Rasa bahagia selalu menyelimuti keluarga ini jika gajian kebun sayuran Pak Marwan tiba.
Banyak rencana Pak Salim untuk membahagiakan istri dan anaknya yang semata wayang. Terutama ia ingin membawa istrinya ke kota Kabupaten. Disana ada rumah sakit umum daerah yang unit pengobatannya cukup lengkap.
Selain itu ia juga ingin memperbaiki rumahnya yang banyak bocor karena dimakan usia.
Namun keinginannya itu belum lagi terkabul, karena kebutuhan pokok sehari-hari menuntut segera dipenuhi.
Seperti hari ini, pak Salim menyuruh Kania pergi ke kota Kecamatan untuk membeli keperluan sehari-hari di agen sembako yang ada di sana.
....
Matahari belum meninggi, Kania sudah bersiap pergi ke kota Kecamatan. Karena letak Desa Ratapan di atas bukit, jadi belum ada angkutan pedesaan di sini. Yang ada adalah ojek.
Abahnya pun mengijinkan Kania pergi ke sana, karena tukang ojeknya adalah sepupu Kania.
Dengan berpegangan ke besi tempat duduk, Kania tidak dapat membuka mata seutuhnya, karena angin bertiup sangat kencang, namun mata Kania masih jelas melihat ke arah depan.
Ketika melintasi perkebunan yang sepi, dari jalan nampak iring-iringan manusia berjumlah sekitar lima orang. Orang yang di depannya seperti dipaksa jalan dengan tangan terikat.
Namun motor yang dikendarai Kania melaju cepat sehingga ia tidak bisa melihat dengan pasti.
Ada perasaan bersalah mengapa ia tidak menolong orang yang di depan itu.
"Kang... kang... kang.. lihat enggak tadi ada orang diikat tangannya?"
"Ah masa.. salah lihat kali.. ?"
"Enggak bener."
sahut Kania
"sudahlah mungkin salah lihat."
jawab sepupunya itu.
...
Kania banyak membeli barang kebutuhan sehari-hari, ada sabun mandi, sabun cuci dll.
Senang sekali hatinya karena sudah dapat membantu Kedua orang tuanya.
....
Sesampainya di desa Ratapan, Kania melihat banyak orang yang berkerumun. Ternyata mereka menghebohkan anak juragan Marwan yang diculik yaitu Deni.
Dia ingat tadi sewaktu melintas jalan yang sepi, ada seseorang yang Dipaksa jalan dengan tangan terikat.
"Jangan-jangan itu kang Deni?"
gumamya.
Tapi ia takut salah. Seumpama ia diam-diam saja, artinya membiarkan kedzoliman. Akhirnya ia memutuskan berbicara kepada abahnya.
Abahnya langsung memberi kabar kepada Pak Marwan..
Diluncurkanlah mobil polisi yang sudah dipanggil ke rumah juragan Marwan itu ke lokasi kejadian. Kania pun ikut serta
Kania ikut sebagai penunjuk jalan, karena jalan yang sepi ada beberapa blok dan rata-rata dalam keadaan yang sama dengan tanah yang ditanami sayuran.
Memori Kania sangat tajam, ia tepat sekali mengarahkan ke jalan dimana ia melihat sekumpulan orang tadi.
Ternyata jika berjalan lebih jauh, ada tempat tersembunyi yang terlindungi oleh tanaman tebu yang menjulang tinggi. Dan di sana ada saung yang lusuh dengan atap daun yang tidak lengkap serta dinding saung yang bolong-bolong.
Petugas pun memburu ke sana, benar saja ada orang tergeletak pingsan dengan wajah banyak darahnya.
Ternyata orang tersebut adalah Deni Kakaknya Danang.
Pak Marwan pun terkejut terlebih istri nya menjerit histeris. Kania hanya bisa terdiam, mengikuti alur suasana keluarga ini. Namun Hatinya pun ikut bersedih atas nasib yang menimpa keluarga ini.
.......
Mobil polisi pun tiba di rumah Pak Marwan, pak mantri desa itu sudah siap menunggu untuk memberikan tindakan medis sementara.
Ternyata luka yang diderita Deni tidak terlalu parah. Hanya perlu istirahat yang cukup supaya cepat pulih, karena sebenarnya yang lebih berat adalah faktor pikologisnya.
........
Kania mengakhiri kegiatan hari ini dengan menolong aparat menemukan lokasi dimana Deni dianiaya oleh orang yang belum diketahui.
"Alhamdulillah."
gumamnya, sambil melakukan aktivitas di rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
wah pengen tinggal ditempat kyk gini sekali-kali, bosan di kota mulu
2023-06-02
0
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
peduli banget ya pak Salim ini
2023-06-02
0
Flo-She
untung selamat deh ...
2023-03-21
1