daei pada Alden.' Batin Sierra bermonolog.

" Kakak, kakak hanya membual kan.? Aku tahu kakak hanya cemburu, aku bisa mengembalikan Alden pada kakak, tetapi.. "

" Arthur Edward.. Kau mengenalnya kan? Dia adalah pria ku. Dia juga sudah melamarku pada ayahku saat kau dilarikan ke rumah sakit." Ucap Sierra memotong ucapan Carine.

' Gadis itu menyebutku sebagai prianya.. Manis sekali ' Ucap Arthur tersenyum, ternyata Arthur masih setia berdiri disana mendengarkan Sierra nya berbicara dengan seseorang di telepon.

" Ck.. Langsung dimatikan, apakah sebentar lagi aku akan mendapatkan sebuah telepon dari ibunya yang mengatakan Carine mengalami serangan jantung juga.?" Gumam Sierra sambil memandangi layar ponselnya.

" Jadi apakah kamu sudah mengakui bahwa aku adalah priamu, Sierra.?" Ucap sebuah suara yang hampir membuat jantung Sierra lompat keluar.

" Kam.. kamu.. kenapa kamu ada disini.? " Ucap Sierra gugup.

" Jika aku tidak ada disini , aku tidak akan mendengar kamu mengakui aku sebagai priamu dengan lantang, benar.?" Ucap Arthur dengan senyum jahil nya.

" Itu.. itu.. aku hanya sedang berpura pura saja, aku tidak serius.." Ucap Sierra gelagapan.

" Tetapi aku menganggapnya serius. Mulai hari ini, kamu resmi menjadi.. "

" Partner.. Ya partner." Ucap Sierra memotong ucapan Arthur.

" Partner ?? " Ucap Arthur bingung.

" Ya, kita bisa menjadi partner bukan.? Aku meminta bantuanmu, dan kamu meminta bantuanku, jadi kita parner." Ucap Sierra.

" Tetapi aku belum sekalipun meminta bantuanmu, sebaliknya kamu.. Sudah dua kali memperalatku, jika begini bukankah aku yang di lecehkan." Ucap Arthur.

' UHUK.!! Lecahkan? apa apaan dia ini. Sejak kapan aku melecehkan nya.' Batin Sierra tersedak.

" Hei, aku tidsk meminta bantuanmu aneh aneh kok, apa apaan dengan kata pelecehan itu." Ucap Sierra protes.

" Kamu kan sudah memelukku." Ucap Arthur.

Bagai di timpa batu, Sierra tersedak liurnya sendiri.

' Benar, aku sudah memeluknya duluan, tapi..' Batin sierra bermonolog.

" Tapi peluk kan tidak dalam kategori pelecehan." Ucap Sierra menyangkal.

" Memang tidak, tapi kasusnya berbeda jika denganku. Kau bisa mencari tahu tentangku, aku ini anti bersentuhan dengan wanita.. selain ibuku." Ucap Arthur.

Sierra menatap Arthur dengan pandangan tidak percaya dan penuh selidik.

" Kamu tidak percaya.?" Ucap Arthur yang menyadari tatapan aneh Sierra.

" Tidak." Ucap Sierra spontan.

" Uhuk.!! uhuk.!! Kamu spontan sekali." Ucap Arthur.

" Aku tidak suka bertele tele, lagi pula dengan tampangmu ini.. Aku yakin kamu seorang cassanova." Ucap Sierra.

" Cassanova? Aku? Kenapa bisa kamu berpikir demikian tentangku.?" Ucap Arthur tidsk terima dirinya di anggap seorang cassanova.

" Karena kamu terlalu ramah ." Ucap Sierra.

" Astaga Sierra, ramah bukan berarti cassanova kan.? Aku beri tahu kepadamu, aku hanya berbicara seperti ini denganmu." Ucap Arthur.

" Ya.. ya.. Aku percaya." Ucap Sierra.

" Hei, kamu tidak percaya kepadaku.?" Ucap Arthur.

" Kan aku bilang aku percaya." Ucap Sierra.

" Tetapi nada bicaramu seolah terpaksa." Ucap Arthur.

" Tidak kok, aku.." Ucap Sierra menggantung , karena ia mendapat notifikasi pesan masuk.

' Dia sungguh sakit.?' Batin Sierra bermonolog.

Sierra mendapatkan foto Daniel yang tengah tak sadarkan diri dengan selang infusan ditangan nya, sebenarnya masihbada rasa peduli di hatinya untuk Daniel. Tetapi mengingat bagaimana dirinya diperlakukan, Sierra seakan tak mau goyah dari keputusan nya untuk membenci sosok ayah nya itu.

Tetapi kemudian Sierra mengingat sesuatu, dirinya akan pulang kerumah sang ayah, yang berarti dia akan masuk kedalam kandang binatang buas. Dalam hal ini, dia butuh Arthur sebagai bala bantuan.

" Emm.. Itu, tuan Arthur..apakah aku boleh meminta bantuanmu sekali lagi.?" Ucap Sierra ragu ragu.

" Bantuan apa.?" Ucap Arthur masih sedikit kesal.

" Aku harus kembali ke rumah ayahku, tetapi aku bituh bantuanmu untuk kembali berpura pura menjadi kekasihku." Ucap Sierra langsung.

Rasa kesal di hati Arthur seketika menghilang. Ia jadi teringat dengan bitkti yang di kumpulkan oleh Malvin sebelumnya, bahwa hidup Sierra sangat memprihatinkan sebelumnya.

' Aku berjanji, akan melindungimu.' Batin Arthur bermonolog.

Arthur menyentuh pipi Sierra lalu berucap..

" Ayo.. " Pada Sierra denga sangat lembut.

" Terimakasih, aku akan membalas kebaikanmu nanti. Katakan saja jika kamu membutuhkan bantuanku, mulai saat ini kita partner." Ucap Sierra antusias.

" Oke.." Ucap Arthur singkat dengan senyuman.

' Partner, awal yang bagus untuk memulai sebuah hubungan.' Batin Arthur bermonolog.

TO BE CONTINUED..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***