"Assalamualaikum, Assalamualaikum..., "
Terdengar ada yang mengucap salam dari luar.
Kania memburu ke depan membukakan pintu rumahnya, sementara ibunya berbaring di atas dipan di ruangan tamu, namun tak bisa berdiri karena kondisinya masih lemah.
" Waa'laikum Salam... Iya sebentar.... "
Jawab Kania agak pelan.
Ternyata anggota remaja masjid yang datang.
" Ini Kak ada undangan dari masjid, besok ada undangan rapat."
Jelasnya.
"Baiklah terima kasih, InsyaAllah saya datang."
Dibukanya perlahan kertas undangan itu, ternyata ia diundang rapat, tak menyangka juga mengapa ia bisa diundang rapat, karena ia tidak merasa menjadi anggota remaja masjid.
" Masakanku gosong," seru Kania kaget. Dia pun berlari ke dapur,
" Yaa... gosong deh tempeku...."
Tak sempat ia membaca dengan teliti siapa yang mengundangnya, hanya dibaca hari dan jamnya saja. Hatinya pun mencatat kapan dia harus pergi keluar.
Sebentar kemudian..
Abahnya pulang, tidak heran jika baju yang dipakainya kotor, karena saat ini sedang musim hujan.
Disiapkannya teh hangat untuk abahnya,
"Abah.. nanti Kania ada perlu ya, tapi kalau abah sudah bersih-bersih dan makan."
"Ada apa neng...serius amat, ngomong aja."
Jawab abahnya.
"Enggak nanti aja bah biar enak ngomongnya."
Kalau di rumah Kania tidak pernah dipanggil nama sama abah dan emaknya, selalu dipanggil "neng".
Panggilan hormat atau sayang untuk seorang anak perempuan. Itulah sebabnya Kania tidak pernah melawan kepada mereka, karena abah dan emaknya sangat menyayanginya meski baru mampu melalui kalimat sayang.
........................
Abah pun sudah bersantai duduk di depan dipan panjang di ruang tamu sambil menemani istrinya.
Kania menghampiri abahnya, sambil membawa surat undangan yang baru diterima tadi siang.
"pergilah Kania, sore kan abah sudah pulang, emak... abah yang jaga."
Kania senang sekali karena mendapat ijin dari abahnya.
..............................
Tempat rapat itu di salah satu ruangan TPA (tempat pendidikan Alquran), dimana Kania mengajar santri-santri Ustadz Slamet.
Ruangan tersebut sudah agak ramai, kira-kira delapan orang, Kania pun masuk ke dalam sambil mengucap salam dan sedikit membungkukkan badan.
" Yang diundang ramai ya Kak... ? "
tanya Kania ke seorang gadis yang duduk di sebelahnya.
"Lumayan lah.."
jawab gadis itu.
Kania memang belum memiliki teman yang banyak, karena baru beberapa minggu pulang ke rumahnya selepas keluar dari pondok pesantren.
Tak seberapa lama, ruangan menjadi ramai kira-kira tiga puluhan orang.
Ustadz Slamet pun datang diiringi oleh dua pemuda di belakangnya. Hati Kania terkesiap tenyata salah satu pemuda itu adalah Danang.
Tak karuan juga ia karena sudah terlanjur duduk paling depan. Ia pun memalingkan mukanya ke arah lain ketika Danang melihat ke arahnya.
Di hati keduanya sudah ada rasa saling menyukai sehingga mereka merasa canggung.
" Baiklah... Bapak.. Ibu.. kita mulai saja rapat ini."
Ucap pak Slamet memulai pembicaraan dalam rapat.
Rapat berjalan dengan lancar, setiap acara sudah ada yang mengisinya, namun ada satu acara yang belum bisa didealkan karena belum ada orang yang menyanggupinya untuk tampil.
"Eemmm Bapak Ibu... "
Kata Ustadz Slamet meminta perhatian para hadirin.
" Saya ada usul..., bagaimana kalau pembacaan ayat suci Al-quran kita serahkan ke Kania saja?"
Kania terkejut... Dadanya berdebar, tapi ada juga keinginan untuk menyetujui.
"Bagaimana Kania, siap ya... ?"
Kania bingung harus menjawab apa, tapi lalu dia menyanggupinya dengan anggukkan.
"Nama Lengkapnya siapa? "
"Yaa.. !"
Kania tergagap, karena sedang memandang ke arah lain. Ternyata yang bertanya adalah Danang.
"Khaerani...,"
"Khaerani.. ,"
Kania mengulanginya.
Baru kali pertama itulah ia memandang wajah Danang dan Danang pun memandang wajahnya. Bunga-bunga cinta pun semakin bersemi diantara mereka..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
semangat author
2023-03-08
1
Flo-She
kania anak yg berbakti pada orangtuanya keren
2023-03-08
1
rinasti
So Sweet....❤️❤️
2023-01-26
1