Makan siang bersama

Siang itu Dira pergi ke kantor suaminya bersama dengan ibu mertuanya. Kedua wanita beda usia itu sama-sama ingin mengantarkan makan siang untuk suami masing-masing.

Dira sudah berdandan rapi dan terlihat cantik dengan tampilan mini dress dengan panjang di atas lutut terlihat cantik di tubuh Dira yang mungil. Mini dress tersebut membuat kaki Dira terlihat panjang dan badan terlihat lebih tinggi. Davina bahkan memuji penampilan menantunya tersebut.

"Good sayang, kamu memang tidak pernah salah dalam fashion. Ayo kita berangkat."

Keduanya kini sudah sampai di perusahaan Nugroho grup. Mertua dan menantu tersebut berjalan memasuki perusahan, semua mata tertuju pada kedua wanita cantik berbeda usia tersebut. Bahkan banyak karyawan yang memuji kecantikan Dira yang kini menjadi istri dari orang penting nomor dua dalam perusahan mereka. Arya adalah presiden direktur Nugroho grup jabatan tertinggi kedua setelah Hendra Nugroho sebagai CEO dalam perusahan itu.

"Istrinya pak Arya cantik sekali, aku lebih setuju pak Arya dengan ibu Dira dari pada Tari mantan kekasihnya pak Arya." Ucap seorang karyawan.

"Jelas beda level dong, ibu Dira itu memang terlahir kaya dari lahir sudah pasti sudah terbiasa dan bisa menyesuaikan dengan pak Arya, beda dengan Tari gadis kelas menengah yang tiba-tiba di pacari orang sekelas pak Arya. Kamu tidak ingat bagaimana sombongnya Tari ketika menjadi pacar pak Arya, mana penampilannya menor lagi beda sama Bu Dira yang terlihat cantik, imut dan elegan. Kalau Tari mah penampilannya kayak cewek simpanan om-om. Sok seksi dan selalu berpakaian terbuka!" Seru karyawan lain.

Davina dan Dira sudah berpisah, mertua Dira sudah pergi menuju ruangan papa mertuanya sedangkan Dira kini sudah berada di depan ruangan Suaminya. Sebelum meninggalkan menantunya tak lupa Davina memberi semangat kepada menantunya itu.

Dira melangkahkan kakinya kedalam ruangan suaminya setelah seorang wanita yang berprofesi sebagai sekretaris suaminya membukakan pintu untuk dirinya.

"Silahkan masuk Bu, pak Arya ada di dalam." Ucap wanita itu dengan sopan.

Dira tersenyum dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sekretaris suaminya itu.

"Siang kak" Sapa Dira setelah berada di hadapan suami dan seorang laki-laki yang tidak ia kenal.

"Wah, ternyata istri kamu cantik juga bro. Kalau begini ceritanya kamu mah untung batal nikah dengan Tari. Istri kamu lebih cantik, imut, elegan dan natural beda dengan kekasihmu itu. Kamu yakin gak bakal jatuh hati ? Kalau kamu nolak aku siap menggantikanmu bro." Goda Dani berbisik agar Dira tidak mendengar ucapannya.

"Apaan sih, dasar Casanova. semua cewek selalu cantik di mata kamu." Ucap Arya.

"Biar gue pecinta wanita seperti ini, tapi gue tahu bro mana yang buat dijadikan mainan dan mana yang dijadikan istri. Kalau ini mah, cocok jadi istri. Lihat saja penampilannya polos begitu." Ucap Dani masih berbisik.

"Kamu jangan tertipu dengan tampilan seseorang, zaman sekarang banyak orang yang tertipu dengan penampilan seseorang." Ucap Arya yang mulai geram dengan tingkah sepupunya.

"Ehm.... kak Arya lagi ada tamu ya? maaf kak aku ganggu ya. Dira cuma mau nganterin makan siang untuk kak Arya." Ucap Dira merasa tidak enak.

"Kamu tidak ganggu kok, kenalkan saya sepupunya Arya. Nama saya Dani, selamat atas pernikahan kalian. Maaf tidak bisa hadir saat acara pernikahan kalian." Ucap Dani menjabat tangan istri sepupunya.

"Dira, Terima kasih kak Dani atas ucapannya. Maaf tadi aku tidak tahu kalau kakak adalah sepupunya Kak Arya." Ucap Dira.

Arya yang jengah dengan tingkah sepupunya itu, langsung menyuruh Dani untuk meninggalkan ruangannya, sehingga mendapatkan godaan dari Dani.

"Cieh.... pengantin baru yang maunya berduaan terus. Jadi pengen punya istri nih biar ada yang merhatiin dan bawa bekal ke kantor." Goda Dani yang membuat Dira tersipu.

"Keluar gak Lo, gue timpuk Lo ya. Dari tadi kerjanya godain orang terus." Ancam Arya.

Setelah Dani meninggalkan sepasang suami istri tersebut hanya keheningan yang ada dalam ruangan itu. Arya memijat kepalanya sembari menghela napasnya, niat hati ingin mengurangi intensitas bertemu dengan istrinya berakhir sia-sia karena sang istri menyambanginya ke kantor.

"Mau apa kamu kemari?" Tanya Arya dengan ketus.

"Dira ingin mengantar makan siang dan makan siang bersama dengan kakak." Ucap Dira yang kini duduk di sofa yang sama dengan Arya.

Dira membuka dan menyajikan bekal yang ia bawa,kemudian mengajak suaminya untuk makan siang bersama.

"Kak ayo di makan, kenapa ngeliatin Dira terus. Dira tahu Dira itu cantik, Awas nanti kakak jatuh cinta." Canda Dira.

"Ciihh.... Jangan mimpi de Lo, gak mungkin gue jatuh cinta sama cewek manja kayak kamu. Kamu yakin makanan ini aman untuk di makan, apa cewek manja seperti kamu bisa masak?" Ucap Arya meremehkan istrinya.

"Dira memang belum bisa masak kak. Tapi kakak gak usah khawatir Dira masaknya sama mama kok, jadi di jamin aman. Kak Arya gak akan sakit perut atau keracunan." Jawab Dira jujur.

"Dari awal gue udah gak percaya kamu bisa menyiapkan semua ini. Ternyata di bantuin mama, dasar cewek manja gak bisa apa-apa." Ejek Arya.

"Ya namanya juga masih belajar kak, suatu hari nanti Dira pasti bisa masak kok. Dira akan jadi istri yang kakak inginkan." Ucap Dira dengan ceria menutupi rasa sakit ucapan suaminya.

Arya yang tidak ingin berdebat lagi langsung melahap makanan yang di bawa Dira, laki-laki itu tidak ingin memperpanjang pembicaraan mereka agar Dira cepat keluar dari ruangannya.

Terbukti setelah Dira selesai membereskan kotak makan mereka, dengan tidak berperasaan Arya menyuruh Dira untuk pergi.

"Mau apa lagi kamu disini, sana pergi gue banyak kerjaan. Kamu gak guna juga disini jadi jangan membuang waktu gue." Usir Arya.

"Kak Arya jahat bangat sih, baru juga selesai makan sudah di suruh pergi. Lagian Dira lagi nungguin mama. Tadi mama nyuruh pulang barang. Lagian Dira gak ganggu kok, kakak lanjut kerja saja." Ucap Dira tetap tersenyum.

"Terserah" Arya segera meninggalkan Dira dalam ruangannya setelah mengambil tas kerjanya.

"Kak Arya mau kemana?" Tanya Dira bingung.

"Gue mau meeting di luar, jadi kalau kamu masih mau nunggu mama, silahkan. Gue gak peduli." Ucap Arya meninggalkan Dira.

Dira menghapus air matanya melihat kepergian suaminya, sejujurnya Dira sangat terluka dengan penolakan suaminya. Tapi Dira berusaha kuat demi menggapai hati sang pujaan hati.

Akhirnya gadis itu memutuskan menunggu mertuanya di ruangan suaminya. Bahkan Dira sampai tertidur di sofa akibat menunggu terlalu lama.

Tak lama pintu ruangan Arya terbuka dan seseorang yang masuk terkejut melihat Dira yang tidur di sofa.

Terpopuler

Comments

Im_berl

Im_berl

Gak konsisten kadang2 pake saya, aku terus pake gue 😅😂 rada geli juga bacanya

2023-03-25

1

lihat semua
Episodes
1 Pengantin wanita kabur
2 Perjanjian pranikah
3 Sah
4 Paris
5 Jalan-jalan
6 Penyakit Dira
7 Pulang
8 Terlambat bangun
9 Belajar masak
10 Makan siang bersama
11 Rencana Arya
12 Pindah
13 Berkunjung ke rumah mertua
14 Jaga Dira untuk kami
15 Janji semu
16 Masa lalu Tari
17 Tidak terkendali
18 Nasehat sahabat
19 Membuka hati
20 Khawatir
21 Perhatian Arya
22 Kencan
23 Terpesona
24 Pergi ke rumah sakit
25 Dokter pengganti
26 Semakin serius
27 Melamun
28 Sudah berapa lama
29 Perdebatan
30 Ceraikan aku
31 Pingsan
32 Manis di bibir
33 Bantu aku masuk ke hatimu
34 Perkataan adalah Doa
35 Mesra
36 Jaga mata jaga hati
37 Bertemu
38 Terlalu manis
39 Asal kamu bahagia
40 Khawatir
41 Mendatangi Bimo
42 Jujur
43 Membongkar
44 Hari bahagia
45 Tatapan maut
46 Kesedihan Dira
47 Perawatan
48 Pakaian Dinas
49 Benih-benih cinta
50 Membaik
51 Tabrakan
52 Kabar buruk
53 Saling mengancam
54 Memilih Diam
55 Tangisan Dira
56 Pesan terakhir
57 Pulang dengan sejuta luka
58 Sandaran ternyaman
59 Bangkit
60 Kembali ceria
61 Berubah
62 Jangan Ganggu Mereka
63 Berhenti Menyalahkan Orang Lain
64 Hadiah
65 Terpesona
66 Aku Mencintaimu
67 Akting
68 Hasutan Tari
69 Berubah
70 Wanita Berkelas
71 Apa Kamu Akan Menceraikannya?
72 Draft
73 Aku Menyesal Menikah denganmu.
74 Diatas Angin
75 Peringatan Keras Istri
76 Rumah Sakit
77 Mengandung
78 Keputusan
79 Menunggu
80 Berjuanglah Demi Anakmu
81 Pulang
82 Bunga dan Dira janjian
83 Hancur
84 Semoga Saja
85 Masa Bodoh
86 Sekali Murahan tetap Murahan
87 Ketahuan
88 Panik
89 Amarah Davina
90 Jangan Mau enaknya saja
91 Melepaskan
92 Kedatangan Tamu
93 Semakin Memanas
94 Jangan Sampai Menyesal
95 Dilema
96 Permintaan
97 Sedikit Egois
98 Amarah Tari
99 Kecewa
100 Permintaan Dira
101 Tidak Terpengaruh
102 Fatamorgana
103 Jatuh Terlalu Dalam
104 Kembar
105 Semuanya Sudah Hancur
106 Bahagiakan Dia
107 Mulai Terungkap
108 Fakta yang Sangat Mengejutkan
109 Membaik
110 Liburan
111 Bintang Jatuh
112 Permainan Sudah dimulai
113 Diambang Kehancuran
114 Draft
115 Hidup Hina Sebagai Narapidana
116 Ketakutan Tari
117 Gugup
118 Arya Mengetahui Semuanya.
119 Detik-detik Kehancuran Tari
120 Menguping
121 Tidak Berkutik
122 Dira Mengetahui Semuanya
123 Kambuh
124 Ungkapan Cinta Arya
125 Ketakutan Arya
126 Bidadari Tak Bersayap
127 Perbincangan Tiga Sahabat
128 Sebelas Dua Belas
129 Suami Siaga
130 Bucinnya Arya
131 Curahan Hati Arya
132 Penantian yang tidak sia-sia
133 Bunga Melahirkan
134 Perioritas Utama
135 Kamu Pasti Kuat
136 Wanita Seutuhnya
137 Anugerah
138 Menjenguk
139 Jalan Pagi
140 Surat Wasiat
141 Arya Marah
142 Panik
143 Draft
144 Operasi
145 Bayi Kembar
146 Hancur dan Terpuruk
147 Koma
148 Nasehat Davina
149 Si kembar sudah boleh di bawa pulang
150 Harapan
151 Tari dan Penyesalannya
152 Ancaman Arya
153 Berjuang sekali lagi
154 Semangat Dari semua orang
155 Memasuki Ruang Operasi
156 Operasi Berhasil
157 Membuka Mata
158 Pertemuan Ibu dan Anak
159 Penantian berujung bahagia
160 Kehidupan Bahagia Dira
161 Vitamin
162 Bertemu kembali
163 End
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Pengantin wanita kabur
2
Perjanjian pranikah
3
Sah
4
Paris
5
Jalan-jalan
6
Penyakit Dira
7
Pulang
8
Terlambat bangun
9
Belajar masak
10
Makan siang bersama
11
Rencana Arya
12
Pindah
13
Berkunjung ke rumah mertua
14
Jaga Dira untuk kami
15
Janji semu
16
Masa lalu Tari
17
Tidak terkendali
18
Nasehat sahabat
19
Membuka hati
20
Khawatir
21
Perhatian Arya
22
Kencan
23
Terpesona
24
Pergi ke rumah sakit
25
Dokter pengganti
26
Semakin serius
27
Melamun
28
Sudah berapa lama
29
Perdebatan
30
Ceraikan aku
31
Pingsan
32
Manis di bibir
33
Bantu aku masuk ke hatimu
34
Perkataan adalah Doa
35
Mesra
36
Jaga mata jaga hati
37
Bertemu
38
Terlalu manis
39
Asal kamu bahagia
40
Khawatir
41
Mendatangi Bimo
42
Jujur
43
Membongkar
44
Hari bahagia
45
Tatapan maut
46
Kesedihan Dira
47
Perawatan
48
Pakaian Dinas
49
Benih-benih cinta
50
Membaik
51
Tabrakan
52
Kabar buruk
53
Saling mengancam
54
Memilih Diam
55
Tangisan Dira
56
Pesan terakhir
57
Pulang dengan sejuta luka
58
Sandaran ternyaman
59
Bangkit
60
Kembali ceria
61
Berubah
62
Jangan Ganggu Mereka
63
Berhenti Menyalahkan Orang Lain
64
Hadiah
65
Terpesona
66
Aku Mencintaimu
67
Akting
68
Hasutan Tari
69
Berubah
70
Wanita Berkelas
71
Apa Kamu Akan Menceraikannya?
72
Draft
73
Aku Menyesal Menikah denganmu.
74
Diatas Angin
75
Peringatan Keras Istri
76
Rumah Sakit
77
Mengandung
78
Keputusan
79
Menunggu
80
Berjuanglah Demi Anakmu
81
Pulang
82
Bunga dan Dira janjian
83
Hancur
84
Semoga Saja
85
Masa Bodoh
86
Sekali Murahan tetap Murahan
87
Ketahuan
88
Panik
89
Amarah Davina
90
Jangan Mau enaknya saja
91
Melepaskan
92
Kedatangan Tamu
93
Semakin Memanas
94
Jangan Sampai Menyesal
95
Dilema
96
Permintaan
97
Sedikit Egois
98
Amarah Tari
99
Kecewa
100
Permintaan Dira
101
Tidak Terpengaruh
102
Fatamorgana
103
Jatuh Terlalu Dalam
104
Kembar
105
Semuanya Sudah Hancur
106
Bahagiakan Dia
107
Mulai Terungkap
108
Fakta yang Sangat Mengejutkan
109
Membaik
110
Liburan
111
Bintang Jatuh
112
Permainan Sudah dimulai
113
Diambang Kehancuran
114
Draft
115
Hidup Hina Sebagai Narapidana
116
Ketakutan Tari
117
Gugup
118
Arya Mengetahui Semuanya.
119
Detik-detik Kehancuran Tari
120
Menguping
121
Tidak Berkutik
122
Dira Mengetahui Semuanya
123
Kambuh
124
Ungkapan Cinta Arya
125
Ketakutan Arya
126
Bidadari Tak Bersayap
127
Perbincangan Tiga Sahabat
128
Sebelas Dua Belas
129
Suami Siaga
130
Bucinnya Arya
131
Curahan Hati Arya
132
Penantian yang tidak sia-sia
133
Bunga Melahirkan
134
Perioritas Utama
135
Kamu Pasti Kuat
136
Wanita Seutuhnya
137
Anugerah
138
Menjenguk
139
Jalan Pagi
140
Surat Wasiat
141
Arya Marah
142
Panik
143
Draft
144
Operasi
145
Bayi Kembar
146
Hancur dan Terpuruk
147
Koma
148
Nasehat Davina
149
Si kembar sudah boleh di bawa pulang
150
Harapan
151
Tari dan Penyesalannya
152
Ancaman Arya
153
Berjuang sekali lagi
154
Semangat Dari semua orang
155
Memasuki Ruang Operasi
156
Operasi Berhasil
157
Membuka Mata
158
Pertemuan Ibu dan Anak
159
Penantian berujung bahagia
160
Kehidupan Bahagia Dira
161
Vitamin
162
Bertemu kembali
163
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!