Penyakit Dira

"Tidak ada, kakak lupa ya kalau kita sudah menikah. Jadi apa yang salah dengan tidur satu ranjang." Jawab Dira dengan santai.

"Aku tidak akan pernah lupa dengan pernikahan ini, pernikahan yang membuat hidupku seperti di neraka. Menikahimu adalah bencana dalam hidupku. Ingat saya menikahimu hanya karena menuruti permintaan orang tua saya . Jadi jangan harap kalau saya akan memperlakukanmu seperti istri yang di cintai suaminya, karena yang pantas mendapatkan itu hanya Tari. Hanya tari yang pantas menjadi pendampingku dan menjadi ibu dari anak-anakku." Tutur Arya dengan sombong.

"Tapi wanita yang kamu agung-agungkan itu dengan teganya meninggalkanmu dengan alasan yang tidak jelas. Apa pantas wanita pengecut seperti itu menjadi ibu dari anak-anakmu? Seharusnya kamu sadar kak, wanita yang kamu cintai itu tidak tulus mencintaimu. Apa salahnya kamu membuka hati untuk orang yang telah menyelamatkan mu dari rasa malu karena ulah wanita itu."Ucap Dira.

Merasa kesal dengan suaminya, Dira langsung memasuki kamar mandi untuk membersihkan Diri, pagi hari moodnya sudah rusak karena tingkah suaminya yang masih tidak bisa melupakan kekasihnya itu.

"Sabar Dira, tidak usah kamu pikirkan ucapan kak Arya. Lebih baik nikmati saja waktumu, buat dirimu happy karena kedepannya jalanmu semakin terjal dan menguras emosi dan pikiranmu." Ucap Dira pada dirinya sendiri.

Selesai mandi Dira sudah rapi dan menikmati sarapan yang sudah ada di hadapannya, sedangkan Arya baru selesai membersihkan dirinya dan menyusul Dira menikmati sarapan.

"Kak, hari ini kita mau jalan-jalan kemana lagi?" Tanya Dira sambil mengunyah makanannya.

"Tidak kemana-mana, saya ingin tidur. Apa tubuhmu itu tidak ada capeknya setelah kemarin seharian penuh jalan-jalan." Jawab Arya dengan ketus.

"Baru segitu saja sudah kelelahan, memang kalau faktor usia tidak bisa bohong ya." Canda Dira.

Arya menatap tajam istrinya, karena membawa-bawa umur dan membuat laki-laki itu sedikit emosi.

"Santai aja dong kak, masa gitu aja marah aku cuma bercanda." Ucap Dira.

Hari ini Dira pergi ke tempat wisata yang ada di Paris, Gadis itu tidak takut pergi sendiri. Ardy tidak mau ikut dengan alasan capek tapi tidak menyurutkan keinginan Dira untuk pergi.

Banyak tempat di kunjungi Dira, gadis itu menikmati harinya dengan mengunjungi tempat-tempat menarik di Paris, tak lupa gadis itu juga berbelanja.

Sebagai anak satu-satunya dan mempunyai orang tua yang berada, Dira memang terbiasa hidup dengan kemewahan sedari kecil. Dira dan mamanya sering berbelanja selayaknya wanita yang suka dengan barang mewah. Tetapi walau hidup dengan penuh dengan kemewahan gadis tersebut selalu di didik dengan baik oleh kedua orang tuanya. Menjadi anak yang selalu hidup berkecukupan tidak membuat Dira menjadi anak yang sombong, Dira selalu peduli dengan orang di sekitarnya dan selalu membantu orang yang membutuhkan.

Dira memang sangat di manja oleh kedua orang tuanya, Dira adalah anak tunggal dan sedari kecil sering sakit-sakitan sehingga membuat Dewa selalu memperlakukan Dira bak putri raja yang selalu di penuhi semua kebutuhan dan keinginannya.

Sehingga Dira tidak pandai dalam urusan mengurus rumah atau memasak karena dia tidak di perbolehkan sang papa untuk belajar semua itu.

Pernah Dira meminta di ajarkan memasak oleh asisten rumah tangga mereka tapi berujung dengan kemarahan sang papa.

Flashback

"Papa jangan marah, Dira yang minta di ajarin masak." Ucap Dira yang merasa bersalah karena asisten rumah tangga mereka di marahi habis-habisan oleh papanya.

"Untuk apa Dira?" Tanya Dewa yang masih di Liputi rasa marah.

Anak yang ia jaga bak berlian yang berharga, dan selalu di manja itu, didapatinya sedang asyik berkutat di dapur dengan para asisten rumah tangga mereka.

"Pa, Dira sudah besar jadi apa salahnya belajar memasak. Nanti kalau Dira menikah bagaimana? Dira tidak bisa memasak dan mengurus rumah. Pasti suami Dira akan kecewa." Jawab Dira dengan mata yang mulai berembun menahan tangis.

"Kamu itu menikah untuk menjadi istri, pendamping suamimu bukan menjadi pembantu. Kalau nanti suamimu tidak sanggup mempekerjakan asisten rumah tangga biar papa yang menggajinya." Ucap Dewa.

Bukan tanpa alasan Dira menahan tangisnya, karena bukan hanya memasak ia di larang. Bahkan orang tuanya banyak membatasi kegiatannya, Dira juga tidak mempunyai banyak teman karena orang tuanya selalu membatasi pergaulan Dira, Dira juga tidak di ijinkan papanya yang ingin melanjutkan kuliahnya di luar negeri dengan alasan terlalu jauh. Semua larangan kedua orang tua Dira bukan tanpa alasan Mereka hanya menjaga putri satu-satunya sebaik mungkin apalagi Dira memiliki penyakit yang sudah di deritanya sejak lahir.

Citra dan Dewa harus berbesar hati mengetahui putri cantik mereka ternyata memiliki penyakit jantung bawaan. Dengan lapang dada mereka menerima takdir mereka merawat anak dengan kelainan jantung.

Sejak saat itu kedua orang tua Dira sangat menjaga sang anak, menjalani serangkaian pengobatan agar sang anak bisa sembuh.

Terbukti saat ini kondisi jantung Dira semakin membaik membuat Dewa dan Citra sedikit lega.

Itulah alasan kedua orang tua Dira sangat menjaga dan memanjakan putri tunggal mereka itu. Walau putri mereka sering di bully saat sekolah, teman-teman Dira selalu mengejeknya dengan si anak manja yang penyakitan karena saat itu kondisi Dira sedang parah.

flashback off

Seharian Dira berada di luar, membuat wanita itu sedikit lelah terbukti sesampai di hotel ia segera tidur setelah membersihkan tubuhnya. Dira bahkan melewatkan makan malamnya dan tidak memperdulikan suaminya sejak ia berada di dalam hotel.

Melihat kelakuan istrinya membuat Arya semakin kesal karena dia menganggap Dira adalah gadis manja yang taunya hanya berbelanja, karena Dira pulang dengan banyak belanjaan yang ia bawa.

"Dasar gadis manja, taunya hanya kelayapan dan menghamburkan uang saja. Istri macam apa dia seharian di luar dan ketika kembali langsung tidur, menyapa suami saja tidak ada." Ucap Ardy dalam hati.

...*****...

...Tak terasa hari terus berlalu honey moon sepasang pengantin baru telah usai, tak ada romantisme layaknya pasangan yang baru menikah. Keduanya hanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, Dira yang sudah berusaha membangun komunikasi diantara mereka harus bersabar karena Arya yang tidak mau membangun hubungan baik itu. ...

Arya bahkan tidak mau jika di ajak istrinya untuk pergi jalan ke luar, laki-laki itu dengan tega meninggalkan Dira di hotel dan memilih menikmati kota Paris seorang diri. Dira hanya mampu bersabar dan lebih memilih menikmati kebebasannya di sana. Karena jarang-jarang ia bisa bebas melakukan apa saja ketika di dekat kedua orang tuanya.

Besok pagi mereka akan kembali ke Indonesia, tapi ada yang berbeda dengan Dira malam ini dia tampak lebih pucat dan merasakan lelah yang luar biasa, serta kesulitan bernapas. Arya yang melihat hal tersebut menjadi panik.

"Dira, kamu kenapa?"

Terpopuler

Comments

Lily Formosa Lily

Lily Formosa Lily

tangung jawab arya

2025-01-04

0

Ny Pasaribu Boru Silalahi

Ny Pasaribu Boru Silalahi

ayo Arya tanggung jawab.kamu biarkan Dira jalan sendiri sehingga lelah hati dan fisik.

2023-03-02

3

Nanik Puspita

Nanik Puspita

lanjutkan kakakkkkkk

2022-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Pengantin wanita kabur
2 Perjanjian pranikah
3 Sah
4 Paris
5 Jalan-jalan
6 Penyakit Dira
7 Pulang
8 Terlambat bangun
9 Belajar masak
10 Makan siang bersama
11 Rencana Arya
12 Pindah
13 Berkunjung ke rumah mertua
14 Jaga Dira untuk kami
15 Janji semu
16 Masa lalu Tari
17 Tidak terkendali
18 Nasehat sahabat
19 Membuka hati
20 Khawatir
21 Perhatian Arya
22 Kencan
23 Terpesona
24 Pergi ke rumah sakit
25 Dokter pengganti
26 Semakin serius
27 Melamun
28 Sudah berapa lama
29 Perdebatan
30 Ceraikan aku
31 Pingsan
32 Manis di bibir
33 Bantu aku masuk ke hatimu
34 Perkataan adalah Doa
35 Mesra
36 Jaga mata jaga hati
37 Bertemu
38 Terlalu manis
39 Asal kamu bahagia
40 Khawatir
41 Mendatangi Bimo
42 Jujur
43 Membongkar
44 Hari bahagia
45 Tatapan maut
46 Kesedihan Dira
47 Perawatan
48 Pakaian Dinas
49 Benih-benih cinta
50 Membaik
51 Tabrakan
52 Kabar buruk
53 Saling mengancam
54 Memilih Diam
55 Tangisan Dira
56 Pesan terakhir
57 Pulang dengan sejuta luka
58 Sandaran ternyaman
59 Bangkit
60 Kembali ceria
61 Berubah
62 Jangan Ganggu Mereka
63 Berhenti Menyalahkan Orang Lain
64 Hadiah
65 Terpesona
66 Aku Mencintaimu
67 Akting
68 Hasutan Tari
69 Berubah
70 Wanita Berkelas
71 Apa Kamu Akan Menceraikannya?
72 Draft
73 Aku Menyesal Menikah denganmu.
74 Diatas Angin
75 Peringatan Keras Istri
76 Rumah Sakit
77 Mengandung
78 Keputusan
79 Menunggu
80 Berjuanglah Demi Anakmu
81 Pulang
82 Bunga dan Dira janjian
83 Hancur
84 Semoga Saja
85 Masa Bodoh
86 Sekali Murahan tetap Murahan
87 Ketahuan
88 Panik
89 Amarah Davina
90 Jangan Mau enaknya saja
91 Melepaskan
92 Kedatangan Tamu
93 Semakin Memanas
94 Jangan Sampai Menyesal
95 Dilema
96 Permintaan
97 Sedikit Egois
98 Amarah Tari
99 Kecewa
100 Permintaan Dira
101 Tidak Terpengaruh
102 Fatamorgana
103 Jatuh Terlalu Dalam
104 Kembar
105 Semuanya Sudah Hancur
106 Bahagiakan Dia
107 Mulai Terungkap
108 Fakta yang Sangat Mengejutkan
109 Membaik
110 Liburan
111 Bintang Jatuh
112 Permainan Sudah dimulai
113 Diambang Kehancuran
114 Draft
115 Hidup Hina Sebagai Narapidana
116 Ketakutan Tari
117 Gugup
118 Arya Mengetahui Semuanya.
119 Detik-detik Kehancuran Tari
120 Menguping
121 Tidak Berkutik
122 Dira Mengetahui Semuanya
123 Kambuh
124 Ungkapan Cinta Arya
125 Ketakutan Arya
126 Bidadari Tak Bersayap
127 Perbincangan Tiga Sahabat
128 Sebelas Dua Belas
129 Suami Siaga
130 Bucinnya Arya
131 Curahan Hati Arya
132 Penantian yang tidak sia-sia
133 Bunga Melahirkan
134 Perioritas Utama
135 Kamu Pasti Kuat
136 Wanita Seutuhnya
137 Anugerah
138 Menjenguk
139 Jalan Pagi
140 Surat Wasiat
141 Arya Marah
142 Panik
143 Draft
144 Operasi
145 Bayi Kembar
146 Hancur dan Terpuruk
147 Koma
148 Nasehat Davina
149 Si kembar sudah boleh di bawa pulang
150 Harapan
151 Tari dan Penyesalannya
152 Ancaman Arya
153 Berjuang sekali lagi
154 Semangat Dari semua orang
155 Memasuki Ruang Operasi
156 Operasi Berhasil
157 Membuka Mata
158 Pertemuan Ibu dan Anak
159 Penantian berujung bahagia
160 Kehidupan Bahagia Dira
161 Vitamin
162 Bertemu kembali
163 End
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Pengantin wanita kabur
2
Perjanjian pranikah
3
Sah
4
Paris
5
Jalan-jalan
6
Penyakit Dira
7
Pulang
8
Terlambat bangun
9
Belajar masak
10
Makan siang bersama
11
Rencana Arya
12
Pindah
13
Berkunjung ke rumah mertua
14
Jaga Dira untuk kami
15
Janji semu
16
Masa lalu Tari
17
Tidak terkendali
18
Nasehat sahabat
19
Membuka hati
20
Khawatir
21
Perhatian Arya
22
Kencan
23
Terpesona
24
Pergi ke rumah sakit
25
Dokter pengganti
26
Semakin serius
27
Melamun
28
Sudah berapa lama
29
Perdebatan
30
Ceraikan aku
31
Pingsan
32
Manis di bibir
33
Bantu aku masuk ke hatimu
34
Perkataan adalah Doa
35
Mesra
36
Jaga mata jaga hati
37
Bertemu
38
Terlalu manis
39
Asal kamu bahagia
40
Khawatir
41
Mendatangi Bimo
42
Jujur
43
Membongkar
44
Hari bahagia
45
Tatapan maut
46
Kesedihan Dira
47
Perawatan
48
Pakaian Dinas
49
Benih-benih cinta
50
Membaik
51
Tabrakan
52
Kabar buruk
53
Saling mengancam
54
Memilih Diam
55
Tangisan Dira
56
Pesan terakhir
57
Pulang dengan sejuta luka
58
Sandaran ternyaman
59
Bangkit
60
Kembali ceria
61
Berubah
62
Jangan Ganggu Mereka
63
Berhenti Menyalahkan Orang Lain
64
Hadiah
65
Terpesona
66
Aku Mencintaimu
67
Akting
68
Hasutan Tari
69
Berubah
70
Wanita Berkelas
71
Apa Kamu Akan Menceraikannya?
72
Draft
73
Aku Menyesal Menikah denganmu.
74
Diatas Angin
75
Peringatan Keras Istri
76
Rumah Sakit
77
Mengandung
78
Keputusan
79
Menunggu
80
Berjuanglah Demi Anakmu
81
Pulang
82
Bunga dan Dira janjian
83
Hancur
84
Semoga Saja
85
Masa Bodoh
86
Sekali Murahan tetap Murahan
87
Ketahuan
88
Panik
89
Amarah Davina
90
Jangan Mau enaknya saja
91
Melepaskan
92
Kedatangan Tamu
93
Semakin Memanas
94
Jangan Sampai Menyesal
95
Dilema
96
Permintaan
97
Sedikit Egois
98
Amarah Tari
99
Kecewa
100
Permintaan Dira
101
Tidak Terpengaruh
102
Fatamorgana
103
Jatuh Terlalu Dalam
104
Kembar
105
Semuanya Sudah Hancur
106
Bahagiakan Dia
107
Mulai Terungkap
108
Fakta yang Sangat Mengejutkan
109
Membaik
110
Liburan
111
Bintang Jatuh
112
Permainan Sudah dimulai
113
Diambang Kehancuran
114
Draft
115
Hidup Hina Sebagai Narapidana
116
Ketakutan Tari
117
Gugup
118
Arya Mengetahui Semuanya.
119
Detik-detik Kehancuran Tari
120
Menguping
121
Tidak Berkutik
122
Dira Mengetahui Semuanya
123
Kambuh
124
Ungkapan Cinta Arya
125
Ketakutan Arya
126
Bidadari Tak Bersayap
127
Perbincangan Tiga Sahabat
128
Sebelas Dua Belas
129
Suami Siaga
130
Bucinnya Arya
131
Curahan Hati Arya
132
Penantian yang tidak sia-sia
133
Bunga Melahirkan
134
Perioritas Utama
135
Kamu Pasti Kuat
136
Wanita Seutuhnya
137
Anugerah
138
Menjenguk
139
Jalan Pagi
140
Surat Wasiat
141
Arya Marah
142
Panik
143
Draft
144
Operasi
145
Bayi Kembar
146
Hancur dan Terpuruk
147
Koma
148
Nasehat Davina
149
Si kembar sudah boleh di bawa pulang
150
Harapan
151
Tari dan Penyesalannya
152
Ancaman Arya
153
Berjuang sekali lagi
154
Semangat Dari semua orang
155
Memasuki Ruang Operasi
156
Operasi Berhasil
157
Membuka Mata
158
Pertemuan Ibu dan Anak
159
Penantian berujung bahagia
160
Kehidupan Bahagia Dira
161
Vitamin
162
Bertemu kembali
163
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!