CHAPTER 012

“Dasar wanita keras kepala! Apakah kamu tahu anak kecil yang sudah kamu perintahkan untuk disiksa itu adalah anak terkecil dari Keluarga Duke Brown yang kabur beberapa hari yang lalu?” tanya Pemimpin Kota tegas.

Sontak Wanita itu sangat terkejut, bagaimana tidak, dia hanya seorang yang takut dengan kedudukan yang lebih tinggi. Dan lagi Keluarga Duke Brown adalah penguasa wilayah selatan. Keluarganya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan keluarga itu.

“Baiklah aku akan menerima fakta itu, tapi karena kamu sudah berbicara tidak sopan padaku, aku akan melaporkan hal ini pada ayahku, aku pergi dulu!” Wanita tidak tahu malu itu pergi begitu saja.

Beberapa saat kemudian…

“Sepertinya kita akan kedinginan tahun ini,” keluh salah satu petinggi.

“Itu masih lebih baik daripada kita mati semua,” jawab Pemimpin Kota ringan.

“Sekarang apa yang harus kita lakukan Tuan Kota?” tanya salah satu petinggi lainnya.

“Tentu saja menghubungi Keluarga Brown dan mengatakan bahwa anaknya ada disini,” tegas Pemimpin Kota.

“Baik, saya akan segera melakukannya!”

Suasana istana kota menjadi lebih hening lagi dengan ketegasan sang pemimpin kota yang tak takut mengambil resiko demi menjaga keutuhan kota miliknya, lagipula tuan asli mereka adalah Keluarga Brown.

***

Beberapa hari kemudian, sebuah pasukan yang terdiri dari orang-orang dengan level 100 datang ke penginapan tempat Jesse dan Anya berada.

Diantara mereka ada seorang pemuda yang kurang lebih memiliki usia yang sama dengan Jesse dan Anya, yakni sekitar 20 tahunan memimpin semua pasukan kuat itu.

Jesse yang menyadari itu langsung terbangun dari tidurnya, dia langsung membangunkan Anya untuk bersiap jikalau ada pertarungan, karena orang-orang itu sudah ada di depan kamar mereka.

*TOKTOKTOK!

“Apakah ini benar dengan penolong adik saya, yang bernama Nick Brown?” tanya orang dibalik pintu itu begitu sopan.

“Orang-orang ini sangat kuat, sepertinya kita hanya bisa bertarung habis-habisan jika mereka memaksa bertarung,” ucap Jesse serius pada Anya.

“Heem, aku paham akan hal itu, itulah kenapa aku sudah mengambil senjataku ini. Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Anya sedikit terlalu kencang sampai membangunkan Nick.

“Kenapa kakak berdua begitu semangat pagi-pagi seperti ini, memangnya ada apa? Oh tidak aku akan terjatuh–”

*BRAK!

Suara Nick yang jatuh dari kasurnya itu memancing semua orang yang ada di luar geram dan langsung mendobrak pintu, tidak lupa mereka mengeluarkan hawa membunuh yang sangat pekat.

“Sial! Apa yang kalian lakukan pada adikku!” Orang dibalik pintu yang sebelumnya sangat sopan itu menghancurkan pintu itu dengan sekali serang dan dia melihat adiknya terjatuh di lantai, dengan posisi Anya dan Jesse yang memegang senjata.

“Bajingan gila! Kalian semua serang kedua orang ini! Apa yang kalian lakukan pada anak bungsu Keluarga Brown ini! Jangan biarkan dua orang ini hidup! Bunuh mereka semua!” teriak pemuda yang memimpin pasukan itu.

“TUNGGU! MEREKA BERDUA ADALAH PENYELAMATKU!” Nick Kecil berteriak keras, dia tidak mau jika sampai kedua orang yang menolongnya itu malah tewas di tangan kakaknya sendiri.

Semua orang langsung terdiam ketika Nick menjelaskan bagaimana asal muasal dia bertemu dengan kedua orang ini, akhirnya kakak nick dan semua orang yang ada di sana minta maaf pada Jesse dan Anya.

“Perkenalkan aku adalah Nicholas Brown, aku adalah kakak dari Nick Brown. Mohon maaf sebelumnya karena sudah salah paham denganmu, aku mohon anda memakluminya,” ucap Nicholas tulus.

“Kamu kakak yang baik, mungkin jika aku juga berada dalam posisimu, aku akan melakukan hal yang sama. Dan karena kamu sudah ada disini, Nick tidak perlu lagi ikut dengan kami bukan?” tanya Jesse menjabat tangan Nicholas yang sedari tadi sudah dia ulurkan.

“Tentu saja–”

“Tidak, bukankah Kakak Jesse dan Kakak Anya sebelumnya mengatakan akan menuju ke Ibukota Provinsi Batu Hitam? Kenapa tidak ikut kami saja? Dengan begitu, aku bisa menunjukkan seisi ibukota pada kakak berdua?” tanya Nick dengan kepolosannya.

“Kami–”

“Tidak usah menolak begitu, Nick tadi juga bercerita bahwa beberapa hari terakhir kalian berdua juga mengajak Nick untuk berkeliling kota dan membelanjakan apapun yang dia inginkan, bagaimana jika menuruti Nick saja?” Nicholas memberikan tawaran.

Jesse dan Anya saling bertatapan, kemajuan rencana mereka benar-benar diluar dugaan. Namun tidak ada salahnya ikut dengan mereka dan menempuh hidup di Ibukota Provinsi Batu Hitam, karena disana pastinya jauh lebih aman daripada hidup di pinggiran seperti ini.

“Baiklah kami akan ikut, tapi setelah sampai di sana, izinkan kami untuk mencari tempat tinggal sendiri. Tidak enak rasanya jika harus menumpang di rumah kalian, karena kamu hanyalah rakyat biasa,” ucap Jesse merendah.

“Aku tidak akan menanyakan mengenai identitas kalian, niat kalian berdua yang menolong adikku itu sudah lebih dari cukup. Kalau begitu, apakah tidak keberatan jika kita berangkat sekarang?”

“Tentu saja, kami akan bersiap sebentar.”

***

Selama perjalanan menuju Ibukota Provinsi, Nick terlihat sangat akrab dengan Jesse. Sampai membuat Nicholas iri dengan keakraban adiknya dengan orang luar itu, tapi itu hanya keirian yang baik, tidak mengarah pada hal yang buruk.

“Oh iya, ketika kami sebelumnya hendak menyerangmu, aku tidak pernah melihat kuda-kuda seperti yang kamu lakukan, apakah kamu seorang penyihir atau ksatria pedang?” tanya Nicholas berbasa-basi.

Perjalanan mereka ke ibukota akan sangat membosankan jika hanya dilalui dengan saling berdiam diri di atas kereta kuda. Oleh karena itu, Nicholas mengambil inisiatif untuk memulai percakapan.

“Tidak keduanya, apa yang tepat untuk menjelaskannya ya? Hmm… apakah kamu tahu yang namanya bela diri tanpa dan menggunakan sihir hanya sebagai penguatan saja?” tanya Jesse balik.

“Setahuku, di kerajaan ini belum ada yang menggunakan sihir seperti itu, tapi mungkin penggunaannya akan mirip dengan Ksatria Sihir atau lebih tepatnya Ksatria yang menggunakan Aura, apakah seperti itu?” tanya Nicholas terlihat berpikir keras.

“Ya mungkin disini akan lebih terkenal dengan sebutan itu, tapi lebih tepatnya aku memiliki beberapa bela diri tanpa senjata dan aku menggunakan sihir sebagai penguatan untuk setiap gerakanku, contohnya seperti ini.”

Jesse menyobek sedikit kain dari bajunya, lalu dia menyuntikkan sihir ke dalamnya, seperti seorang kultivator yang menyuntikkan energi qi ke dalam senjata mereka.

Lalu dalam sekejap, kain itu akan menjadi keras dan kemudian dia melakukan beberapa gerakan awal dan melemparkan kain keras itu ke sebuah arah, serta menancap sempurna ke sebuah pohon.

“Hebaaaat! Apakah itu adalah salah satu macam sihir? Apakah Kakak Jesse mau mengajarkannya padaku? Nick Brown siap menjadi murid Kakak Jesse,” ucap Nick yang terkesima dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Jesse.

Namun mata Jesse dan Nicholas tidak memperhatikan Nick, mereka berdua sama-sama fokus pada sebuah arah dan mengatakan hal yang sama.

“Sepertinya ada beberapa orang bodoh yang berniat mengganggu perjalanan kita!” Entah chemistry apa yang melekat pada keduanya, tapi pilihan kata-kata mereka benar-benar mirip.

“Kamu sangat hebat Jesse! Bahkan kamu mempraktekkan penjelasanmu sambil mengincar para bandit itu. Hanya sedikit meleset saja,” ucap Nicholas.

“Ya kamu benar, mungkin setelah ini aku akan berlatih lebih giat lagi. Tapi bisakah kita turun dan mengurus orang-orang sudah menampakkan diri itu,” ucap Jesse menanggapi.

“Tentu saja, bagaimana jika kita berlomba, siapa yang lebih banyak mengalahkan musuh dengan cara masing-masing?” tawar Nicholas.

“Siapa yang takut, mari kita melakukannya!” jawab Jesse ikut senang dengan kompetisi dadakan itu.

“Huh! Sepertinya Jesse akan menemukan teman yang sama dengan pola pikirnya,” ucap Anya ringan sambil bermain bersama Nick.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!