Tuduhan

"Jangan bertingkah aneh-aneh Tari,aku sedang berusaha melamar pekerjaan di kantor Brama, jangan membuat aku malu" ketus Aris saat pulang selesai mengantarkan Nita

Mentari hanya menahan sesak di dada nya,ingin berontak tapi di tak memiliki kekuatan,jika di menjanda hanya panti yang akan menampungnya lagi.

pagi-pagi sekali Aris sudah bangun,dia sengaja bersiap lebih pagi,dari semalam Mentari tak menegur Aris bahkan mereka tidak dengan punggung yang saling berhadapan.

“Mas, nggak sarapan dulu?” tanya Mentari yang melihat Aris sudah rapi. Seperti biasa, setiap hari Mentari selalu menyiapkan sarapan untuk seisi rumah, meskipun tengah marah sekali pun Mentari tetap melayani seluruh keluarga Aris.

"Nggak aku mau cepat takutnya malah telat" jawab Aris cepat.

Mentari yang melihat Aris berpakaian kemeja rapi tau kalau suami nya ini tidak mengojek hari ini karena semalam dia mengatakan akan melamar pekerjaan, meskipun kesal tapi Mentari tetap mendo'a kan suami nya agar di terima bekerja di tempat yang baru.

****

"Wah....kamu tampan Ris,pangling aku kalau penampilan kamu begini terus bisa-bisa aku kesemsem" aku Nita

"Ah, kamu juga tambah cantik," balas Aris seraya mencubit hidung Nita.

"Ayo berangkat Nit,nanti kita malah telat karena masih banyak pelamar lain"

Setelah mengikuti test tulis,dan diwawancara satu per satu oleh kepala HRD akhirnya Aris dan Nita di terima dan masih ada beberapa karyawan baru yang lain.

“Selamat, saudara Aris, Anda kami terima di perusahaan kami,” ujar kepala HRD yang tampaknya sudah berumur itu.

“Terima kasih. Apa jabatan saya, Pak?” tanya Aris tanpa malu karena dia yakin Bram akan memberikan nya jabatan tinggi secara perusahaan ini milik Bram.

“Tidak ada jabatan untuk lulusan sekolah menengah atas. Saudara kami terima sebagai staf biasa di sini. Itu pun sudah sangat beruntung. Karena staf kami lainnya hampir semuanya sarjana hanya jabatan cleaning servis dsn OB yang tamatan SMA,” jelasnya panjang lebar.

“Baiklah, Pak. Terima kasih,” sahut Aris lemas, kemudian keluar dari ruangan HRD.

Sambil menunggu Nita dia mengotak atik ponsel nya dan melihat aplikasi online yang sudah memberikan nya uang selama ini,Aris tersenyum kecut karena sebentar lagi jaket hijau yang selalu menghiasi hari nya akan lenyap,untung saja di bertemu Danu saat itu.

Sudah terbiasa bagi Mentari pulang tanpa jemputan sang suami beberapa waktu ini,Mentari merasa seperti kembali ke masa di mana dia belum menikah apa-apa mengerjakan sendiri bahkan lebih parah karena mengurus keluarga Aris yang sudah menunggu nya di rumah,tak berselang lama Mentari Pulang suara motor Aris pun terdengar di depan rumah. Berarti suaminya itu juga sudah pulang.

“Asalamualaikum …."Pekik Aris dengan wajah sumringah

“Wa alaikum salam."

Aris masuk ke dalam rumah dengan wajah tampak bahagia. Senyum mengembang di wajahnya.

“Bu ... aku diterima kerja di kantornya Brama. bu,” ucapnya bersemangat seraya melangkah menghampiri kami yang sedang di meja makan.

"Wah hebat kamu, Ris ibu sudah tebak kalau Brama akan menerima kamu tanpa pikir panjang secara kamu tampan dan kamu itu juga pintar Ris,hanya satu kesalahan kamu-"

"Salah pilih istri" Potong Laila yang juga ada di meja makan,dia sedang mengupas buah mangga yang di belinya di pasar tadi.

"Mbak Laila kalau ngomong suka benar" celetuk Inayah dan mereka tertawa bersama membuat hati Mentari sakit.

"Kamu harus undang Brama makan malam di sini Ris, Sekalian kenalin sama Inayah siapa tau jodoh,kalau adikmu berjodoh dengan Brama karir mu akan lebih bagus lagi,kamu tau kan ris selama ini Ibu kepingin punya menantu kaya raya seperti si Bram itu"Sahut Ibu aris bangga.

Inayah tampak tersipu. Wajahnya bersemu.

Benar dugaan mentari. Sejak kemarin Inayah memang berusaha mencari perhatian Brama Ternyata mereka memang ada maksud tertentu.

"Kamu belanja Mas?" tanya Mentari karena memang melihat Aris masuk membawa kantong plastik.

"Iya..." sahut Aris dingin

"Beberapa kemeja dan celana panjang. Aku harus tampil rapi kalau kerja di kantoran,nggak mungkin aku pakaian lusuh seperti kamu" jawab Aris lagi-lagi membuat dada Mentari berdenyut kecil.

Laki-laki itu membuka belanjaannya dan memamerkannya pada anggota keluarga.Dua buah kemeja lengan panjang dan satu celana hitam panjang.

"Ini Nita yang pilihkan bu,bagus ya selera nya dia" puji Aris di hadapan Mentari

Memang selama menikah Mentari tidak pernah sekalipun membelikan pakaian untuk Aris karena memang kebutuhan yang lebih penting banyak dari pada membeli baju yang tidak penting,toh selama ini Aris juga bekerja dengan memakai Jaket hijau, sebagus apapun pakaian nya akan di tutupi oleh jaket hijau tersebut.

"Cepat kamu hubungi Brama Ris,Kalau bisa malam ini dia makan malam di sini. Sekalian kamu undang Nita ya!” pinta Ibu Aris seraya menatap sinis pada Mentari

"Undang Nita juga, Bu?" tanya Aris antusias dan Ibunya mengangguk seraya tersenyum.

Ibu Aris langsung menyuruh Mentari ke warung depan untuk berbelanja bahan makanan untuk malam ini, Demi menyambut tamu yang istimewa, Ibu Aris rela menghabiskan uang nya, padahal selama ini ibu Aris terkenal perhitungan, semua yang di beli untuk rumah dia selalu hitung-hitung tapi tidak untuk hari ini.

"Cepat kamu masak Tari,yang enak jangan buat malu,ini untuk menyambut calon menantu ku" Ujar ibu Aris bangga

Mentari menuruti semua kemauan ibu mertua nya itu tapi untuk malam ini dia ingin mengenalkan dirinya sebagai istri dari Aris bukan pembantu agar perempuan bernama Nita itu tau diri kalau dia hanyalah seorang pelakor.

Mentari mulai menata makanan di atas meja. Menyiapkan peralatan makan seperti piring, gelas, dan sendok garpu. Setelah memastikan semuanya beres, dia ingin merapikan diri di dalam kamar. Mungkin sedikit merias diri agar tidak terlalu malu saat berkenalan dengan Nita di pelakor itu.

Selesai mandi Mentari mengoleskan Handbody di tubuhnya,lalu mengambil bedak padat yang tinggal di ujung saja, selama ini bukan tak mau memperhatikan penampilan tapi gaji Mentari banyak menombok kebutuhan keluarga Aris belum lagi kalau Inayah suka minta uang jajan kalau tidak di beri Inayah mengatakan nya perhitungan,sudah menumpang tapi tak sadar diri,masih banyak ucapan sadis lain nya dari Inayah membuat Mentari mau tak mau menghindari keributan.

"Mau kemana kamu dandan begitu?" tanya Aris heran melihat Mentari yang tak biasanya memakai bedak saat malam hari

"Mau cari perhatian dengan lelaki lain?" atau jangan-jangan kamu selingkuh?" tuduh Aris

"Astaghfirullah mas,kamu ngomong apa"kesal Mentari dengan tuduhan Aris yang menyakiti nya

"Jangan sok suci kamu Tari, bisa saja dibelakang ku kamu main gila kan,sadar tidak akan ada lelaki yang mau dengan kamu, perempuan miskin!" ketus Aris membuat air mata Mentari kembali meloroh begitu saja

Aris keluar dari kamar tanpa merasa berdosa sudah menyakiti hati istri nya.

Terpopuler

Comments

Dyah Oktina

Dyah Oktina

wah.....author sukses ya... membuat pembacanya ikut emosi.. 👍🏻💪💪semangat terus berkarya thor...❤️

2023-10-20

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ANJING NI ARIS, 11-12 DGN KLUARGANYA, SEMOGA LO YG SLINGKUH MA NITA

2023-01-06

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

suami gila

2022-10-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!