Akhirnya sang anak pun kembali tenang, lalu amira pun bertanya pada sang anak kenapa ia memberontak ke pada sang pengasuh nya.
Sang anak pun membisikkan sesuatu kepada amira, sontak saja membuat ia terkejut dan tak habis pikir.
Lalu amira pun memberi tahu kepada oma nya sang anak, ia pun sama terkejut nya mendengar itu.
Ia ingin marah namun di cegah oleh amira.
" Jangan disini bu, lebih baik ibu tanyakan saat di rumah saja agak adik cantik tidak terkejut kasihan dia bu" pinta amira.
Sang oma pun menahan amarah nya agar sang cucu tidak tertekan.
" Apa cucu saya tadi yang memberi tahu sama kamu nak? " tanya sang ibu
" Ya bu, adik cantik ini yang membisikkan pada saya" jawab amira.
Belum sempat si ibu bertanya lagi si mbok sudah kembali.
" Non" sapa si mbok
"Sudah belanja nya mbok? "
" Sudah non, kita pulang sekarang ya non nanti nyonya khawatir sama non "
" Ya mbok"
" Adik cantik, mbak mau pulang kamu sama oma dulu ya sayang" bujuk amira
Sang anak hanya menggelengkan kepala.
" Kalo adik cantik gak mau sama oma, nanti oma sedih sayang kalo adik cantik sayang sama oma, adik cantik ikut sama oma ya" bujuk lagi
" Mau sama mama" jawab sang anak dengan suara pelan namun bisa di dengar sang oma sontak saja oma nya terkejut mata nya berkaca-kaca.
" Kalo mau sama mama, adik cantik harus ikut sama oma ya sayang"
Sang anak pun menganguk
" Nah, itu nama nya baru anak baik kalo gitu adik cantik sama oma ya "
Amira pun memberikan anak perempuan itu pada sang oma nya.
" Kalo begitu kami permisi dulu ya bu" ucap amira.
" Ya nak, terima kasih ya"
" Sama-sama bu, bye bye adik cantik" kata amira sambil melambaikan tangan nya dan di balas sang anak perempuan itu.
Amira dan si mbok pun pulang kerumah, sesampai nya disana amira pun langsung begerak mengerjakan apa yang di bilang sang mertua tadi.
" Non mau kemana? " tanya si mbok.
Setelah sampai di dapur.
" Mira mau bersihkan kolam mbok"
" Buat apa non?"
" Ya biar bersih lah mbok"
" Biar nanti mbok yang bersihkan non"
" Gak usah mbok, bair mira aja ya mbok kan udah capek jadi istirahat aja dulu" jawab amira lalu pergi menuju kolam renang.
*
*
*
Sementara itu di kediaman wijaya sedang gempar karena ke jadian tadi.
" Sebenarnya apa yang sudah terjadi ma?" tanya abdul wijaya.
" Tanya kan saja sama wanita ini pa, apa yang sudah ia lakukan pada cucu kita" teriak bu mutiara istri pak abdul yang sudah menahan emosi.
" Jangan marah ma, mama harus ingat dengan kondisi badan mama"
" Bagaimana mama gak marah nak, cucu ke sayangan ku di perlakukan seperti itu, itu sama saja mengorek luka lama nya nak padahal dia sudah di beri tahu apa yang terjadi pada cucu ku" jawab mutiara dengan isak tangis.
Abdul langsung memeluk sang istri tak tega melihat nya.
" Sudah ma" ucap abdul sambil mengelus punggung nya.
" Apa yang sudah kamu kata kan pada zahra anak saya" tanya iqbal affandi wijaya papa sang anak dengan nada dingin ia berusaha menahan emosi nya.
Namun sang pengasuh hanya diam saja sambil terisak dengan badan gemetar.
" JAWAB " teriak iqbal membuat pengasuh terkejut.
" Sa... saya bilang dia anak penyakitan tuan, " jawab pengasuh dengan terbata bata
" Terus"
Ia masih diam tak mau bersuara, mutiara yang tak tahan lagi melihat tingkah sang pengasuh lantas mendekati nya.
plak
Satu tamparan melayang di pipi pengasuh.
" Apa yang kamu bilang pada cucu ku, ucap kan dari mulut mu sekarang juga agar kami mendengar nya" bentak mutiara yang sudah sangat emosi.
" Maaf kan saya nyonya, saya tidak sengaja mengatakan itu semua" jawab pengasuh
" Apa yang sudah kamu katakan pada nya? "
" Cepat jawab, kalo tidak saya akan bawa kamu ke kantor polisi agar kamu mendapat kan hukuman"
" Jangan nyonya" pinta sang pengasuh dengan isak tangis nya.
" Kata kan"
" Saya bilang, dia anak pembawa sial yang sudah membuat mama nya meninggal dan membawa malu bagi keluarga " jawab pengasuh dengan susah payah
duar..
Bagaikan bom yang meledak membuat keluarga wijaya terkejut, bagaimana bisa sang pengasuh mengatakan itu pada anak kecil yang baru berusia 5 tahun yang memiliki kelainan mental.
Alesha zahra wijaya, cucu pertama keluarga wijaya yang mengalami trauma besar karena pengasuh dulu mengakibatkan ia tak bisa bicara dan memiliki emosi yang gampang meledak.
Keluarga wijaya sudah mengingat kan pada semua orang agar tidak berteriak atau pun mengatakan kata-kata kasar agar anak bisa melupakan trauma nya.
Namun kini semua sudah terlambat luka itu kembali lagi pada sang cucu yang sudah sangat menderita.
plak
Mutiara melayangkan tamparan lagi pada sang pengasuh.
" Kurang ajar, manusia yang tak tahu membalas budi sudah di tolong namun kamu tikam kami" teriak mutiara yang sangat emosi.
" Maaf kan saya nyonya " jawab sang pengasuh sambil bersimpuh di kaki mutiara.
" Saya tidak akan memaafkan kamu" teriak nya.
" Kamu harus mempertanggungjawabkan semua ini, karena kita punya surat perjanjian " ucap iqbal dengan tegas.
" Jangan tuan, saya mohon maaf kan saya beri saya kesempatan sekali lagi tuan"
" Tidak ada ke dua kalinya untuk mu"
" BAWA DIA PEEGI" perintah iqbal.
" Baik tuan" jawab pengawal nya.
" Tuan, nyonya, saya mohon maaf kan saya" teriak sang pengasuh namun tak ada yang menoleh sama sekali.
" Ya allah, ini semua kesalahan ku seandai nya saja mama gak menolong nya zahra tidak akan seperti ini" ucap mutiara yang sudah dalam pelukan sang suami.
" Sudah ma, ini bukan salah mama memang hati mama yang baik dan lembut ini tak akan tega melihat orang susah namun ini sudah takdir ma, sudah lah kita akan membantu zahra agar bisa sembuh" kata sang suami.
" Ya ma, mama jangan menyalahkan diri mama semua ini takdir dari allah yang harus kita jalani"
Mutiara tidak menjawab ia hanya menangis karena merasa bersalah pada sang cucu.
Membuat ia kembali trauma dengan masa lalu.
Siapa yang akan memaafkan orang yang sudah di bantu, namun ia menusuk mu dari belakang merusak harapan besar mu pasti tidak ada yang mau.
Begitu juga yang di rasakan mutiara, ia yang membawa sang pengasuh ke rumah nya karena merasa kasihan harus bekerja keras di jalanan untuk membiayai keluarga nya.
Kebaikan nya ternyata di balas luka oleh nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Semoga secepatnya Mira bercerai dari Kevin, dan bisa di pertemukan ma Iqbal
2023-05-26
0