Setiap malam Mo Chen terus melakukan itu dan Xia He juga mengikutinya dari balik bayangan seperti biasanya, sampai suatu ketika akhirnya Xia He tertangkap oleh Mo Chen yang sudah menunggunya.
“Apa yang kamu lakukan malam-malam disini Xia He? Apakah kamu mengikuti keluar dari kediaman? Dan apakah beberapa orang yang dua hari lalu terbunuh itu juga ulahmu?” tanya Mo Chen serius.
Mo Chen bersandar di batang pohon sambil mengeluarkan nada menyelidik, meskipun dia sudah tahu mengenai ada yang aneh dengan Xia He, tapi dia ingin mendengarnya langsung dari orangnya.
“Eh bukan apa-apa Tuan Muda, saya hanya sedang mencari udara segar saja, kebetulan saya bertemu dengan Anda sekarang, jadi saya mengikuti dari belakang untuk melihat apa yang sedang Anda lakukan,” jawab Xia He berbohong.
Xia He tentu saja harus menyembunyikan identitasnya, bagaimanapun dia tidak boleh memberitahu Mo Chen, siapa sebenarnya dia, karena hal hal yang tidak diinginkan bisa terjadi.
‘Maafkan saya Mo Chen, jika sampai kamu mengenai asal usulku, aku takutnya kamu menjauhiku, jadi lebih baik kita seperti ini saja, lagipula aku juga sudah jatuh cinta pada sejak saat itu,’ batin Xia He.
“Ya benar Tuan Muda, saya memang yang membunuh beberapa orang waktu itu, tapi mereka memang memiliki niat buruk pada Anda yang sedang berkultivasi di paviliun tetua, jadi saya mengambil tindakan,” jawab Xia He.
“Baiklah mari kita kesampingkan masalah itu, lalu bagaimana dengan kekuatanmu ini, kenapa kamu tidak pernah menunjukkan sebelumnya padaku? Bahkan aku sekarang yang sudah di Ranah Prajurit Puncak saja bisa kamu ikuti gerakannya, seberapa kuat kamu?”
Mo Chen memberikan pertanyaan sambil mendekatkan wajahnya ke Xia He dan sampai membuat Xia He tertahan di sebuah dinding, wajah mereka berdua sangat dekat, hal ini malah membuat Wajah Xia He seperti kepiting rebus dan…
*CUP!
“Sudahlah, aku tidak akan menanyakan masalah itu, aku yakin suatu saat nanti kamu juga akan memberitahuku, kalau begitu mari berburu bersamaku, tidak usah bersembunyi di balik bayang,” ucap Mo Chen sambil menarik tangan Xia He lembut.
“Tuan muda jahat, bagaimana bisa Anda melakukan perbuatan mesum itu di tengah hutan ini? Tapi apakah tadi itu sekedar ciuman atau ada rasa lain?” tanya Xia He tiba-tiba menjadi begitu sensitif.
Mo Chen tersenyum, “kenapa aku tidak boleh mencium calon istriku di masa depan? Bukankah selama ini kamu juga mencintaiku? Aku pun juga begitu.”
Ucapan Mo Chen itu membuat Xia He seakan-akan terbang ke langit, namun karena gengsinya, dia masih bersikap tenang dan tidak berlebihan, dia berlagak menjadi seperti orang anggun.
“Awas saja kalau Tuan Muda bohong. Apalagi Anda adalah Tuan Muda Keluarga Mo, bisa saja Anda dijodohkan dengan seseorang, apalagi banyak sekali wanita cantik di kota ini!” ucap Xia He ingin lebih diyakinkan.
“Kamu ingin membuktikannya bukan? Kalau begitu mari kita kembali ke paviliun kakek, aku akan melakukan sesuatu hal yang akan membuatmu percaya bahwa aku akan menjadikanmu istri!”
*WUSH!
Tiba-tiba Mo Chen menarik tubuh Xia He ke dalam pelukannya, lalu dia menggendongnya dan kembali dengan cepat ke Paviliun Tetua Mo Bingwen, lalu mereka berdua masuk ke kamar Mo Chen dan menutup semua pintu.
“A– apa yang akan kamu lakukan Tuan Muda?”
“Aku akan memberikanmu benih, bukankah ini yang kamu mau?”
“Eh– bukankah ini terlalu cepat, kenapa kita terburu-buru?”
“Karena aku juga sangat cemburu ketika melihatmu dengan dengan laki-laki lain, jadi lebih baik kita memperjelas hubungan kita sekarang, apakah kamu tidak mau melakukannya?”
Xia He sudah tidak bisa berpikir, karena lehernya sudah disusuri oleh Lidah Mo Chen dengan sangat hati-hati dan lembut. Akhirnya keduanya tidak banyak bicara dan terjadilah malam panas yang diimpikan oleh semua orang.
***
Keesokan paginya…
“Mulai sekarang kamu adalah kekasihku satu-satunya, mari kita membersihkan diri dan aku akan mengumumkannya pada semua orang mengenai hubungan kita,” ucap Mo Chen sambil mengecup Xia He yang begitu cantik di matanya.
“Bukankah Tuan Muda akan kehilangan status kebangsawanan jika menikah dan menjadikan saya istri satu-satunya untuk Anda? Kenapa Tuan Muda tidak–”
“Jangan membicarakan hal itu, aku tidak akan menduakanmu aku bersumpah. Dan aku tidak terlalu peduli dengan status kebangsawanan atau semacamnya, karena aku akan mengukir sejarahku sendiri,” jawab Mo Chen penuh percaya diri.
Xia He tersenyum, dia sudah tahu bahwa Mo Chen akan mengatakan itu, dia sendiri juga tidak mau di madu, sayangnya dunia ini tidak menerima hal itu, tapi untungnya calon suaminya itu malah berinisiatif melakukan hal itu.
“Terima kasih, kamu sudah mengatakan sesuatu hal yang membuat hari ini adalah hari terbaik yang aku punya. Dan lagi sebagai hadiah, mari kita melakukannya kejadian semalam lagi, kali ini aku yang akan agresif!”
Xia He tidak membiarkan Mo Chen turun dari kasurnya. Dia langsung ganti menyusuri setiap inci tubuh Mo Chen dari atas sampai bawah. Dan mereka melakukannya lagi sampai matahari tepat berada di tengah kepala.
***
Malam hari…
“Hah! Hah! Kamu sangat kuat Sayang, bahkan aku sampai lemas kamu buat, kamu memang benar-benar ganas jika di ranjang,” lirih Mo Chen sambil berjalan berdua bersama Xia He menuju ke Aula Utama Keluarga.
“Kamu saja yang terlalu lemah Sayang. Bagaimana jika nanti kita melakukannya lagi, bukankah kemarin yang sangat senang atas hal itu, kenapa tadi siang kamu malah terlihat lemas begitu,” ucap Xia He bercanda.
“Baiklah-baiklah, aku harus mengakui itu. Tapi sekarang mari kita fokus untuk bertemu para tua bangka yang ada di aula ini, sepertinya kedatangan kita sudah ditunggu oleh mereka,” ucap Mo Chen berubah menjadi serius.
Xia He mengangguk setuju, mereka berdua langsung masuk ke dalam Aula Utama Keluarga dan melihat belasan pasang mata memandang mereka dengan berbagai persepsi.
“Jadi! Apa yang akan kamu jelaskan mengenai ini?” Suara Patriark Mo menggema di ruangan itu, ternyata hal ini sudah dia tunggu dan rencanakan untuk mendepak Mo Chen dari susunan Keluarga Besar Mo.
“Tidak ada yang perlu aku jelaskan, ini semua adalah keputusanku untuk memilih hidup bersama siapa! Dan aku tidak lagi peduli dengan kamu yang menjadi Patriark Sementara, atau kalian semua Para Tetua yang selalu melakukan tindakan nepotisme!” ucap Mo Chen ringan.
Beberapa tetua yang merasa tersindir langsung mengeluarkan wajah merah padam, sebagian dari mereka bahkan ada yang tanpa sengaja mengeluarkan tekanan yang cukup kuat pada Mo Chen.
“Oh ada orang yang merasa disini? Kenapa kamu ingin bertarung denganku Tetua Mo Tong?” Mo Chen berteriak keras sambil menatap tajam ke arah tetua itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
abdillah musahwi
Mo Cheng gerak cepat😆😆😆😆
2023-11-07
1
Harman LokeST
tiiiinnnnnnnnnnngggggkkaaaaaaaaaaaatttkan teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss kuuuulllllltttiiiiiiiiiiiiiiiiivvaaaaaaaaassiimuu yaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnggg lebbbiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihh tinnnngggggggggggggggggggiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii laaaaaggiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Mo Chen agar orang tidak merendahkanmu
2023-08-31
0
King
👍
2022-11-23
3