"Kalau kayak gini terus kayaknya aku bisa hemat deh tinggal di daerah sini." ucap Amoora sambil menenteng kresek makanan yang tadi dia beli.
Saking bahagianya, dia sampai tidak menyadari saat menyebrang jalan ada sebuah mobil yang melaju ke arahnya.
"Awasss...." teriak orang orang yang ada di sekitar jalan.
Amoora pun melihat ke arah mobil itu, dia langsung melemparkan dirinya ke pinggir jalan sehingga membuat siku tangannya terluka.
"Auwss...." ringis Amoora.
"**1*, ganggu jalan orang aja." umpat seseorang yang ada di dalam mobil tersebut.
Orang orang pun berbondong-bondong membantu Amoora untuk berdiri dan menanyakan keadaan Amoora.
"Apakah mbaknya tidak kenapa kenapa?" tanya salah satu dari orang yang menghampiri Amoora.
"Iya saya tidak apa apa." balas Amoora berdiri sambil memegang sikutnya yang berdarah.
"Kalau jalan itu liat kanan kiri, jangan main nyebrang aja. Bagaimana kalau sampai lo tadi ketabrak dan gw harus berurusan sama polisi Hah." maki orang itu setelah menghampiri Amoora.
Amoora yang sedari tadi fokus menatap sikut tangannya pun beralih menatap orang itu.
"KAMU." ucap mereka berdua barengan.
Ya, orang yang hampir menabrak Amoora itu adalah Vino, tadi sebenarnya dia tidak terlalu cepat melajukan mobilnya, tapi karena Amoora main nyelonong saja di depan mobilnya sehingga membuat dia ikutan panik juga.
"Sudah masnya seharunya merasa bersalah karena sudah membuat tangan mbaknya terluka, bukannya malah marah marah'seperti ini." ucap dari salah satu orang yang ada di sana.
"Betul itu, seharunya masnya minta maaf dan bawa mbaknya ke rumah sakit." setuju yang lainnya.
"What, aku yang salah, bukannya dia yang main nyebrang jalan gitu aja yang seharusnya di salahkan?" tak habis pikir Vino dengan mereka semua.
"Sudah bu, pak, saya tidak apa apa kok, ini cuma lecet sedikit saja nanti bisa saya obatin di rumah." ucap Amoora agar mereka tidak menyalahkan Vino lagi, karena dia juga sadar ini semua adalah murni kesalahan dirinya sendiri.
"Tuh, kalian denger sendirikan, kalau dia saja tak mau aku tanggung jawab." balas Vino.
"Gak bisa gitu mbak, dia harus tetap bertanggung jawab, apalagi dia laki laki, jadi harus bertanggung jawab dengan membawa mbaknya ke rumah sakit." balas salah satu orang lagi yang tak setuju dengan apa yang Amoora ucapkan.
"Benar tuh mbak, saya pernah dengar ada orang yang awalnya tangannya hanya lecet sedikit saja, tapi karena di biarkan dan tidak segera di bawa ke rumah sakit lukanya itu semakin membesar dan harus di amputasi tangannya." ada satu orang lagi yang memanas manasi Amoora.
Vino yang mendengar itu jelas tidak percaya, mana ada luka sekecil itu harus di amputasi, ada ada saja deh orang orang ini.
"Sudah ayo cepat masnya bawa mbak ini ke rumah sakit, kalau sampai tidak nanti kami akan melaporkan masnya atas kasus tabrak lari." suruh ibu ibu yang paling heboh sendiri.
"Benar itu, ayo mbak cepat masuk ke dalam mobil, nanti kalau mbaknya di apa apain, mbak bisa minta tolong sama kit, kita setiap hari ada di sini." setuju yang lain sambil membawa tubuh Amoora masuk ke dalam mobil Vino yang kebetulan tadi pintunya tidak di kunci.
Dengan berat hati akhirnya Vino mau mengantarkan Amoora ke rumah sakit, meskipun hatinya sebenarnya dongkol.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
yuce
2x ketemu nih pasti jodoh nar ketemu lagi diperusahaaan.
2022-11-07
1
💞 NYAK ZEE 💞
😂😂😂 setiap ketemu pada ribut padahal nanti sering ketemu .....
bagaimana nanti vino bila tau wanita yg diajaknya ribut adalah pengganti sekretaris nya ......pasti seru.....
2022-10-10
0