Tamu tak di undang

Hanin yang saat itu berada di dapur dipanggil oleh asisten rumah tangganya jika di depan ada seseorang yang bernama Murad sedang bertamu.

Hanin yang ketika itu sedang memasak untuk hidangan makan malam sedikit tercengang.

Karena kedatangan Murad yang bertandang di rumah tidak memberikan kabar sebelumnya

Karena Hanin tidak terbiasa menerima tamu seorang Pria jika itu tanpa di beri tau dulu oleh Pras, atau tanpa Prasetya juga ada di rumah.

Prasetya pun juga tidak mengabarinya jika Murad akan datang ke rumah.

Karena Murad adalah sepupunya Prasetya, mau tak mau akhirnya membuat Hanin harus menemui tamunya itu. Hanin juga sudah mengenal Murad.

Setelah mengecek hijabnya masih tertata rapi. Hanin kemudian keluar dari dapur untuk menemui sepupu suaminya tersebut.

Sesampainya di ruang tamu. Murad yang saat itu sudah duduk di ruang tamu kemudian berdiri dan menyapa Hanin.

"Assalamualaikum Hanin." Sapa Murad.

"Waalikumsalam Murad." balas Hanin dengan ramah.

Hanin kemudian memberikan salam pada Murad dengan menyatukan kedua tangannya. Hanin tidak menyalami tangan Murad. Karena Hanin tidak bersentuhan dengan Pria yang bukan mahramnya.

Murad yang sudah paham dengan karakter Hanin menganggukkan kepalanya.

"Mas Prasetya belum pulang, mungkin sebentar lagi. Dia biasanya pulang jam lima sore. Apa kalian sudah janjian sebelum?" Tanya Hanin pada Murad.

"Kedatanganku kemari hanya sekedar mampir. Kebetulan aku tadi ada meeting di daerah sini. Oya, aku membelikan mainan untuk Ali." Kemudian Murad memberikan sebuah paper bag pada Hanin. Yang di dalamnya berisikan sebuah mainan.

"Terima kasih Murad." Ucap Hanin sambil menerima paper bag tersebut.

"Tadi aku juga sudah bilang pada Prasetya jika aku akan mampir ke sini. Oya, di mana putramu?"

"Dia ada di kamarnya, mungkin sedang bermain." Jawab Hanin ramah.

Jika saat itu aku yang lebih dulu melamar mu, mungkin sekarang kamu sudah menjadi istriku Haningrum. Dan mungkin juga kita sudah memiliki anak. Aku tau, kamu ini wanita seperti apa, ucap Murad dalam hati.

Setelah sekitar lima belas menit Hanin dan Murad mengobrol. Suara deruan mobil Prasetya sepertinya telah sampai di garasi rumahnya.

"Itu seperti Mas Prasetya sudah pulang." ujar Hanin, yang kemudian langsung bangkit dan bergegas menuju pintu ruang tamu. Untuk membukakan pintu bagi sang suami.

Murad yang ketika itu menjadi saksi bagaimana Hanin menyambut kepulangan Prasetya dari kantor pun merasa sangat iri dengan chemistry pasangan suami-istri tersebut.

Murad bahkan merasa takjub, dengan sikap Hanin.

Ia menyaksikan bagaimana cara Hanin menyambut Prasetya. Mencium tangan Pras, dan Prasetya kemudian mencium kening Hanin.

Sungguh pemandangan yang membuat iri Murad.

"Murad.....! Sudah lama?" Sapa Prasetya yang kemudian langsung menghampiri sang sepupu.

"Belum lama Pras" Jawab Murad, saoudara sepupu itu kemudian saling memberikan salam.

"Kalau begitu aku tinggal dulu ya, aku akan siapkan makan malam." Tutur Haningrum, kemudian ia bergegas kembali ke dapur.

Prasetya dan Murad kemudian mengobrol santai di ruang tamu.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

"Jaga dan layani baik-baik suamimu Hanin. Kamu itu sungguh beruntung mendapatkan Pria seperti Prasetya. Seorang suami yang tanggung jawab, yang ganteng, yang gagah dan sangat menyayangi istri dan anak. Banyak loh, perempuan di luar sana yang pasti sangat menginginkan seorang suami seperti Prasetya." Celoteh Murad, yang saat itu sedang berada di ruang makan bersama Hanin dan Prasetya.

Prasetya hanya tersenyum mendengar pujian yang di layangkan Murad terhadapnya.

"Alhamdulillah, saya sangat beruntung mendapatkan Mas Pras. Karena seperti apa yang kamu bilang, Mas Pras memang seorang suami yang baik. Yang sayang dengan keluarga." Tutur Hanin, menimpali perkataan Murad yang memuji suaminya.

Mendengar kata-kata Hanin, Prasetya hanya tertunduk dan fokus pada makanannya.

Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, sebenarnya Prasetya begitu dilema.

Karena saat ini, dirinya tidak seperti yang sang istrinya bicarakan. Ia sudah menjadi seorang suami yang telah mengkhianati kepercayaan istrinya sendiri.

Walaupun ia melakukan kesalahan itu dengan tidak di sengaja.

Tapi itu sama saja, saat ini dia telah menghamili seorang wanita. Dan itu adalah bentuk suatu penghianatan yang ia telah lakukan terhadap Hanin.

"Aku jadi bertanya-tanya, sebenarnya kalian punya resep apa? Kalian terlihat begitu harmonis dan memiliki chemistry yang begitu kuat. Jujur saja, hal itu begitu membuat aku ingin segara menikah dan punya keluarga seperti kalian." Lagi lagi Murad membicarakan soal hubungan suami-istri.

"Kamu tidak akan tahu rasanya, sebelum kamu menikah. Makanya, cepatlah menikah, agar kamu tau rasanya berumah tangga." Ujar Prasetya pada sepupunya itu.

"Ya kau benar. Kalau begitu bagaimana jika kau bantu aku untuk dekat dengan sekertaris mu itu. Yang bernama Kinanti, dia cantik dan terlihat baik." Saat Murad menyingung Kinanti. Prasetya kemudian tersedak.

Hanin yang saat itu duduk di sebelah Prasetya kemudian langsung memberikan suaminya itu air putih.

"Hati hati makannya Mas." Tutur Hanin lembut sambil mengelus punggung Prasetya dengan penuh perhatian.

Tapi, pemandangan itu nampaknya semakin membuat Murad muak pada Prasetya.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Setelah Murad pamitan pulang. Prasetya dan Hanin kemudian naik ke lantai dua ke kamar mereka.

Sesampainya di dalam kamar, Prasetya langsung mengunci pintu kamarnya dan kemudian ia mendekap erat tubuh Hanin dari belakang.

Hanin yang saat itu hendak melepaskan hijabnya jadi terkesiap.

"Mas! Mas Pras mulai deh, manja!" seru Haningrum, yang kini sedang di peluk erat oleh Prasetya dari belakang.

"Mas suka parfum mu."

"Aku belum mandi Mas, masih bau asap."

"Kebetulan kalau begitu, Mas juga belum mandi. Kalau begitu kita mandi sama sama ya." Ajak Prasetya.

"Kalau mandinya sama sama, nanti pasti tidak selesai selesai di dalam kamarnya mandi." Keluh Hanin.

"Ngak boleh bantah kalau suami sudah ngajak." Ucap Pras. Yang tau tau sudah membopong tubuh Hanin kedalam gendongannya. Dan membawanya ke kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Shanum❤️

Shanum❤️

Jahat banget si Murad kamu 😭😭licik sekaliii
Smoga Murad kena karma

2022-11-15

1

Nelis

Nelis

kak wati aku penasaran pengen baca dari awal tapi mentalku belum siap takut terluka kembali... masih trauma sama julian. alhasil aku ngintip sedidit demi sedikit, bacain komen juga tapi makin penasaran tapi takut gmna donk

2022-10-23

6

Tina Nine

Tina Nine

jangan jangan ngidam nya suka dekat dekat hanin aja ni..😅😅

2022-10-23

1

lihat semua
Episodes
1 Awal kesalahan
2 Murad dan Prasetya
3 One night stand
4 Mimpi Buruk
5 Parfum lain di kemeja Prasetya
6 Kecanggungan Kinanti dan Prasetya
7 Kesedihan Kinanti
8 Keresahan Kinanti
9 Saling mencintai
10 chemistry
11 Sindiran Murad, kekawatiran Prasetya
12 Tes kehamilan
13 Tentang Kinanti
14 Dua garis merah
15 Rahasia Yang Menjadi Beban
16 Cerita sama Ibu (Bu Lastri)
17 Perhatian Kecil
18 Tamu tak di undang
19 Hanin dan Kinanti
20 Rasa bersalah
21 "Dia anak mu juga"
22 Tuntutan Kinanti
23 Kejanggalan
24 Penyesalan
25 Curhat Sama Ibu
26 Meluruskan masalah
27 Dukungan keluarga
28 Pesan Misterius
29 Brigadir Bagas Pramudya
30 Suami idaman
31 Kekesalan Murad.
32 Mengundurkan diri
33 Terbongkar
34 Hati yang kau sakiti
35 Tidak ada gunanya berbohong
36 Kejujuran Prasetya
37 Menerima kenyataan
38 Perasaan sesama wanita
39 Mencoba berdamai
40 Emosional
41 Hanin vs Kinanti
42 Titik terang
43 Perhatian yang mendebarkan
44 Hanin merajuk
45 Kesabaran Hanin
46 Menyukai Suami orang
47 Dukungan Mama Mertua
48 Bau Parfum Itu Lagi
49 Minta Bantuan Mama
50 Klarifikasi
51 Pertemuan Bu Damayanti dengan Kinan
52 Etikat baik
53 Berubahnya sikap Hanin
54 Merajut kembali rasa cinta
55 Mengundurkan diri
56 Aku bukan pelakor
57 Hanin Pras vs Kinan Bagas
58 Kegundahan hati Hanin dan Kinanti
59 Mengembalikan kepercayaan Hanin
60 Makan malam romantis
61 Duel Murad dan Prasetya
62 Menyapa Kinanti
63 Awal pernikahan (Hanin dan Prasetya)
64 Prasetya di bawa ke kantor polisi
65 Istri luar biasa
66 Julian Anthony
67 Ancaman Hanin pada Murad
68 Setelah satu, dua ujian terlewati
69 Berbalas chat
70 Cinta memang buta
71 Datang berkunjung
72 Bersama mu
73 Godaan sang Pelakor
74 Runtuhnya kepercayaan seorang istri
75 Sakit hati
76 Hampa
77 Kehilangan
78 Pernyataan sikap Prasetya
79 Rindu
80 Masih perang dingin
81 Aib
82 Frustrasi
83 Feel
84 Penyesalan terdalam
85 Dramatis
86 Berusaha lebih baik
87 Berdebar
88 "Aku belum memaafkan mu"
89 Sudah tidak bisa seperti dulu
90 Hubungan yang tidak jelas
91 Curhat Hanin pada sahabatnya Sisilia
92 Keputusan Hanin
93 Dua sisi hati yang berbeda
94 Tidak Mau Berpisah
95 Gara gara hujan dan mati lampu
96 Kita masih suami istri
97 Emosional love on the bed
98 Takut Hamil
99 Menghilangkan Jejak
100 Keputusan Hanin (Tamat)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Awal kesalahan
2
Murad dan Prasetya
3
One night stand
4
Mimpi Buruk
5
Parfum lain di kemeja Prasetya
6
Kecanggungan Kinanti dan Prasetya
7
Kesedihan Kinanti
8
Keresahan Kinanti
9
Saling mencintai
10
chemistry
11
Sindiran Murad, kekawatiran Prasetya
12
Tes kehamilan
13
Tentang Kinanti
14
Dua garis merah
15
Rahasia Yang Menjadi Beban
16
Cerita sama Ibu (Bu Lastri)
17
Perhatian Kecil
18
Tamu tak di undang
19
Hanin dan Kinanti
20
Rasa bersalah
21
"Dia anak mu juga"
22
Tuntutan Kinanti
23
Kejanggalan
24
Penyesalan
25
Curhat Sama Ibu
26
Meluruskan masalah
27
Dukungan keluarga
28
Pesan Misterius
29
Brigadir Bagas Pramudya
30
Suami idaman
31
Kekesalan Murad.
32
Mengundurkan diri
33
Terbongkar
34
Hati yang kau sakiti
35
Tidak ada gunanya berbohong
36
Kejujuran Prasetya
37
Menerima kenyataan
38
Perasaan sesama wanita
39
Mencoba berdamai
40
Emosional
41
Hanin vs Kinanti
42
Titik terang
43
Perhatian yang mendebarkan
44
Hanin merajuk
45
Kesabaran Hanin
46
Menyukai Suami orang
47
Dukungan Mama Mertua
48
Bau Parfum Itu Lagi
49
Minta Bantuan Mama
50
Klarifikasi
51
Pertemuan Bu Damayanti dengan Kinan
52
Etikat baik
53
Berubahnya sikap Hanin
54
Merajut kembali rasa cinta
55
Mengundurkan diri
56
Aku bukan pelakor
57
Hanin Pras vs Kinan Bagas
58
Kegundahan hati Hanin dan Kinanti
59
Mengembalikan kepercayaan Hanin
60
Makan malam romantis
61
Duel Murad dan Prasetya
62
Menyapa Kinanti
63
Awal pernikahan (Hanin dan Prasetya)
64
Prasetya di bawa ke kantor polisi
65
Istri luar biasa
66
Julian Anthony
67
Ancaman Hanin pada Murad
68
Setelah satu, dua ujian terlewati
69
Berbalas chat
70
Cinta memang buta
71
Datang berkunjung
72
Bersama mu
73
Godaan sang Pelakor
74
Runtuhnya kepercayaan seorang istri
75
Sakit hati
76
Hampa
77
Kehilangan
78
Pernyataan sikap Prasetya
79
Rindu
80
Masih perang dingin
81
Aib
82
Frustrasi
83
Feel
84
Penyesalan terdalam
85
Dramatis
86
Berusaha lebih baik
87
Berdebar
88
"Aku belum memaafkan mu"
89
Sudah tidak bisa seperti dulu
90
Hubungan yang tidak jelas
91
Curhat Hanin pada sahabatnya Sisilia
92
Keputusan Hanin
93
Dua sisi hati yang berbeda
94
Tidak Mau Berpisah
95
Gara gara hujan dan mati lampu
96
Kita masih suami istri
97
Emosional love on the bed
98
Takut Hamil
99
Menghilangkan Jejak
100
Keputusan Hanin (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!