Hari terus berjalan kini amira sudah tinggal satu minggu di kediaman keluarga kevin namun perlakuan kevin masih saja sama.
Ia masih saja di perlakukan dengan tidak adil oleh nya tidak ada bedanya tinggal di rumah kevin.
Walaupun ada mami nya ia cuek aja sama amira sama sekali tidak peduli.
" Hemm mbok mau kemana? " tanya amira saat melihat si mbok membawa tas.
" Mbok mau belanja non, banyak yang sudah habis soal nya"
" Mira boleh ikut gak mbok? "
"
Jangan non, nanti mbok kena marah sama nyonya dan den kevin kalo bawa non keluar"
" Mira deh yang minta izin mbok, kalo nanti di kasih mira ikut kalo gak di kasih ya sudah mira tinggal deh"
" Ya sudah kalo begitu"
" Tunggu ya mbok, mira minta izin dulu sama mami"
Amira pun pergi mencari indira untuk meminta izin agar bisa pergi ke luar bersama si mbok, sedang kan kevin sudah pergi bekerja dari tadi jadi tidak mungkin minta izin dengan nya.
Sedangkan indira sedang bersantai di taman belakang dengan secangkir teh hangat.
" Ma" panggil amira dengan lembut.
" Ada apa mir? " tanya nya dengan cuek.
Indira memang berbicara ketus pada amira, hanya amira pikir itu karena belum terbiasa saja jadi amira selalu sabar.
" Mira boleh ikut keluar dengan mbok gak ma? "
" Aduh, di rumah itu masih banyak pekerjaan kenapa juga kamu harus ikut sama si mbok"
" Mira cuma mau bantuin mbok aja kok ma"
" Setelah pulang kamu bersihkan kolam, paham!"
" Ya ma, makasih ya ma"
" Hem" cuma itu jawaban indira.
Amira pun berlari menemui si mbok yang sudah menunggu nya di pintu depan.
" Ayo mbok, mami kasih mira keluar "
" Ya sudah kalo begitu, ayo non"
" Kita naik apa ke pasar bi?" tanya amira
" Apa non bisa bawa motor metic "
" Bisa mbok"
" Ya sudah kalo gitu kita naik motor nya tono aja non biar cepat "
"Ya mbok"
Kami pun mendatangi tono supir pribadi indira untuk meminjam motor nya dan di kasih sama dia.
" Ayo mbok"
" Ya non"
" Mbok kasih tau jalan nya ya, mira gak tahu"
" Ya non"
Kami pun berangkat untuk belanja kebutuhan rumah, 40 menit kami pun sampai di swalayan yang cukup besar.
" Kita belanja disini ya mbok? " tanya ku yang sedikit bingung, bukanya kalo mau belanja itu harus nya di pasar ya.
" Ya non, disini semua nya lengkap jadi kita gak akan repot non"
" Ya mbok"
Kami pun berjalan masuk kedalam saat melihat dalam nya aku sangat takjub untuk pertama kali nya aku melihat seperti ini.
" Ya allah, non kok kelihatan senang banget lah"
" Ya mbok, soal nya ini pertama kali nya mira keluar dan melihat ini semua"
" Lah, apa selama ini den kevin gak pernah mengajak non mira keluar "
" Gak pernah mbok"
' Pernikahan seperti apa sih yang di jalanin non mira, mbok kepingin tanya tapi gak berani karena sudah di ancam sama den kevin"
Saat sedang asik menemani mbok memilih barang tiba-tiba ada anak perempuan sekitar umur 5 tahun yang menabrak amira.
" Astagfirullah, kamu gak apa-apa sayang? " tanya amira yang jongkok untuk membantu sang anak namun ia hanya menangis saja tak bersuara .
" Kenapa non" tanya si mbok
" Ini mbok, ada anak kecil yang menabrak mira seperti nya ia tersesat mbok"
" Kalo gitu kita bawa ke kantor satpam aja non biar mereka cari orang tua anak ini"
" Ya sudah kalo gitu mbok"
" Adik cantik, ikut mbak ya biar mbak bantu carikan orang tua kamu" kata amira dengan lembut.
Anak perempuan itu pun menganguk kan kepala nya lalu merentangkan kedua tangan nya ingin di gendong.
Amira yang melihat tingkah anak perempuan cantik tersebut pun jadi tertawa kecil, lalu amira pun menggendong anak perempuan itu sambil tersenyum.
Mereka pun berjalan menuju pos keamanan yang ada di swalayan itu, amira pun menceritakan kepada salah satu satpam yang ada disitu.
Namun saat anak perempuan itu mau di ambil oleh satpam agar amira bisa pergi ia malah menangis dengan keras pelukan nya pun semakin kencang.
Semua orang ke bingungan karena tidak bisa membujuk sang anka.
" Mbok bagaimana kalo mira tunggu di sini sampai orang tua nya datang, mbok bisa kan belanja sendirian "
" Ya non, mbok akan cepat jadi non tunggu di sini aja ya"
" Ya mbok"
Si mbok pun pergi berbelanja, sedang kan amira menemani anak perempuan tadi namun ia masih saja menangis akhirnya amira pun duduk di sebuah bangku lalu berselawat agar anak itu merasa tenang.
10 menit amira menunggu orang tua sang anak, tapi belum juga datang untungnya ia sudah tenang amira pun bermain dengan nya nampak sang anak tertawa.
Tak lama ada seorang wanita paruh baya mendatangi amira, dengan nafas yang naik turun karena habis berlari. dan di ikuti wanita muda dengan seragam seperti nya pengasuh.
Amira pun memperhatikan sang wanita dari penampilan nya sepertinya ia orang kaya pikir amira.
Terlihat wanita paruh baya ini sedikit kaget melihat amira.
" Ya allah, cucu oma syukur lah kamu ketemu! kenapa tadi cucu oma lari sih bikin oma takut saja sayang"
Ucap nya dengan sang anak perempuan yang masih di pelukan amira.
" Apa ini benar cucu ibu? " tanya amira sopan
" Ya nak, dia cucu oma kalo kamu gak percaya oma bisa membuktikan nya" kata sang ibu sambil mengambil ponsel nya dalam tas branded nya, lalu menunjukkan sebuah foto antara ia dan sang anak.
"Alhamdulillah, kalo ibu adalah keluarga si adik cantik ini saya jadi tenang "
" Terima kasih ya nak, sudah menolong dan menjaga cucu oma"
" Ya bu sama -sama"
" Ayo sayang sama oma, biar kita pulang" ucap sang ibu.
Namun sang anak tak mau ia menggelengkan kepala nya.
" Adik cantik oma nya sudah datang, sayang ikut oma ya" bujuk amira dengan lembut.
Melihat amira berbicara dengan lembut ke cucu nya ia tersenyum.
" Sayang, kasihan oma nya khawatir sama kamu"
" Sini sayang biar oma gendong" tapi tetap saja sang anak tak mau.
" Apa cucu oma mau di gendong sama mbak sisi" ucap sang ibu
namun sang anak menunjukkan reaksi yang sangat aneh dan menangis kembali.
Tentu saja melihat anak perempuan itu menangis begitu kencang membuat semua nya terkejut.
" Sayang, kenapa nangis?" tanya amira sambil memeluk sang anak agar merasa tenang.
" Kenapa sayang, cerita sama oma"
Namun sang anak hanya bisa menangis akhirnya amira pun menenangkan sang anak terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments