"Ehh, ternyata ada orangnya." Lucas menatap Vino yang ada di sana.
"Aku kira kalian bakal telat." Vino menatap Vano dan Lucas.
"Mana ada sejarah dalam diri kita berdua telat," balas Lucas.
"Ya sudah ayo kita naik," ajak Vino pada mereka berdua.
Vano yang memang seperti itu sikapnya dari dulu pun hanya diam saja, dia pergi duluan masuk ke dalam lift meninggalkan Vino dan Lucas.
"Dasar kulkas, dari dulu gak pernah berubah." grutu Vino dan menyusul Vano dan di ikuti Lucas.
Mereka pergi menuju ruangan Vino yang ada di lantai 20, lantai teratas dari gedung perusahaan William Company.
"Selamat datang tuan Vano dan tuan Lucas," ucap Lexa menyambut kedatangan Vano dan Lucas.
" Hmm," balas Vano dan langsung masuk ke dalam ruangan Vino.
"Perasaan yang punya perusahaan aku deh, kenapa malah kak Vano yang malah seenaknya masuk ke dalam ruanganku," grutu Vino.
"Sabar Vin, kayak kamu gak tahu kakak kamu aja," balas Lucas sambil menepuk pundak Vino dan berlalu mengejar Vano.
"Dasar sama saja." Vino pun mengikuti kedua kakaknya masuk ke dalam ruangannya.
Mereka bertiga akan membahas sesuatu yang akan Vino kerjakan nanti, Vino berencana membuka membangun hotel di daerah Bali, dan dia memerlukan saran dari kedua kakaknya itu.
...**...
Selesai dengan pertemuan dengan Vino di perusahaan William Company, saat jam makan siang Lucas langsung mengajak Lexa pergi untuk makan siang, tentunya itu tampa sepengetahuan Vino dan Vano.
"Kamu mau makan di mana hmm?" tanya Lucas pada Lexa yang duduk di jok samping dia mengemudi.
"Terserah kamu saja, aku ngikut." balas Lexa.
"Kenapa sih, cewek kalau di tanya mau makan apa itu jawabannya selalu terserah?" heran Lucas.
"Ya udah kodratnya kali." balas Lexa santai.
Lucas melirik tajam pada Lexa, dan dia pun tak mau ambil pusing lagi, Lucas langsung membawa Lexa menuju apartemen miliknya.
"Loh kok ke apartemen kamu sih, katanya mau makan?" heran Lexa.
"Iya makan di apartemen aja biar aku yang masak, kan kata kamu tadinya terserah." balas Lucas.
Lexa hanya menganggukkan kepalanya saja, dia pun turun dari mobil dan Lucas langsung menggandeng tangan Lexa memasuki gedung apartemen miliknya.
Sampai di apartemen Lucas, dia memasukkan kode untuk membuka pintu apartemen miliknya dan langsung masuk ke dalam.
"Kamu tunggu di sini dulu aku mau masak." ucap Lucas menyuruh agar Lexa duduk di sofa.
"Oke baby, aku tunggu ya jangan lama lama, perut aku udah kelaparan." balas Lexa dengan senang hati.
Lexa pun menyalakan televisi untuk mengisi kekosongan, sedangkan Lucas langsung pergi ke dapur untuk perang dengan peralatan dapur.
Setelah hampir setengah jam memasak, Lucas pun sudah menyelesaikan kegiatannya, dia menyajikan semua makanan yang sudah dia masak ke atas meja makan dan setelah itu dia pergi memanggil Lexa.
"Sayang ayo makanannya udah siap." pangil Lucas menghampiri Lexa.
"Lah kok malah molor sih." Lucas duduk di samping Lexa dan merapikan rambut Lexa.
"Kamu padahal cantik, pintar, tapi kenapa mau sama aku yang sudah tua seperti ini." gumam Lucas menatap wajah Lexa yang masih memejamkan matanya.
"Kamu itu seharusnya cocok sama Vino, dia juga sama mencintai kamu, tapi kenapa kamu malah memilih untuk bersamaku yang sudah berumur." lanjut Lucas.
"Eugh...." lengkuh Lexa dan membuka matanya.
"Loh kamu kok di sini?" tanya Lexa saat mendapati ada Lucas di depannya.
Lexa mengamati sekeliling dan dia baru ingat kalau ternyata dia saat ini berada di apartemen Lucas.
"Lupa hmm?" tanya Lucas sambil merapikan anak rambut Lexa yang ke depan.
"Hehehe." cengir Lexa.
"Yuk makan, nanti makanannya keburu dingin." ajak Lucas membawa lexa pergi ke meja makan.
Mereka berdua pun makan dengan tenang, dan setelah selesai Lucas mengajak Lexa untuk duduk dulu di ruang tamu.
"Aku kembali aja ya, nanti Vino mencari aku," ucap Lexa takut.
"Gak bakal, nanti aku izinin kamu. Aku masih pengen berduaan sama kamu, emang kamu gak kangen sama aku. Kita udah tiga hari loh gak ketemu." Lucas bermanja pada Lexa.
"Apaan sih iisss, orang tiap malam kita juga video call sebelum tidur." balas Lexa.
Lucas mengubah posisinya, "Yang sanaan dikit." Lucas menyuruh agar Lexa menjauh sedikit dari tempat duduknya.
"Mau apa sih?" heran Lexa tapi tetap melakukan apa yang Lucas suruh.
"Nah ginikan enak." Lucas meletakkan kepalanya di pangkuan Lexa.
"Yang." pangil Lucas pada Lexa.
"Hmm." balas Lexa sambil tangannya memainkan rambut Lucas.
"Udah siap nikah belum?" tanya Lucas.
"Aku sih dari dulu siap siap aja, kamunya aja yang gak siap." balas Lexa.
"Kok aku sih, aku dari dulu pengen lamar kamu loh, tapi takut kamu belum siap."
"Aku waktu menerima cinta kamu, waktu itu juga aku sudah siap nikah muda." balas Lexa.
"Kenapa gak bilang, tau gitu aku lamar kamu dari lama aja."
"Ya makanya tanya dulu jangan main ambil kesimpulan sendiri."
"Ya udah nanti malam aku ke rumah kamu ya temuin papa mama kamu, nanti mungkin tiga hari lagi atau seminggu lagi aku bawa Daddy ke rumah kamu."
"Iya aku tunggu kedatangan kamu."
"Yang, boleh minta sesuatu gak?" pinta Lucas.
"Minta apa?" tanya Lexa menatap Lucas serius.
"Kamu jangan kerja lagi ya, aku gak mau kamu kecapekan. Aku pengen kamu bantuin aku aja." pinta Lucas.
"Bantuin apa?" tanya Lexa.
"Bantuin habisin uang aku lah, kamu tahu gak saldoku jumlah angkanya aja sampai aku gak bisa baca." sombong Lucas.
"Ya udah nanti kamu transfer ke aku aja, tapi kalau soal gak kerja nanti aku pikirkan dulu."
"Setiap hari juga udah aku transfer ke kamu, tapi masih gak habis habis juga, emang sih kalau orang kaya yang gitu."
"Sombong tros."
"Ya gak papa aku sombong memang ada buktinya, dari pada orang orang sombong ehh malah hasil utang."
"Hus, kalau ngomong, suka bener kamu."
"Udah pokoknya aku gak mau tahu, kamu harus berhenti kerja di tempat Vino, enak aja dia sering sering lihat kamu."
"Kalau kamu masih pengen kerja, kamu jadi asisten aku aja, nanti aku gaji lima kali lipat dari gaji kamu kerja di tempat Vino." lanjut Lucas tak menerima bantahan.
"Iya iya sayang, aku nurut apa kata kamu aja. Tapi nanti bantu aku cari gantinya ya, soalnya aku yakin Vino pasti akan marah kalau gak ada yang jadi sekertarisnya." balas Lexa yang akhirnya mau berhenti bekerja.
"Nah gitu dong, iya nanti aku bantu cari pengganti kamu, pokonya nanti setelah lamaran kita langsung nikah aja."
"Aku sayang siap, aku juga udah pengen tinggal serumah sama kamu, di masakin tiap hari sama kamu." balas Lexa.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
DASAR BUAYA 😡😡😡😡😡😡
2023-02-14
0