One night stand

Flashback on

Kinanti kemudian berjalan menuju sebuah meja yang sudah di tunjukan oleh Murad.

Begitu melihat sang bos sudah terkulai tak berdaya, dengan posisi kepalanya diletakkan di atas meja. Membuat Kinan langsung bergegas ke arah bos nya tersebut.

"Pak, Pak Prasetya." pangil Kinanti, sambil menepuk pundak Prasetya.

"Sudah, langsung bawa dia ke kamarnya. Dia sedang mabuk. Biarkan dia tidur, besok pagi baru kalian balik ke Jakarta." ucap Murad, memerintahkan Kinanti untuk segera membawa Prasetya ke kamarnya.

"Baik Pak." lagi lagi Kinanti hanya bisa pasrah mendengar perintah Murad.

Kinanti kemudian meraih lengan Prasetya dan ia meletakkan lengan Prasetya ke pundaknya.

Dengan berjalan tertatih tatih menuju kamar hotel. Kinanti nampak keberatan membawa beban tubuh sang bos yang kini ada dalam pundaknya.

Ketika mereka kini sudah sampai di dalam lift. Kinanti merasakan sesuatu terjadi terhadap dirinya.

Tiba-tiba tubuhnya terasa panas dan ia merasakan suatu gairah aneh muncul dari dalam dirinya

Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Kenapa tubuh ku terasa aneh seperti ini?" guman lirih Kinan pada dirinya sendiri.

Setelah pintu liftnya terbuka. Kinanti segera membawa Prasetya untuk menuju kamar hotel milik sang bos. Dan kebetulan, kamar milik Kinan tepat berada di samping kamar hotel Prasetya.

Dengan mengunakan akses card untuk masuk kedalam kamar hotel. Kinanti dengan susah payah memapah tubuh Prasetya menuju rajang.

Niat Kinan saat itu ingin merebahkan tubuh Pras ke rajang. Tapi tiba-tiba tubuh mungil Kinanti terhuyung dan ambruk menubruk tubuh Pras. Tepat di atas tubuh Prasetya. Dan hal itu sudah cukup membuat Prasetya membuka matanya.

Kini kedua mata itu saling bertatapan dengan begitu dalamnya. Kinanti yang tiba-tiba merasa sesuatu terjadi pada tubuhnya kini semakin bereaksi.

Apalagi, wanita yang masih perawan itu merasakan sesuatu yang keras terasa menempel pada organ intim nya. Saat ia berada di atas Prasetya. Meskipun masih terhalang rok span selutut yang Kinan kenakan.

Sedangkan Prasetya sendiri justru melihat Kinanti seolah-olah wanita itu adalah Haningrum, istrinya.

"Hanin." sebut Prasetya. Menyebutkan nama sang istri yang sangat ia cintai itu.

"Saya bukan Hanin Pak. Saya Kinan." tutur Kinanti yang masih sadar, dengan posisi dirinya masih berada di atas tubuh Prasetya.

"Tidak, jika kau Kinanti, kau tidak akan berada di atas ku seperti ini." tutur Prasetya sambil memeluk tubuh Kinanti yang ada di atasnya agar tidak pergi.

"Kau cantik sekali Hanin." imbuh Prasetya sambil menatap wajah Kinan dengan tatapan mendamba.

Tidak hanya mabuk, Prasetya juga merasakan sesuatu dari tubuhnya. Gairah untuk bercinta kini di rasakan oleh Pras. Sesuatu yang menuntutnya untuk segera di puaskan.

"Pak sadar Pak, saya Kinan. Saya bukan Hanin istri Bapak." ucap Kinan sambil mendorong dada Pras. Karena Pria beristri itu semakin mendekati wajahnya.

"Jangan menolak ajakan ku Hanin. Bukankah selama ini kau tidak pernah menolak ajakan bercinta dengan ku." tutur Prasetya.

Kemudian ia menggulingkan tubuhnya ke samping. Dan merubah posisinya kini menjadi di atas Kinanti.

Tanpa mendengar penolakan Kinanti, Prasetya yang tidak dalam kondisi sadar dan sudah larut dalam pengaruh minuman keras tersebut langsung menyerang bibir ranum Kinanti dengan begitu intens.

Serangan tiba tiba bibir Pras yang menempel sempurna di bibir Kinanti membuat wanita yang masih perawan dan lajang itu terlena.

Di tambah lagi dengan getaran getaran aneh yang terjadi pada diri wanita itu. Saat ciuman itu berlangsung membuat Kinan kini sudah lupa akan segalanya.

Dan justru ia meleburkan diri untuk meladeni nafsu Prasetya.

Efek obat perangsang yang ia tidak tau bagaimana bisa ia minum saat itu sudah tidak bisa dikendalikan.

Kinanti sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Dalam kondisi ia saat itu masih berciuman dengan Pras. Pikirannya yang masih bisa berfikir waras, mencoba untuk melepaskan diri. Namun, Pras malah justru semakin merangsekkan dirinya pada tubuh Kinanti.

Tangan Prasetya juga sudah tidak bisa diam. Ia menjamah setiap jengkal lekuk tubuh Kinanti yang dia pikir itu adalah Hanin.

Ketika keduanya kini sudah dalam puncak gairah. Mereka pun sama sama melepaskan pakaian mereka. Dan di atas tempat tidur, di kamar hotel milik Prasetya.

Kedua insan manusia yang tidak punya hubungan status sah sebagai suami istri itu melakukan hubungan badan yang seharusnya mereka tidak melakukannya.

Percintaan panas nan membara itu benar-benar mereka lakoni seperti keduanya melakukannya dengan suka sama suka.

Yang ada di pikiran mereka saat itu hanyalah. Bagaimana mereka berdua sama sama mendapatkan klimaksnya.

Setelah beberapa kali melakukan penyatuan, mereka berdua sama sama terhempas ke tempat tidur dengan napasnya yang masih memburu.

"Terimakasih Hanin." ucap Prasetya kala itu. Yang masih meyakini jika wanita yang ia ajak bersenggama itu adalah sang istri.

Terpopuler

Comments

Shanum❤️

Shanum❤️

Gimana klo nanti Kinanti hamil ya ,Yaampun gak bisa bayangin perasaan Hanin

2022-11-15

3

Shanum❤️

Shanum❤️

ulah Murad juga ini ?

2022-11-15

1

🌹YazmiN🌹

🌹YazmiN🌹

Wowww apakah ada jebakan batman??

2022-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Awal kesalahan
2 Murad dan Prasetya
3 One night stand
4 Mimpi Buruk
5 Parfum lain di kemeja Prasetya
6 Kecanggungan Kinanti dan Prasetya
7 Kesedihan Kinanti
8 Keresahan Kinanti
9 Saling mencintai
10 chemistry
11 Sindiran Murad, kekawatiran Prasetya
12 Tes kehamilan
13 Tentang Kinanti
14 Dua garis merah
15 Rahasia Yang Menjadi Beban
16 Cerita sama Ibu (Bu Lastri)
17 Perhatian Kecil
18 Tamu tak di undang
19 Hanin dan Kinanti
20 Rasa bersalah
21 "Dia anak mu juga"
22 Tuntutan Kinanti
23 Kejanggalan
24 Penyesalan
25 Curhat Sama Ibu
26 Meluruskan masalah
27 Dukungan keluarga
28 Pesan Misterius
29 Brigadir Bagas Pramudya
30 Suami idaman
31 Kekesalan Murad.
32 Mengundurkan diri
33 Terbongkar
34 Hati yang kau sakiti
35 Tidak ada gunanya berbohong
36 Kejujuran Prasetya
37 Menerima kenyataan
38 Perasaan sesama wanita
39 Mencoba berdamai
40 Emosional
41 Hanin vs Kinanti
42 Titik terang
43 Perhatian yang mendebarkan
44 Hanin merajuk
45 Kesabaran Hanin
46 Menyukai Suami orang
47 Dukungan Mama Mertua
48 Bau Parfum Itu Lagi
49 Minta Bantuan Mama
50 Klarifikasi
51 Pertemuan Bu Damayanti dengan Kinan
52 Etikat baik
53 Berubahnya sikap Hanin
54 Merajut kembali rasa cinta
55 Mengundurkan diri
56 Aku bukan pelakor
57 Hanin Pras vs Kinan Bagas
58 Kegundahan hati Hanin dan Kinanti
59 Mengembalikan kepercayaan Hanin
60 Makan malam romantis
61 Duel Murad dan Prasetya
62 Menyapa Kinanti
63 Awal pernikahan (Hanin dan Prasetya)
64 Prasetya di bawa ke kantor polisi
65 Istri luar biasa
66 Julian Anthony
67 Ancaman Hanin pada Murad
68 Setelah satu, dua ujian terlewati
69 Berbalas chat
70 Cinta memang buta
71 Datang berkunjung
72 Bersama mu
73 Godaan sang Pelakor
74 Runtuhnya kepercayaan seorang istri
75 Sakit hati
76 Hampa
77 Kehilangan
78 Pernyataan sikap Prasetya
79 Rindu
80 Masih perang dingin
81 Aib
82 Frustrasi
83 Feel
84 Penyesalan terdalam
85 Dramatis
86 Berusaha lebih baik
87 Berdebar
88 "Aku belum memaafkan mu"
89 Sudah tidak bisa seperti dulu
90 Hubungan yang tidak jelas
91 Curhat Hanin pada sahabatnya Sisilia
92 Keputusan Hanin
93 Dua sisi hati yang berbeda
94 Tidak Mau Berpisah
95 Gara gara hujan dan mati lampu
96 Kita masih suami istri
97 Emosional love on the bed
98 Takut Hamil
99 Menghilangkan Jejak
100 Keputusan Hanin (Tamat)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Awal kesalahan
2
Murad dan Prasetya
3
One night stand
4
Mimpi Buruk
5
Parfum lain di kemeja Prasetya
6
Kecanggungan Kinanti dan Prasetya
7
Kesedihan Kinanti
8
Keresahan Kinanti
9
Saling mencintai
10
chemistry
11
Sindiran Murad, kekawatiran Prasetya
12
Tes kehamilan
13
Tentang Kinanti
14
Dua garis merah
15
Rahasia Yang Menjadi Beban
16
Cerita sama Ibu (Bu Lastri)
17
Perhatian Kecil
18
Tamu tak di undang
19
Hanin dan Kinanti
20
Rasa bersalah
21
"Dia anak mu juga"
22
Tuntutan Kinanti
23
Kejanggalan
24
Penyesalan
25
Curhat Sama Ibu
26
Meluruskan masalah
27
Dukungan keluarga
28
Pesan Misterius
29
Brigadir Bagas Pramudya
30
Suami idaman
31
Kekesalan Murad.
32
Mengundurkan diri
33
Terbongkar
34
Hati yang kau sakiti
35
Tidak ada gunanya berbohong
36
Kejujuran Prasetya
37
Menerima kenyataan
38
Perasaan sesama wanita
39
Mencoba berdamai
40
Emosional
41
Hanin vs Kinanti
42
Titik terang
43
Perhatian yang mendebarkan
44
Hanin merajuk
45
Kesabaran Hanin
46
Menyukai Suami orang
47
Dukungan Mama Mertua
48
Bau Parfum Itu Lagi
49
Minta Bantuan Mama
50
Klarifikasi
51
Pertemuan Bu Damayanti dengan Kinan
52
Etikat baik
53
Berubahnya sikap Hanin
54
Merajut kembali rasa cinta
55
Mengundurkan diri
56
Aku bukan pelakor
57
Hanin Pras vs Kinan Bagas
58
Kegundahan hati Hanin dan Kinanti
59
Mengembalikan kepercayaan Hanin
60
Makan malam romantis
61
Duel Murad dan Prasetya
62
Menyapa Kinanti
63
Awal pernikahan (Hanin dan Prasetya)
64
Prasetya di bawa ke kantor polisi
65
Istri luar biasa
66
Julian Anthony
67
Ancaman Hanin pada Murad
68
Setelah satu, dua ujian terlewati
69
Berbalas chat
70
Cinta memang buta
71
Datang berkunjung
72
Bersama mu
73
Godaan sang Pelakor
74
Runtuhnya kepercayaan seorang istri
75
Sakit hati
76
Hampa
77
Kehilangan
78
Pernyataan sikap Prasetya
79
Rindu
80
Masih perang dingin
81
Aib
82
Frustrasi
83
Feel
84
Penyesalan terdalam
85
Dramatis
86
Berusaha lebih baik
87
Berdebar
88
"Aku belum memaafkan mu"
89
Sudah tidak bisa seperti dulu
90
Hubungan yang tidak jelas
91
Curhat Hanin pada sahabatnya Sisilia
92
Keputusan Hanin
93
Dua sisi hati yang berbeda
94
Tidak Mau Berpisah
95
Gara gara hujan dan mati lampu
96
Kita masih suami istri
97
Emosional love on the bed
98
Takut Hamil
99
Menghilangkan Jejak
100
Keputusan Hanin (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!