Wajah Prasetya nampak terlihat gelisah ketika ia masih tertidur lelap pada malam itu.
Wajahnya yang berpeluh dengan keringat nampak bergerak kesamping kiri dan kanan.
"Hanin!" seru Prasetya, yang langsung terbangun dari tidur dengan sudah berposisi terduduk. Serta nafas yang terengah-engah.
Haningrum kemudian ikut terbangun. Mana kala ia mendengar teriakkan sang suami yang memangil namanya.
Hanin kemudian bangkit dari tidurnya dan duduk persis di samping sang suami.
Wanita yang sudah menemani Prasetya dalam kehidupan berumah tangga empat tahun lamanya itu kemudian meletakkan telapak tangannya ke punggung sang suami. Untuk memberikan sentuhan menenangkan bagi Pria yang sangat ia cintai itu.
"Mas ada apa? Kamu bermimpi buruk ya?" tanya Hanin kepada sang suami. Prasetya yang pada saat itu masih mengatur nafasnya, kemudian menoleh ke samping, ke arah sang istri.
Dan di sana, seorang wanita cantik berparas seperti bidadari sedang menatapnya penuh dengan rasa kekhawatiran.
"Aku bermimpi tentang kamu. Aku bermimpi buruk." terang Prasetya, dengan masih menatap wajah Hanin.
"Makanya, sebelum tidur itu berdoa Mas. Jangan langsung tidur aja." ucap Hanin, kemudian ia menoleh ke arah jam yang ada di sisi tempat tidur.
Dan saat itu jam menunjukkan pukul 01.00 malam. Hanin kemudian mengambilkan air putih yang selalu ia siapkan di atas nakas. Lalu ia memberikannya pada sang suami.
"Di minum Mas." ucap Hanin. Prasetya kemudian meraih gelas berisikan air putih itu dan meneguknya.
"Terimakasih kasih sayang." ucap Prasetya. Hanin kemudian mengambil kembali gelas yang sudah kosong itu dan meletakkannya kembali di atas nakas.
"Karena kita sudah terbangun, sebaiknya kita salat malam dulu ya Mas. Ayo kita salat malam. Agar kita menjadi lebih tenang. Dan Mas juga bisa berdoa nanti untuk mimpi buruk Mas agar tidak menjadi kenyataan." terang Hanin pada Prasetya.
Prasetya pun kemudian menurut. Keduanya kemudian berinsut dari tempat tidur, dan kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Setelah keduanya kini sudah dalam keadaan suci. Hanin menggelar sebuah sajadah dan mempersilahkan Prasetya untuk memimpin salat malam saat itu.
Pasangan suami-istri itu pun kemudian melakukan solat malam berjamaah dengan khusyuk.
Setelah sholat malam itu selesai. Prasetya kemudian menengadahkan kedua tangannya dan berdoa.
Prasetya berdoa, semoga apa yang dimimpikannya beberapa saat lalu tidak menjadi kenyataan di suatu hari.
Dalam mimpi buruk yang ia alami. Prasetya bermimpi, Hanin meninggalkan dirinya. Karena Kinanti datang ke rumahnya dengan keadaan perut membuncit dan minta pertanggungjawaban Prasetya. Untuk bayi yang ada di dalam kandungan Kinanti.
Hanin yang tidak tahu menahu tentang hal itu pun kemudian marah dan langsung meninggalkan rumah.
Dan beberapa minggu setelahnya, Hanin melayang gugatan cerai untuk Prasetya. Mimpi buruk itulah yang di alami Pras beberapa jam yang lalu. Suatu hal yang sangat di takutkan oleh Prasetya.
Dengan rasa penuh penyesalan dan penuh kepasrahan. Prasetya berdoa kepada yang Maha Kuasa agar apa yang ia takutkan tidak menjadi kenyataan.
Karena apa yang ia lakukan di hotel bersama Kinanti bukanlah kemauannya. Tapi karena pada saat itu ia tidak benar-benar sadar dan dalam kondisi mabuk.
Hanin yang saat itu masih berada di belakang Prasetya, sedikit terheran karena sang suami berdoa begitu lama.
Lalu, Hanin membiarkan sang suami untuk berlama-lama dalam doanya.
Sedangkan dirinya kini merapikan kembali alat sholat nya dan menaruh mukenanya ke laci yang ada di kamar.
Setelah itu, Hanin kembali naik ke atas ranjang dan duduk bersandar pada headbord tempat tidur. Sambil menunggui sang suami yang belum selesai berdoa itu.
Setelah selesai berdoa, Prasetya yang masih mengenakan baju gamis dan juga peci itu kemudian berjalan ke arah Hanin.
Duduk tepat di hadapan sang istri. Prasetya kemudian meraih tangan Hanin dan menggenggamnya erat.
"Hanin, Mas mau minta maaf sama kamu. Kalau Mas selama ini ada salah terhadapmu. Jika kamu merasa aku ada salah sama kamu, kamu bilang ya. Karena kadang Mas tidak tau." tutur Prasetya.
"Kamu ini bicara apa Mas. Kok bicaranya tentang salah-salahan. Mas kan tidak punya salah sama Hanin. Justru Hanin lah yang harus minta maaf sama Mas. Kalau mungkin selama ini, aku ada salah sama Mas Prasetya." tutur Hanin, yang kini satu tangannya ikut di letakkan pada punggung tangan Pras yang saat itu masih menggenggam tangan nya.
"Ngomong ngomong, tadi Mas mimpi apa?" tanya Hanin pemasaran.
"Mas bermimpi, kamu meninggalkan rumah ini membawa Ali. Dan kamu menggugat cerai Mas." tutur Prasetya, bercerita jujur tentang mimpi buruknya.
"Astagfirullah, semoga saja itu semua cuma mimpi ya Mas. Mimpi itu kan cuma kembangnya orang tidur. Makanya tadi Hanin sarankan Mas untuk langsung melakukan salat malam dan berdoa. Agar mimpi Mas itu tidak jadi kenyataan. Dan mungkin juga Allah sengaja membangunkan Mas lewat mimpi buruk agar Mas punya alasan untuk solat malam kan." terang Hanin sambil tersenyum manis pada sang suami.
"Iya juga sih." ucap Prasetya sambil tersenyum, membalas senyuman manis sang istri.
"Mas akhir-akhir Ini memang jarang solat malam. Ya sudah, masih malam, kita kembali tidur yuk." ajak Prasetya. Yang kemudian ia melepaskan baju gamisnya.
Lalu ia berjalan menuju rajang dan kemudian ia merebahkan tubuhnya di sisi Hanin.
"Setelah solat, perasaan Mas jadi tenang sekarang."
"Kita punya Allah Mas. Dalam setiap masalah yang kita hadapi. Pasti semua ada jalan keluarnya."
"Iya, ya sudah, ayo kita tidur. Besok pagi Mas harus berangkat pagi." Ujar Prasetya.
Kemudian ia melingkarkan tangannya ke perut Hanin. Mendekap dengan erat istri tercintanya.
Akhirnya, pasangan suami-istri itu pun kembali melanjutkan tidur mereka dengan tenang dan sambil saling berpelukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Widi Widurai
sholat kok mabok
2022-11-21
0
Shanum❤️
gimana klo besok jadi kenyataan yaa
2022-11-15
1
🌹YazmiN🌹
Mimpi itu akan jadi kenyataan hehe 🙏🙏
2022-11-08
0