Maafkanlah Aku Istriku

Maafkanlah Aku Istriku

Awal kesalahan

"Kinan, kamu ko ada di sini." Tutur Prasetya dengan nada kaget pada Kinanti, sekretarisnya.

Saat itu, Prasetya baru saja bangun dari tidurnya di sebuah kamar hotel.

Dan, ada Kinanti di sampingnya yang juga baru saja terbangun.

Kinanti terduduk di ranjang sambil menutupi bagian tubuhnya dengan selimut.

"Kita telah melakukan kesalahan Pak." ucap Kinanti. Sambil menundukkan kepalanya dan memegangi selimut yang saat ini ia gunakan untuk menutupi tubuhnya yang polos.

Prasetya pun kini berfikir keras.

Setelah Prasetya ingat dengan kejadian tadi malam. Prasetya langsung bangkit dari tempat tidur dan berlalu ke kamar mandi.

"Brengsek." umpat Prasetiya pada dirinya sendiri. Saat ia berdiri di depan cermin yang ada di kamar mandi.

"Bodoh kamu Pras." Ucap lagi Prasetya pada dirinya sendiri. Sambil menampar pipi nya beberapa kali. Sebagai luapan tanda kesal dengan sikap, kecerobohan dan kelakuan menjijikkan yang Ia sudah lakukan bersama Kinanti, sekretarisnya.

Setelah beberapa saat menyesali perbuatan zina yang ia lakukan bersama Kinanti. Prasetya langsung membersihkan dirinya.

Beberapa saat kemudian, Prasetya keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk yang Ia lilitkan ke pinggangnya.

Kemudian Prasetya memunguti bajunya yang berserakan di lantai.

Sejenak Prasetya menoleh arah rajang. Di mana Kinanti masih berada di sana sabil menyelimuti tubuhnya dengan selimut.

Tidak bicara sepatah kata pun. Prasetya kembali masuk ke kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya.

"Bersihkan dirimu, setelah itu kita langsung balik ke Jakarta." Ucap Prasetya pada Kinanti, setelah ia keluar dari kamar mandi dengan sudah berpakaian rapi.

Kinanti pun kemudian berinsut dari tempat tidur. Dengan masih menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Wanita 24 tahun itu berjalan sambil membawa pakaiannya yang sudah di ambilkan oleh Prasetya.

Setelah beberapa saat kemudian, Kinanti keluar dari kamar mandi dengan sudah mengenakan pakaiannya kembali.

"Kita sarapan dulu, setelah itu kita langsung kembali ke Jakarta." Tutur Prasetya, yang kemudian ia segera bergegas menuju pintu kamar hotel dan meningalkan kamar hotel jahanam itu.

Kinanti yang hanya diam tak bicara sepatah kata pun berjalan mengekor di belakang Prasetya.

Sesampainya mereka di lounge hotel. Prasetya mengajak sang sekertaris untuk sarapan. Kinanti pun menurut.

Di sepanjang mereka bersarapan bersama. Baik Prasetya maupun Kinanti, tidak saling bicara. Mereka justru sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.

Setelah mereka selesai sarapan. Prasetya dan Kinanti langsung bergegas menuju mobil milik Prasetya yang terparkir di depan halaman lobby hotel.

"Kinanti, aku minta maaf untuk kejadian tadi malam. Aku tidak sengaja melakukan itu dengan mu. Aku tidak tau bagaimana ceritanya kita bisa tidur bersama. Mungkin itu akibat pengaruh minuman keras yang aku minum tadi malam. Aku harap, kamu bisa merahasiakan kejadian ini. Cukuplah hanya kita yang tau. Dan, jangan sampai istri ku tau tentang apa yang terjadi semalam. Kau harus janji dulu pada ku jika kamu tidak akan pernah cerita pada Hanin istri ku." Ancam Prasetya pada Kinanti.

"Kejadian semalam bukan salah Bapak semata. Saya juga khilaf Pak. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan saya. Dan Bapak tenang saja, saya tidak akan menceritakan kejadian ini pada siapapun. Biarlah ini menjadi rahasia kita Pak." Tutur Kinanti.

"Bagus, aku tidak akan memecat mu. Selama kau bisa tutup mulut. Lagi pula kejadian semalam itu karena kita berdua dalam keadaan tidak sadar. Aku pikir kamu adalah Haningrum. Makanya aku begitu bernafsu untuk menyetubuhi mu." Ucap Prasetya.

"Sudah Pak, jangan dibahas lagi. Sebaiknya kita kembali ke Jakarta sekarang juga." tutur Kinanti.

Prasetya kemudian mengemudikan mobilnya untuk menuju ibu kota.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

"Ali, duduk yang benar, dan habis kan makan siang mu." Ucap Hanin pada sang putra, Ali Al Kahfi. Buah hatinya bersama Prasetya yang kini telah berumur 3 tahun itu.

Saat itu, Hanin dan Ali sedang berada di meja makan untuk menikmati makan siang bersama.

"Kapan Ayah pulang dari luar kota bunda." Tanya Ali pada sang Bunda.

"Kata Ayah, Ayah akan pulang hari ini. Tapi Bunda tidak tau, kapan Ayah akan pulang. Makanya, habiskan makanannya. Biar nanti bisa sambut Ayah pulang, dan Ali bisa langsung main sama Ayah. Ali pasti kangen kan sama Ayah." Tutur Hanin pada sang putra.

"Ya Bunda." jawab Ali menutut.

"Assalamualaikum!" seru seseorang yang baru saja masuk ke dalam rumah. Hanin kemudian menoleh pada sumber suara tersebut. Dan senyum Hanin mengembang sempurna. Saat melihat sang suami telah pulang dari luar kota.

"Yeah, Ayah pulang!" teriak Ali yang kemudian ia langsung berlari ke arah Prasetya.

Prasetya kemudian langsung menangkap Anak laki laki kesayangannya. Sambil menggendong Ali, Prasetya kemudian berjalan ke arah Hanin.

"Mas." sapa Hanin sambil tersenyum manis, yang kemudian ia mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Prasetya untuk ia cium.

Hanin kemudian mencium tangan Prasetya dengan takzimnya. Dan hal itu langsung membuat Prasetya terenyuh.

Hantaman rasa bersalah pada sang istri Hanin langsung begitu terasa dirasakan oleh Prasetya.

Lantaran, wanita religius itu begitu Prasetya cintai. Dan untuk mendapat Haningrum 4 tahun lalu juga bukan hal mudah. Bisa menikahi Hanin di lalui dengan penuh perjuangan oleh Pras.

"Mas, berapa lama lagi Mas Pras cium kening Hanin. Ciumnya ko lama benar." Tutur Hanin pada sang suami. Lantaran Prasetya mencium kening Hanin sangat dalam dan lama.

"Mas kangen dengan istri Mas yang solehah ini." Tutur Pras.

"Ayah juga kangen sama Ali." Kemudian Prasetya bergantian mencium pipi sang putra.

Sejenak, keluarga bahagia itu nampak saling bercengkrama di ruang tengah. Lima hari lamanya Pras meninggalkan anak dan istrinya untuk meeting di luar kota.

"Mas mau kopi." tanya Hanin.

"Boleh sayang. Jangan manis manis ya. Karena yang buat sudah manis." kelakar Pras.

"Mas bisa saja." ucap Hanin sambil tersipu malu. Hanin kemudian berlalu ke dapur untuk membuatkan kopi untuk sang suami.

Ketika Hanin sedang mengaduk kopi yang baru saja ia buat. Sebuah belitan tangan kekar melingkar di perutnya. Dan hal itu sangat mengagetkan Hanin.

"Mas!" pekik Hanin kaget.

"Nanti Ali melihat kita. Pemandangan seperti ini tidak baik di liat oleh Ali." protes Hanin.

"Ali sedang asik nonton TV. Pintu dapur sudah Mas tutup. Habisnya, Mas sudah sangat kangen sama kamu Han," desis Prasetya yang sudah menciumi leher sang istri yang di balut jilbab pashmina itu.

"Sabar Mas, nanti aku akan tunaikan kewajiban ku. Sekarang ada Ali, nanti kita tidak tenang jika melakukan sekarang." tutur Hanin, yang memang orangnya sangat peka dengan kebutuhkan seksual sang suami.

Prasetya kemudian melepaskan pelukannya.

"Kau benar-benar istri solehah Han. Mas makin cinta sama kamu." Ucap Prasetya yang kemudian melabuhkan satu kecupan manis pada bibir sang istri sebelum ia berlalu.

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

kangen Hanin baca ulang Thor 😁

2022-12-15

1

Shanum❤️

Shanum❤️

Aku mampir kak
Awal yg nyesek yaa ,siapa yg salah disini ,kenapa bisa mabuk si Pras ?
gak bisa bayangin klo sampe hamil si Kinan

2022-11-14

2

Sunarti

Sunarti

meski tdk akan mengulang nya tp suatu saat akan di ulangi lagi

2022-11-07

1

lihat semua
Episodes
1 Awal kesalahan
2 Murad dan Prasetya
3 One night stand
4 Mimpi Buruk
5 Parfum lain di kemeja Prasetya
6 Kecanggungan Kinanti dan Prasetya
7 Kesedihan Kinanti
8 Keresahan Kinanti
9 Saling mencintai
10 chemistry
11 Sindiran Murad, kekawatiran Prasetya
12 Tes kehamilan
13 Tentang Kinanti
14 Dua garis merah
15 Rahasia Yang Menjadi Beban
16 Cerita sama Ibu (Bu Lastri)
17 Perhatian Kecil
18 Tamu tak di undang
19 Hanin dan Kinanti
20 Rasa bersalah
21 "Dia anak mu juga"
22 Tuntutan Kinanti
23 Kejanggalan
24 Penyesalan
25 Curhat Sama Ibu
26 Meluruskan masalah
27 Dukungan keluarga
28 Pesan Misterius
29 Brigadir Bagas Pramudya
30 Suami idaman
31 Kekesalan Murad.
32 Mengundurkan diri
33 Terbongkar
34 Hati yang kau sakiti
35 Tidak ada gunanya berbohong
36 Kejujuran Prasetya
37 Menerima kenyataan
38 Perasaan sesama wanita
39 Mencoba berdamai
40 Emosional
41 Hanin vs Kinanti
42 Titik terang
43 Perhatian yang mendebarkan
44 Hanin merajuk
45 Kesabaran Hanin
46 Menyukai Suami orang
47 Dukungan Mama Mertua
48 Bau Parfum Itu Lagi
49 Minta Bantuan Mama
50 Klarifikasi
51 Pertemuan Bu Damayanti dengan Kinan
52 Etikat baik
53 Berubahnya sikap Hanin
54 Merajut kembali rasa cinta
55 Mengundurkan diri
56 Aku bukan pelakor
57 Hanin Pras vs Kinan Bagas
58 Kegundahan hati Hanin dan Kinanti
59 Mengembalikan kepercayaan Hanin
60 Makan malam romantis
61 Duel Murad dan Prasetya
62 Menyapa Kinanti
63 Awal pernikahan (Hanin dan Prasetya)
64 Prasetya di bawa ke kantor polisi
65 Istri luar biasa
66 Julian Anthony
67 Ancaman Hanin pada Murad
68 Setelah satu, dua ujian terlewati
69 Berbalas chat
70 Cinta memang buta
71 Datang berkunjung
72 Bersama mu
73 Godaan sang Pelakor
74 Runtuhnya kepercayaan seorang istri
75 Sakit hati
76 Hampa
77 Kehilangan
78 Pernyataan sikap Prasetya
79 Rindu
80 Masih perang dingin
81 Aib
82 Frustrasi
83 Feel
84 Penyesalan terdalam
85 Dramatis
86 Berusaha lebih baik
87 Berdebar
88 "Aku belum memaafkan mu"
89 Sudah tidak bisa seperti dulu
90 Hubungan yang tidak jelas
91 Curhat Hanin pada sahabatnya Sisilia
92 Keputusan Hanin
93 Dua sisi hati yang berbeda
94 Tidak Mau Berpisah
95 Gara gara hujan dan mati lampu
96 Kita masih suami istri
97 Emosional love on the bed
98 Takut Hamil
99 Menghilangkan Jejak
100 Keputusan Hanin (Tamat)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Awal kesalahan
2
Murad dan Prasetya
3
One night stand
4
Mimpi Buruk
5
Parfum lain di kemeja Prasetya
6
Kecanggungan Kinanti dan Prasetya
7
Kesedihan Kinanti
8
Keresahan Kinanti
9
Saling mencintai
10
chemistry
11
Sindiran Murad, kekawatiran Prasetya
12
Tes kehamilan
13
Tentang Kinanti
14
Dua garis merah
15
Rahasia Yang Menjadi Beban
16
Cerita sama Ibu (Bu Lastri)
17
Perhatian Kecil
18
Tamu tak di undang
19
Hanin dan Kinanti
20
Rasa bersalah
21
"Dia anak mu juga"
22
Tuntutan Kinanti
23
Kejanggalan
24
Penyesalan
25
Curhat Sama Ibu
26
Meluruskan masalah
27
Dukungan keluarga
28
Pesan Misterius
29
Brigadir Bagas Pramudya
30
Suami idaman
31
Kekesalan Murad.
32
Mengundurkan diri
33
Terbongkar
34
Hati yang kau sakiti
35
Tidak ada gunanya berbohong
36
Kejujuran Prasetya
37
Menerima kenyataan
38
Perasaan sesama wanita
39
Mencoba berdamai
40
Emosional
41
Hanin vs Kinanti
42
Titik terang
43
Perhatian yang mendebarkan
44
Hanin merajuk
45
Kesabaran Hanin
46
Menyukai Suami orang
47
Dukungan Mama Mertua
48
Bau Parfum Itu Lagi
49
Minta Bantuan Mama
50
Klarifikasi
51
Pertemuan Bu Damayanti dengan Kinan
52
Etikat baik
53
Berubahnya sikap Hanin
54
Merajut kembali rasa cinta
55
Mengundurkan diri
56
Aku bukan pelakor
57
Hanin Pras vs Kinan Bagas
58
Kegundahan hati Hanin dan Kinanti
59
Mengembalikan kepercayaan Hanin
60
Makan malam romantis
61
Duel Murad dan Prasetya
62
Menyapa Kinanti
63
Awal pernikahan (Hanin dan Prasetya)
64
Prasetya di bawa ke kantor polisi
65
Istri luar biasa
66
Julian Anthony
67
Ancaman Hanin pada Murad
68
Setelah satu, dua ujian terlewati
69
Berbalas chat
70
Cinta memang buta
71
Datang berkunjung
72
Bersama mu
73
Godaan sang Pelakor
74
Runtuhnya kepercayaan seorang istri
75
Sakit hati
76
Hampa
77
Kehilangan
78
Pernyataan sikap Prasetya
79
Rindu
80
Masih perang dingin
81
Aib
82
Frustrasi
83
Feel
84
Penyesalan terdalam
85
Dramatis
86
Berusaha lebih baik
87
Berdebar
88
"Aku belum memaafkan mu"
89
Sudah tidak bisa seperti dulu
90
Hubungan yang tidak jelas
91
Curhat Hanin pada sahabatnya Sisilia
92
Keputusan Hanin
93
Dua sisi hati yang berbeda
94
Tidak Mau Berpisah
95
Gara gara hujan dan mati lampu
96
Kita masih suami istri
97
Emosional love on the bed
98
Takut Hamil
99
Menghilangkan Jejak
100
Keputusan Hanin (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!