Nasehat sahabat

Sepasang suami istri sedang duduk di meja makan menikmati sarapannya, seperti biasa Dira melayani Arya dengan baik, tapi kali ini wanita itu memilih diam saja.

Arya juga hanya diam karena rasa bersalah sudah memperkosa istrinya sendiri. Ya walau sebenarnya itu adalah haknya, tapi Arya melakukannya dengan kasar, apalagi ini yang pertama kalinya bagi Dira pasti wanita itu sangat kesakitan. Keduanya diam sembari menikmati sarapan, hingga Arya memulai obrolan pagi itu.

"Maaf" Ucap Arya.

"Maaf untuk apa?" Tanya Dira.

"Maaf karena sudah melecehkanmu, aku tidak sadar tadi malam karena sedang di bawah pengaruh alkohol. Seharusnya aku tidak melakukan itu, gara-gara aku kamu harus kehilangan sesuatu yang berharga yang seharusnya kamu berikan kepada orang yang kamu cintai." Tutur Arya.

"Tidak perlu minta maaf, bukannya itu memang kewajiban ku sebagai istri, untung kamu pulang ke rumah kalau tidak entah wanita seperti apa yang akan kamu tiduri diluar sana. Berpikirlah dewasa jangan mencari solusi dengan mabuk-mabukan, bukannya malah menghilangkan masalah yang ada akan menambah masalah baru. Tidak usah merasa bersalah, keperawananku di ambil oleh orang yang aku cintai, hanya saja laki-laki itu tidak mencintaiku." Ucap Dira.

Arya menelan ludahnya ketika mendengar kata-kata istrinya, dia merasa tertampar karena apa yang di katakan Dira semuanya benar.

"Mulai hari ini aku akan pindah ke kamar kak Arya, tidak ada gunanya kita yg tidur terpisah karena apa yang berharga dalam tubuhku sudah kakak ambil. Aku ingin kak Arya bertanggung jawab atas perbuatanmu." Ucap Dira.

"Tapi Dira aku gak bi..." ucap Arya gantung.

"Aku tidak menerima penolakan kak, apa kakak mau aku memberitahu hal ini kepada kedua orang tua kakak." Ancam Dira.

Arya semakin prustasi dengan ancaman istrinya, laki-laki itu terpaksa menyetujui permintaan istrinya, karena sudah tidak memiliki pilihan lagi.

Kemudian keduanya melanjutkan aktivitas masing-masing, Arya langsung berangkat ke kantor setelah menyelesaikan sarapannya sedangkan Dira membersihkan apartemen dan memindahkan barang-barangnya ke dalam kamar Arya.

Beruntung hari ini dia tidak memiliki jadwal kuliah sehingga tidak terlalu sibuk.

...*****...

Siang harinya Arya sengaja mengajak Dani untuk makan siang bersama, untuk menanyakan kejadian tadi malam. Arya sudah sampai di restoran tempat mereka bertemu, laki-laki itu harus bersabar menunggu sahabatnya yang super sibuk itu.

"Sorry bro, gue telat. Tadi tiba-tiba ada pasien yang harus segera di tangani." Ucap Dani dengan napas ngos-ngosan.

"Iya gue maklum, sebagai Dokter kamu harus siap siaga di setiap waktu. Nih minum dulu." Arya menyodorkan sebotol air mineral untuk sepupu sekaligus sahabatnya itu.

Keduanya makan sembari berbincang-bincang, hingga Arya menyinggung kejadian tadi malam dimana ia dengan tidak sadar sudah memperkosa istrinya.

"Bro, apa benar kamu yang ngantarin aku ke apartemen tadi malam?" Tanya Arya.

"Hmmm, kenapa?" Dani balik bertanya sembari memakan makanannya.

"Gara-gara gue mabuk, gue udah lakuin kesalahan fatal." Ucap Arya.

"Kesalahan fatal apa?" Tanya Dani penasaran.

Arya terlihat bimbang untuk bercerita, tapi karena terus di desak oleh Dani yang sudah penasaran setengah mati terpaksa ia memberitahu sahabatnya itu.

"Gu....gu.....gue menyentuh Dira tadi malam." Ucap Arya.

"Ya elah Ar, gue kirain apaan. Itu mah gak kesalahan fatal, wajar kamu nyentuh istri kamu bro. Kenapa kamu khawatir gitu?" Tanya Dani.

"Gue gak cinta sama dia bro, gue udah berencana akan membuat dia gak betah jadi istri gue. Tapi setelah kejadian ini gue merasa bersalah, mana dia masih perawan lagi." Tutur Arya.

"Arya Arya, gue heran sama lo. Apasih kurangnya istri kamu? Dibandingin sama Tari, Dira lebih baik dari segi apapun. Sudah cantik, muda, pintar, baik hati dan satu lagi dia jelas asal usulnya bro. Dira berasal dari keluarga terpandang dan baik." Ucap Dani menasehati sahabatnya itu.

"Jadi Lo pikir Tari gak baik buat gue." Arya mulai terbakar emosi.

"Kalau dia wanita baik-baik, dia gak bakalan kabur dari pernikahan kalian. Tari itu pengecut bro, untuk apa kamu mengharapkan cintanya lagi." Ucap Dani yang mulai kesal dengan kebodohan sepupunya.

"Tapi Tari hanya mengatakan kalau dia belum siap untuk menikah, makanya gue masih nungguin dia." Ucap Arya.

"Hahahaha, sadar Ar kamu buka mata dan pikiran kamu. Kamu percaya dia pergi hanya karena belum siap atau jangan-jangan dia pergi dengan laki-laki lain. Jangan bodoh bro, pikir itu pakai otak jangan pakai dengkul." Ucap Dani.

"Sialan lo, ngatain gue bodoh."

"Emang kenyataan, cintamu membuat kamu bodoh dan buta. Suatu saat nanti kamu akan menyesal pernah mencintai wanita seperti Tari. Saran gue sebagai sahabat, lebih baik lupakan Tari dan mulailah hubungan baru dengan istrimu, mungkin cinta belum bersemi di dalam hatimu tapi percayalah kalau wanita seperti Dira pasti akan bisa membuatmu jatuh hati." Ucap Dani sembari menepuk pundak sahabatnya.

Arya hanya terdiam mendengar nasehat sahabatnya, dalam hati ia juga mulai berpikir demikian. Sudah saatnya ia belajar membuka hati untuk istrinya, dan melupakan rencana yang sudah ia buat untuk membuat sang istri menyerah.

Dani melihat jam tangan yang melingkar di tangannya ternyata waktu istirahat sudah hampir habis, tidak terasa karena mereka sedari tadi mengobrol dengan serius.

"Gue cabut duluan, jam istirahat sudah hampir habis. Lo sih enak yang punya perusahaan, gue mah cuma Dokter. Gue pamit dulu ya pak bos, ingat yang gue katakan . Jangan sampai nasi sudah jadi bubur baru kamu menyesal." Ucap Dani.

Dira baru sampai di apartemen setelah kembali dari rumah sang mertua dalam rangka les private menjadi istri sempurna.

Dira menyimpan makanan yang ia bawa di lemari dan bersiap untuk mandi karena sebentar lagi suaminya akan pulang.

Sedangkan Arya sengaja pulang lebih awal karena tidak fokus dengan pekerjaannya, nasehat dari sahabatnya sangat mengganggu pikirannya.

Kini laki-laki itu sudah ada di dalam lift menuju lantai apartemennya.

Arya yang memasuki kamarnya terkejut mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

"Ternyata dia gak main-main, barang-barangnya sudah di sini semua." Ucap Arya yang melihat kamarnya sudah di penuhi barang sang istri.

Arya memilih duduk di sofa menunggu Dira selesai dari kamar mandi. Berselang sepuluh menit Dira sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh yang hanya berbalut handuk. Wanita itu belum menyadari keberadaan orang lain selain dirinya di dalam kamar tersebut. Dengan santai Dira mengeringkan rambut panjangnya sambil bersenandung sementara Arya sudah menelan ludah melihat pemandangan yang menggoda iman terpampang nyata di hadapannya.

Terpopuler

Comments

syahira alifa

syahira alifa

dengerin tuh apa kata Dani

2024-02-13

0

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

Nah Lo.... katanya GK cinta tapi kenapa nelan liur juga liat Dira yg cuma pakai handuk

2023-03-23

1

Yuyun Markayun

Yuyun Markayun

ih dasar Arya Munaroh🙄

2023-02-21

0

lihat semua
Episodes
1 Pengantin wanita kabur
2 Perjanjian pranikah
3 Sah
4 Paris
5 Jalan-jalan
6 Penyakit Dira
7 Pulang
8 Terlambat bangun
9 Belajar masak
10 Makan siang bersama
11 Rencana Arya
12 Pindah
13 Berkunjung ke rumah mertua
14 Jaga Dira untuk kami
15 Janji semu
16 Masa lalu Tari
17 Tidak terkendali
18 Nasehat sahabat
19 Membuka hati
20 Khawatir
21 Perhatian Arya
22 Kencan
23 Terpesona
24 Pergi ke rumah sakit
25 Dokter pengganti
26 Semakin serius
27 Melamun
28 Sudah berapa lama
29 Perdebatan
30 Ceraikan aku
31 Pingsan
32 Manis di bibir
33 Bantu aku masuk ke hatimu
34 Perkataan adalah Doa
35 Mesra
36 Jaga mata jaga hati
37 Bertemu
38 Terlalu manis
39 Asal kamu bahagia
40 Khawatir
41 Mendatangi Bimo
42 Jujur
43 Membongkar
44 Hari bahagia
45 Tatapan maut
46 Kesedihan Dira
47 Perawatan
48 Pakaian Dinas
49 Benih-benih cinta
50 Membaik
51 Tabrakan
52 Kabar buruk
53 Saling mengancam
54 Memilih Diam
55 Tangisan Dira
56 Pesan terakhir
57 Pulang dengan sejuta luka
58 Sandaran ternyaman
59 Bangkit
60 Kembali ceria
61 Berubah
62 Jangan Ganggu Mereka
63 Berhenti Menyalahkan Orang Lain
64 Hadiah
65 Terpesona
66 Aku Mencintaimu
67 Akting
68 Hasutan Tari
69 Berubah
70 Wanita Berkelas
71 Apa Kamu Akan Menceraikannya?
72 Draft
73 Aku Menyesal Menikah denganmu.
74 Diatas Angin
75 Peringatan Keras Istri
76 Rumah Sakit
77 Mengandung
78 Keputusan
79 Menunggu
80 Berjuanglah Demi Anakmu
81 Pulang
82 Bunga dan Dira janjian
83 Hancur
84 Semoga Saja
85 Masa Bodoh
86 Sekali Murahan tetap Murahan
87 Ketahuan
88 Panik
89 Amarah Davina
90 Jangan Mau enaknya saja
91 Melepaskan
92 Kedatangan Tamu
93 Semakin Memanas
94 Jangan Sampai Menyesal
95 Dilema
96 Permintaan
97 Sedikit Egois
98 Amarah Tari
99 Kecewa
100 Permintaan Dira
101 Tidak Terpengaruh
102 Fatamorgana
103 Jatuh Terlalu Dalam
104 Kembar
105 Semuanya Sudah Hancur
106 Bahagiakan Dia
107 Mulai Terungkap
108 Fakta yang Sangat Mengejutkan
109 Membaik
110 Liburan
111 Bintang Jatuh
112 Permainan Sudah dimulai
113 Diambang Kehancuran
114 Draft
115 Hidup Hina Sebagai Narapidana
116 Ketakutan Tari
117 Gugup
118 Arya Mengetahui Semuanya.
119 Detik-detik Kehancuran Tari
120 Menguping
121 Tidak Berkutik
122 Dira Mengetahui Semuanya
123 Kambuh
124 Ungkapan Cinta Arya
125 Ketakutan Arya
126 Bidadari Tak Bersayap
127 Perbincangan Tiga Sahabat
128 Sebelas Dua Belas
129 Suami Siaga
130 Bucinnya Arya
131 Curahan Hati Arya
132 Penantian yang tidak sia-sia
133 Bunga Melahirkan
134 Perioritas Utama
135 Kamu Pasti Kuat
136 Wanita Seutuhnya
137 Anugerah
138 Menjenguk
139 Jalan Pagi
140 Surat Wasiat
141 Arya Marah
142 Panik
143 Draft
144 Operasi
145 Bayi Kembar
146 Hancur dan Terpuruk
147 Koma
148 Nasehat Davina
149 Si kembar sudah boleh di bawa pulang
150 Harapan
151 Tari dan Penyesalannya
152 Ancaman Arya
153 Berjuang sekali lagi
154 Semangat Dari semua orang
155 Memasuki Ruang Operasi
156 Operasi Berhasil
157 Membuka Mata
158 Pertemuan Ibu dan Anak
159 Penantian berujung bahagia
160 Kehidupan Bahagia Dira
161 Vitamin
162 Bertemu kembali
163 End
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Pengantin wanita kabur
2
Perjanjian pranikah
3
Sah
4
Paris
5
Jalan-jalan
6
Penyakit Dira
7
Pulang
8
Terlambat bangun
9
Belajar masak
10
Makan siang bersama
11
Rencana Arya
12
Pindah
13
Berkunjung ke rumah mertua
14
Jaga Dira untuk kami
15
Janji semu
16
Masa lalu Tari
17
Tidak terkendali
18
Nasehat sahabat
19
Membuka hati
20
Khawatir
21
Perhatian Arya
22
Kencan
23
Terpesona
24
Pergi ke rumah sakit
25
Dokter pengganti
26
Semakin serius
27
Melamun
28
Sudah berapa lama
29
Perdebatan
30
Ceraikan aku
31
Pingsan
32
Manis di bibir
33
Bantu aku masuk ke hatimu
34
Perkataan adalah Doa
35
Mesra
36
Jaga mata jaga hati
37
Bertemu
38
Terlalu manis
39
Asal kamu bahagia
40
Khawatir
41
Mendatangi Bimo
42
Jujur
43
Membongkar
44
Hari bahagia
45
Tatapan maut
46
Kesedihan Dira
47
Perawatan
48
Pakaian Dinas
49
Benih-benih cinta
50
Membaik
51
Tabrakan
52
Kabar buruk
53
Saling mengancam
54
Memilih Diam
55
Tangisan Dira
56
Pesan terakhir
57
Pulang dengan sejuta luka
58
Sandaran ternyaman
59
Bangkit
60
Kembali ceria
61
Berubah
62
Jangan Ganggu Mereka
63
Berhenti Menyalahkan Orang Lain
64
Hadiah
65
Terpesona
66
Aku Mencintaimu
67
Akting
68
Hasutan Tari
69
Berubah
70
Wanita Berkelas
71
Apa Kamu Akan Menceraikannya?
72
Draft
73
Aku Menyesal Menikah denganmu.
74
Diatas Angin
75
Peringatan Keras Istri
76
Rumah Sakit
77
Mengandung
78
Keputusan
79
Menunggu
80
Berjuanglah Demi Anakmu
81
Pulang
82
Bunga dan Dira janjian
83
Hancur
84
Semoga Saja
85
Masa Bodoh
86
Sekali Murahan tetap Murahan
87
Ketahuan
88
Panik
89
Amarah Davina
90
Jangan Mau enaknya saja
91
Melepaskan
92
Kedatangan Tamu
93
Semakin Memanas
94
Jangan Sampai Menyesal
95
Dilema
96
Permintaan
97
Sedikit Egois
98
Amarah Tari
99
Kecewa
100
Permintaan Dira
101
Tidak Terpengaruh
102
Fatamorgana
103
Jatuh Terlalu Dalam
104
Kembar
105
Semuanya Sudah Hancur
106
Bahagiakan Dia
107
Mulai Terungkap
108
Fakta yang Sangat Mengejutkan
109
Membaik
110
Liburan
111
Bintang Jatuh
112
Permainan Sudah dimulai
113
Diambang Kehancuran
114
Draft
115
Hidup Hina Sebagai Narapidana
116
Ketakutan Tari
117
Gugup
118
Arya Mengetahui Semuanya.
119
Detik-detik Kehancuran Tari
120
Menguping
121
Tidak Berkutik
122
Dira Mengetahui Semuanya
123
Kambuh
124
Ungkapan Cinta Arya
125
Ketakutan Arya
126
Bidadari Tak Bersayap
127
Perbincangan Tiga Sahabat
128
Sebelas Dua Belas
129
Suami Siaga
130
Bucinnya Arya
131
Curahan Hati Arya
132
Penantian yang tidak sia-sia
133
Bunga Melahirkan
134
Perioritas Utama
135
Kamu Pasti Kuat
136
Wanita Seutuhnya
137
Anugerah
138
Menjenguk
139
Jalan Pagi
140
Surat Wasiat
141
Arya Marah
142
Panik
143
Draft
144
Operasi
145
Bayi Kembar
146
Hancur dan Terpuruk
147
Koma
148
Nasehat Davina
149
Si kembar sudah boleh di bawa pulang
150
Harapan
151
Tari dan Penyesalannya
152
Ancaman Arya
153
Berjuang sekali lagi
154
Semangat Dari semua orang
155
Memasuki Ruang Operasi
156
Operasi Berhasil
157
Membuka Mata
158
Pertemuan Ibu dan Anak
159
Penantian berujung bahagia
160
Kehidupan Bahagia Dira
161
Vitamin
162
Bertemu kembali
163
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!