Hari pertama menjadi istri

"Mas bangun" bisik Mentari di telinga Aris membuat Aris meliukkan tubuhnya dan membuka mata perlahan.

Ini hari pertama Mentari sebagai seorang istri dan menantu di rumah mertua nya ini jadi dia harus bisa menyenangkan hati sang mertua.

"Sayang,kenapa kamu sudah bangun?" tanya Aris

"Tidak enak mas pada ibu dan Inayah kalau aku bangun nya kesiangan"jawab Mentari

"Kamu nggak kerja mas?"

"Besok saja sayang,mas masih lelah"

"Mandi dulu mas terus sarapan,Aku sudah masakan nasi goreng untuk mas"

Aris bukan nya bangun tapi malah menarik tangan Mentari hingga tubuh istrinya itu masuk dalam pelukannya.

"Mas....lepas!! aku masih harus beres-beres rumah dulu mas"

"Nanti saja sayang mas masih mau begini dulu"ujar Aris

"Tok...tok....tok..." ketukan pintu membuat Aris melepaskan pelukannya pada Mentari

Mentari segera berdiri dan membuka pintu kamar mereka.

"Inayah,kenapa Na?" tanya Mentari lembut

"Mbak tolong setrika in baju aku dong,aku mau keluar sama teman-teman ku sebentar lagi" ujar Inayah melempar kan satu baju nya pada Mentari

"Setrikaan nya di mana Na?" tanya Mentari yang memang tidak tau di mana letaknya

"Ada di kamar ujung sebelah gudang mbak,di sana tempat setrika baju"pekik Inayah sambil berlalu

"Kenapa sayang?" tanya Aris

"Inayah minta tolong setrika baju nya mas"jawab Mentari

"Memang nya dia mau kemana?"

"Nggak tau mas,aku setrika sebentar ya" pamit Mentari

Aris segera bangkit dari tidurnya.

"Ini Na baju nya sudah mbak setrika" ucap Mentari memberikan bajunya pada Inayah

"Tari selesai Aris mandi kamu cuci pakaian kotor ya sudah menumpuk di belakang terus kamar mandinya di bros tadi Inayah hampir jatuh karena licin" ujar ibu Aris dan diangguki Mentari patuh

"Mentari mana bu?" tanya Aris yang tidak melihat istri nya di meja makan

"Dia lagi cuci baju di belakang Ris,udah makan aja biar ibu yang temani,jangan terlalu di manja Ris istri mu itu kita bukan orang kaya"

"Bukan begitu bu,kami masih baru satu hari menikah-"

"Ris,kamu baru mengenal nya sudah bisa membantah ibu" Potong ibu Aris membuat Aris terdiam

"Lagian mbak Mentari nggak keberatan mas,dia juga sudah terbiasa bukan bekerja seperti itu di panti" celetuk Inayah

"Waah...lagi kumpul nih, kebetulan aku belum sarapan, numpang sarapan ya bu" ujar Laila yang baru datang

"Mana suami kamu Li?" tanya ibu nya

"Sudah berangkat kerja bu,mas Rahman itu harus pergi pagi-pagi bu"

"Enak ya mbak suami kamu kerja nya di kantoran" ujar Inayah

"Makanya harus pintar cari suami dek,jangan cari yang pengangguran" jawab Laila

"Kerja di kantoran juga tiap hari numpang makan di sini Li" ketus Aris

"Kan ibu juga ikut belanja mas, tidak ada salah nya aku menumpang makan di sini,aku juga anak nya" jawab Laila sambil menuangkan nasi ke piring nya

"Coba kamu melamar di kantor Rahman Ris siapa tau di terima,kalau cuma mengandalkan dari ojek online mu itu tidak akan berubah hidup kita kecuali kamu kemarin mau menikah dengan Dina si janda kaya itu"

"Bu,,Dina itu sudah janda tiga kali dan suaminya semua meninggal bu,apa ibu nggak takut aku meninggal?"

"Setidaknya sebelum kamu meninggal kami bisa senang-senang dulu dengan uang mu mas" jawab Inayah sedikit terkekeh

"Astaghfirullah" batin Mentari yang mendengar obrolan keluarga ini

Mentari segera mengambil sapu untuk membereskan bagian depan rumah mertua nya ini.

Aris sudah tidak memiliki ayah lagi,Ayah nya meninggal dunia empat tahun lalu karena penyakit kanker,ayah Aris seorang pegawai negeri sipil,jadi ibu Aris tetap menerima pensiun meskipun tidak seberapa karena ayah Aris hanya seorang pelayan sekolah.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***