Sah

Arya dengan lantang mengucap akad tanpa ada kesalahan, kini gadis yang duduk di sampingnya itu sudah sah menjadi istrinya.

Arya hanya bisa menerima nasibnya, menikahi perempuan yang tidak di cintainya, entah bagaimana rumah tangganya nanti. Sekarang laki-laki itu tidak bisa berpikir, Arya hanya menjalani perintah kedua orang tuanya agar ia tidak kehilangan warisan keluarganya.

Jika pengantin pria tidak bahagia dengan pernikahan tersebut, berbeda dengan pengantin perempuan yang sampai meneteskan air mata karena impiannya menjadi istri dari seorang Arya Seno Nugroho Akhirnya terwujud.

Kini Dira hanya perlu meluluhkan hati suaminya, agar bisa menerimanya dan melupakan Tari wanita yang di cintai Arya.

Keduanya kini sudah berada di atas pelaminan, bak raja dan ratu semua memuja keserasian pasangan pengantin tersebut. Arya yang tampan bersanding dengan Dira yang cantik, Keduanya tersenyum menyapa tamu yang mengucapkan kata-kata selamat untuk mereka.

Jika Dira tersenyum tulus maka Arya tersenyum penuh kepalsuan, laki-laki itu harus berakting selayaknya pengantin yang berbahagia.

"Kapan ini berakhir, sungguh aku sudah tidak tahan menunjukkan senyum palsu ini. Dasar perempuan manja, aku yakin kamu pasti meminta orang tuamu mengatakan pada orang tuaku untuk menjadi pengganti Tari. Jangan terlalu senang, karena kamu tidak akan bisa mengantikan posisi Tari. Kita lihat saja sampai mana batas kemampuan gadis manja seperti kamu." Ucap Arya dalam hati sembari menatap Dira.

Dira yang menyadari dirinya di tatap oleh suaminya menjadi salah tingkah.

"Kak, jangan tatap aku terus Dira malu Kak." Ucap Dira dengan percaya dirinya.

"Jangan terlalu percaya diri, aku tidak tertarik dengan gadis manja yang tidak bisa apa-apa. Kamu hanya beruntung lahir di keluarga kaya raya, yang hanya bisa menikmati harta orangtuamu saja." Bisik Arya di telinga istrinya.

Mendengar perkataan suaminya membuat hati Dira seperti diremas, dengan teganya Arya mengatakan hal menyakitkan itu padanya. Bahkan mereka masih berada di atas pelaminan.

Sebisa mungkin Dira menyembunyikan rasa sakit itu, menggantinya dengan senyum indahnya menatap suaminya. Sehingga semua tamu yang melihat interaksi keduanya seperti Arya yang membisikkan kata-kata manis untuk Dira, sehingga ia tersipu malu.

"Dasar bermuka dua, pintar juga ni cewek aktingnya." Guman Arya.

Acara pernikahan Arya dan Dira berjalan dengan lancar sampai tak terasa mereka sudah sampai di penghujung acara. Tamu-tamu sudah mulai meninggalkan tempat acara kini hanya tersisa keluarga terdekat saja.

Kedua orang tua Arya dan Dira mendekati mereka, raut wajah bahagia tergambar jelas di wajah keempat manusia yang berdiri di hadapan mereka.

"Kalian istirahatlah, pasti menantu mama sudah capek seharian berdiri menyambut tamu. mama sudah siapkan kamar pengantin untuk kalian. Berbahagialah dan kami menunggu cucu yang menggemaskan dari kalian." Ucap Davina.

"Mama...." Ucap Arya yang tak suka dengan perkataan Davina.

"Sudah-sudah jangan di ributkan lagi, Arya bawa istrimu ke kamar kalian dan ini tiket honeymoon ke Paris untuk kalian. Besok pagi kalian berangkat. Berusahalah menerima pernikahan ini, kalian harus saling mengenal dan membuka hati masing-masing. Jangan lihat masa lalu tapi lihatlah ke depan dimana ada masa depan yang menanti agar kalian tidak menyesal di kemudian hari." Ucap Hendra menasehati pengantin tersebut atau lebih tepatnya mengingatkan sang anak.

"Mama sudah menyiapkan pakaian kamu, semuanya sudah ada di kamar kalian, jadi besok kalian tinggal berangkat saja. Sekarang pergilah istirahat agar besok kalian tidak terlambat." Ucap Citra mertuanya Arya.

Keduanya pamit setelah mendengar nasehat dari para orang tua, baru beberapa langkah keduanya berjalan. Terdengar papa mertua Arya memanggilnya.

"Ya ada apa pa?" Tanya Arya yang sudah merubah panggilannya terhadap Dewa.

"Aku tahu kamu belum mencintai putriku , tapi jangan coba-coba untuk menyakiti hatinya, karena aku sudah menolong keluargamu dari rasa malu dengan merelakan putriku jadi istrimu. Jika kau melakukan itu, aku akan membuat kamu menyesal seumur hidup." Ucap Dewa memperingati menantunya itu.

"Iya pa. Kalau begitu kami permisi dulu." pamit Arya yang sudah tidak tahan mendengar ocehan orang tua mereka.

...*****...

Di dalam kamar terlihat Dira sedang menghapus riasannya, sedangkan Arya sedang berada di kamar mandi membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket.

Dira merasakan debaran di jantungnya saat mendengar suara pintu kamar mandi di buka. Dira bahkan diam mematung saat Arya terlihat dari pantulan cermin yang ada di hadapannya. Wanita itu terpesona dengan keindahan tubuh suaminya, membuat Dira berpikiran yang tidak-tidak.

Tapi khayalan tingkat tinggi Dira di patahkan oleh suara Arya yang menyuruhnya untuk segera mandi. Dengan cepat Dira langsung memasuki kamar mandi dan memulai ritualnya.

Dira yang sudah bertekad untuk merebut hati suaminya, sudah siap memberikan hak suaminya malam ini, bahkan Dira sudah meyiapkan pakaian dinas untuk menarik perhatian suaminya.

"Aku harus bisa membuat kak Arya jatuh hati denganku." Ucap Dira sembari menatap penampilannya di pantulan kaca yang ada di kamar mandi.

Arya yang sudah selesai memakai bajunya, langsung duduk bersandar di ranjang sembari membuka laptopnya, laki-laki itu ingin menuntaskan pekerjaannya. Arya berpikir tidak ada yang istimewa dengan malam pertamanya, lain halnya jika Tari yang menjadi istrinya. Mungkin saat ini mereka sedang menikmati malam panas mereka.

Ceklek.....

Arya mendengar suara pintu kamar mandi terbuka tapi ia tidak ada niat untuk melihat orang yang keluar dari dalam sana. Arya terlihat sibuk dengan laptop Yang ada di pangkuannya tanpa ada minat melihat sang istri.

Dira memberanikan diri untuk mendekati ranjang tempat Arya duduk, ada rasa kecewa saat suaminya tidak meliriknya sama sekali. Tapi tekad gadis ceria itu sudah bulat, ia akan menggapai cintanya. Walau harus sedikit menggoda suaminya dengan memakai pakaian dinas para istri solehot.

"Ya tuhan, kuatkan hamba dan hilangkan rasa malu ini. Bukannya menggoda suami sendiri sah-sah saja yang penting jangan menggoda suami orang. Ini semua aku lakukan demi keuntuhan rumah tanggaku. Bantu aku ya Allah." Doa Dira dalam hatinya.

"Apa kamu tidak lelah terus berdiri di situ." Tegur Arya.

Dira mengambil laptop suaminya kemudian menaruhnya di atas meja yang tidak jauh dari ranjang. Setelah itu ia duduk di dekat suaminya dan mulai menyentuh tangan kekar itu.

"Kak, aku sudah siap menjadi istrimu seutuhnya. Aku sudah siap menyerahkan seluruh hidupku untuk kakak, aku milik kakak sekarang." Ucap Dira.

Arya tersenyum sinis melihat penampilan istrinya itu, bahkan Dira berani menyentuh tangannya dan secara terang-terangan berusaha Menggodanya.

"Kamu pikir aku tergoda dengan aksi murahanmu ini, walau kamu telanj*ng sekalipun aku tidak akan nafsu melihatmu. Dasar perempuan murahan, jangan mimpi aku akan menyentuhmu." Ucap Arya.

Terpopuler

Comments

Lily Formosa Lily

Lily Formosa Lily

jahat banget Arya

2025-01-04

0

Santi Haryanti

Santi Haryanti

ya ampun arya ...mulut mu pedes banget

2023-09-07

1

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

awas hati2 sampai nnti kamu menjilat ludahmu sendiri Arya. 🤨

2023-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Pengantin wanita kabur
2 Perjanjian pranikah
3 Sah
4 Paris
5 Jalan-jalan
6 Penyakit Dira
7 Pulang
8 Terlambat bangun
9 Belajar masak
10 Makan siang bersama
11 Rencana Arya
12 Pindah
13 Berkunjung ke rumah mertua
14 Jaga Dira untuk kami
15 Janji semu
16 Masa lalu Tari
17 Tidak terkendali
18 Nasehat sahabat
19 Membuka hati
20 Khawatir
21 Perhatian Arya
22 Kencan
23 Terpesona
24 Pergi ke rumah sakit
25 Dokter pengganti
26 Semakin serius
27 Melamun
28 Sudah berapa lama
29 Perdebatan
30 Ceraikan aku
31 Pingsan
32 Manis di bibir
33 Bantu aku masuk ke hatimu
34 Perkataan adalah Doa
35 Mesra
36 Jaga mata jaga hati
37 Bertemu
38 Terlalu manis
39 Asal kamu bahagia
40 Khawatir
41 Mendatangi Bimo
42 Jujur
43 Membongkar
44 Hari bahagia
45 Tatapan maut
46 Kesedihan Dira
47 Perawatan
48 Pakaian Dinas
49 Benih-benih cinta
50 Membaik
51 Tabrakan
52 Kabar buruk
53 Saling mengancam
54 Memilih Diam
55 Tangisan Dira
56 Pesan terakhir
57 Pulang dengan sejuta luka
58 Sandaran ternyaman
59 Bangkit
60 Kembali ceria
61 Berubah
62 Jangan Ganggu Mereka
63 Berhenti Menyalahkan Orang Lain
64 Hadiah
65 Terpesona
66 Aku Mencintaimu
67 Akting
68 Hasutan Tari
69 Berubah
70 Wanita Berkelas
71 Apa Kamu Akan Menceraikannya?
72 Draft
73 Aku Menyesal Menikah denganmu.
74 Diatas Angin
75 Peringatan Keras Istri
76 Rumah Sakit
77 Mengandung
78 Keputusan
79 Menunggu
80 Berjuanglah Demi Anakmu
81 Pulang
82 Bunga dan Dira janjian
83 Hancur
84 Semoga Saja
85 Masa Bodoh
86 Sekali Murahan tetap Murahan
87 Ketahuan
88 Panik
89 Amarah Davina
90 Jangan Mau enaknya saja
91 Melepaskan
92 Kedatangan Tamu
93 Semakin Memanas
94 Jangan Sampai Menyesal
95 Dilema
96 Permintaan
97 Sedikit Egois
98 Amarah Tari
99 Kecewa
100 Permintaan Dira
101 Tidak Terpengaruh
102 Fatamorgana
103 Jatuh Terlalu Dalam
104 Kembar
105 Semuanya Sudah Hancur
106 Bahagiakan Dia
107 Mulai Terungkap
108 Fakta yang Sangat Mengejutkan
109 Membaik
110 Liburan
111 Bintang Jatuh
112 Permainan Sudah dimulai
113 Diambang Kehancuran
114 Draft
115 Hidup Hina Sebagai Narapidana
116 Ketakutan Tari
117 Gugup
118 Arya Mengetahui Semuanya.
119 Detik-detik Kehancuran Tari
120 Menguping
121 Tidak Berkutik
122 Dira Mengetahui Semuanya
123 Kambuh
124 Ungkapan Cinta Arya
125 Ketakutan Arya
126 Bidadari Tak Bersayap
127 Perbincangan Tiga Sahabat
128 Sebelas Dua Belas
129 Suami Siaga
130 Bucinnya Arya
131 Curahan Hati Arya
132 Penantian yang tidak sia-sia
133 Bunga Melahirkan
134 Perioritas Utama
135 Kamu Pasti Kuat
136 Wanita Seutuhnya
137 Anugerah
138 Menjenguk
139 Jalan Pagi
140 Surat Wasiat
141 Arya Marah
142 Panik
143 Draft
144 Operasi
145 Bayi Kembar
146 Hancur dan Terpuruk
147 Koma
148 Nasehat Davina
149 Si kembar sudah boleh di bawa pulang
150 Harapan
151 Tari dan Penyesalannya
152 Ancaman Arya
153 Berjuang sekali lagi
154 Semangat Dari semua orang
155 Memasuki Ruang Operasi
156 Operasi Berhasil
157 Membuka Mata
158 Pertemuan Ibu dan Anak
159 Penantian berujung bahagia
160 Kehidupan Bahagia Dira
161 Vitamin
162 Bertemu kembali
163 End
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Pengantin wanita kabur
2
Perjanjian pranikah
3
Sah
4
Paris
5
Jalan-jalan
6
Penyakit Dira
7
Pulang
8
Terlambat bangun
9
Belajar masak
10
Makan siang bersama
11
Rencana Arya
12
Pindah
13
Berkunjung ke rumah mertua
14
Jaga Dira untuk kami
15
Janji semu
16
Masa lalu Tari
17
Tidak terkendali
18
Nasehat sahabat
19
Membuka hati
20
Khawatir
21
Perhatian Arya
22
Kencan
23
Terpesona
24
Pergi ke rumah sakit
25
Dokter pengganti
26
Semakin serius
27
Melamun
28
Sudah berapa lama
29
Perdebatan
30
Ceraikan aku
31
Pingsan
32
Manis di bibir
33
Bantu aku masuk ke hatimu
34
Perkataan adalah Doa
35
Mesra
36
Jaga mata jaga hati
37
Bertemu
38
Terlalu manis
39
Asal kamu bahagia
40
Khawatir
41
Mendatangi Bimo
42
Jujur
43
Membongkar
44
Hari bahagia
45
Tatapan maut
46
Kesedihan Dira
47
Perawatan
48
Pakaian Dinas
49
Benih-benih cinta
50
Membaik
51
Tabrakan
52
Kabar buruk
53
Saling mengancam
54
Memilih Diam
55
Tangisan Dira
56
Pesan terakhir
57
Pulang dengan sejuta luka
58
Sandaran ternyaman
59
Bangkit
60
Kembali ceria
61
Berubah
62
Jangan Ganggu Mereka
63
Berhenti Menyalahkan Orang Lain
64
Hadiah
65
Terpesona
66
Aku Mencintaimu
67
Akting
68
Hasutan Tari
69
Berubah
70
Wanita Berkelas
71
Apa Kamu Akan Menceraikannya?
72
Draft
73
Aku Menyesal Menikah denganmu.
74
Diatas Angin
75
Peringatan Keras Istri
76
Rumah Sakit
77
Mengandung
78
Keputusan
79
Menunggu
80
Berjuanglah Demi Anakmu
81
Pulang
82
Bunga dan Dira janjian
83
Hancur
84
Semoga Saja
85
Masa Bodoh
86
Sekali Murahan tetap Murahan
87
Ketahuan
88
Panik
89
Amarah Davina
90
Jangan Mau enaknya saja
91
Melepaskan
92
Kedatangan Tamu
93
Semakin Memanas
94
Jangan Sampai Menyesal
95
Dilema
96
Permintaan
97
Sedikit Egois
98
Amarah Tari
99
Kecewa
100
Permintaan Dira
101
Tidak Terpengaruh
102
Fatamorgana
103
Jatuh Terlalu Dalam
104
Kembar
105
Semuanya Sudah Hancur
106
Bahagiakan Dia
107
Mulai Terungkap
108
Fakta yang Sangat Mengejutkan
109
Membaik
110
Liburan
111
Bintang Jatuh
112
Permainan Sudah dimulai
113
Diambang Kehancuran
114
Draft
115
Hidup Hina Sebagai Narapidana
116
Ketakutan Tari
117
Gugup
118
Arya Mengetahui Semuanya.
119
Detik-detik Kehancuran Tari
120
Menguping
121
Tidak Berkutik
122
Dira Mengetahui Semuanya
123
Kambuh
124
Ungkapan Cinta Arya
125
Ketakutan Arya
126
Bidadari Tak Bersayap
127
Perbincangan Tiga Sahabat
128
Sebelas Dua Belas
129
Suami Siaga
130
Bucinnya Arya
131
Curahan Hati Arya
132
Penantian yang tidak sia-sia
133
Bunga Melahirkan
134
Perioritas Utama
135
Kamu Pasti Kuat
136
Wanita Seutuhnya
137
Anugerah
138
Menjenguk
139
Jalan Pagi
140
Surat Wasiat
141
Arya Marah
142
Panik
143
Draft
144
Operasi
145
Bayi Kembar
146
Hancur dan Terpuruk
147
Koma
148
Nasehat Davina
149
Si kembar sudah boleh di bawa pulang
150
Harapan
151
Tari dan Penyesalannya
152
Ancaman Arya
153
Berjuang sekali lagi
154
Semangat Dari semua orang
155
Memasuki Ruang Operasi
156
Operasi Berhasil
157
Membuka Mata
158
Pertemuan Ibu dan Anak
159
Penantian berujung bahagia
160
Kehidupan Bahagia Dira
161
Vitamin
162
Bertemu kembali
163
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!